Pelabuhan Terakhir Oleh Gema Wisanggeni

PELABUHAN TERAKHIR
Oleh Gema Wisanggeni

Di pelabuhan terakhir, kuukir namamu pada pasir
ketika para nakhoda dan awak kapal menyandar pagi hari
dan para tukang las bergelut dengan tongkang yang mati

Kusaksikan sekelompok camar terbang,
di antara pasir dan debu yang tengah melayang
mengintai si juragan yang terasing sendiri sejak petang

Di sini, di bus mini ini,
pelabuhan terakhir itu makin menjauh
lantaran si juragan tak lagi berlabuh

Pada kaca jendela kuhembuskan napas letihku
Berembun, lalu kutulis nama kita berdua dengan jari
agar peristiwa kangen dan rindu memiliki saksi