Selembar Purnama Oleh Vidiyani

SELEMBAR PURNAMA
Oleh Vidiyani

Secarik larik
memaksaku melirik
hatikupun terusik

Sebait kata-kata penuh makna
seolah membuka luka
ah, aku terlanjur melihatnya
dan membacanya

Seberkas air mata mengalir begitu saja
jemariku tak kuasa menyekanya
aku terpaku menatap kata-kata
menahanku untuk memalingkan muka

Kertas ini, bait ini, puisi yg kau berikan padaku
saat purnama itu
wajar saja aku terpaku
sejak dulu aku tak membaca kertas itu

Sajak itu, bak pandora bagiku
sekian lama tak pernah kusentuh
sekian lama jg aku menahan rasa ingin tahu
namun setelah sekian lama, rasa sakit itu tetap menggebu
menderu

Ah, seandainya saja aku tidak pergi
pasti tak akan jatuh air mata ini
setelah sekian purnama kulewati
kurasakan penyesalanku tiada terhenti

Aku mati
aku sendiri
aku sunyi
sepi
tanpa dirimu disini

Beberapa saatku terhenyak
ditengah sedih yang tak bisa kuelak
ingin rasanya aku teriak
kupaksa diriku beranjak

Kertas segi empat masih kugenggam
kebimbanganku melunjak ditengah malam
haruskah kertas ini kubuang? atau kusimpan?

Kulipat kertas itu seperti semula
kuletakkan terserak di atas meja
namun rasanya aku tak rela
kusambar kertas itu seketika

Sedikit kenangan tentangmu
tak akan menjadi pengganggu
biarkan ini jadi temanku
mengingatkanku akan dirimu
dan membuka lagi rasa itu
rasa yang tak pernah terusik oleh waktu