MENYATU DALAM BISU PERTIWIKU
Oleh Eko Putra Ngudiraharjo.
Suara-suara bertandang bisu.
Lekuk jejak gelap terharu.
Tertikam sepi getar nadi.
Terkurung sunyi gores hati.
Bergaris acak kedip langit.
Lukis redup pijar kunang.
Berbaris gerak lancip kernyit.
Kais tiap hirup kelakar tembang.
Seraut bayangmu muncul.
Sebait tentangmu terkumpul.
Secarik kertas dan pena bergumul.
Berakhir dilentur syair tersusul.
Detak jantungku berlumur.
Tinta hatiku mencampur.
Lembar jiwaku bersyukur.
Tiap bentuk kata dan bait puisiku tak kenal umur.
Hingga akhir hembusku.
Mereka <puisiku> hidup membeku.
Dalam tiap serpih tulangku.
Dalam tiap busuk dagingku.
Menyatu dalam bisu pertiwiku.
Tawangsari, 25 Februari 2013.