PUISI DALAM DONGENG
Oleh Cholis El Ummah
Terpaku hanya pada suara suci
Ku dengar, meski tak dapat ku ucap
Ku lihat, meski tak dapat ku sentuh
Semua dapat ku rasakan dalam aurah nurany jiwaku
Ku ambil sebuah pena, untuk menulis sebuah kisah kecil dalam dongeng
Ada tangis, juga tawa,
Beberapa kurcaci yang ceria dengan nyanyian lagu istana
Namun putri kecil hanya dapat menatap mereka
Senyum kecil menghias pada wajahnya....
Diam” dan di rasakan...
Hentakan kuda dan juga pengembala yang tampan datang pada kejauhan,
Meski tak kunjung sampai, namun kabar istana telah sampai pada angin yang berhembus
Menanti , berharap, juga bermimpi...
Menjadikan sebuah istana dengan sejuta bunga di taman
Namun hanya satu bunga yang wanginya menawan,
Dia bangkit dan pucuk gaun telah tersangkut di pohon kacang,
Apa yang menjadi mimpi akn di ubah jadi sebuah kenyata’an
Benar adanya, pangeran dengan mahkota
Dan kuda yang lincah... dia yakin kebhagiaan telah menjemputnya di ujung derita
“srrrrrrrrrrrrrrrrrrrt”
Angin semilir membawa kertasku pergi,
Tak dapat ku lanjutkan alur cerita pada putri dongeng,
Air mata telah membahsahi pipi mungilku
Melihat kertasku tak dapat ku genggam lagi
Mengharapkan putri dapat menjemput bahagianya
Namun satu penah tak dapat melanjutkanya......