Pelarian Oleh Rachmadiar Perdana

PELARIAN 
Oleh Rachmadiar Perdana

Renungan mengambang dalam kesunyian
Berenang, berputar, menari, mengolok-olok
Menyeret hati yang pincang dan lumpuh
ke sepanjang jalan yang penuh beling dan lintah
Hingga ia terkoyak dalam-dalam
Hingga terlihat dagingnya yang merah itu
Hingga darah yang mengisinya mengalir keluar

Siapakah aku?
Aku yang berlari di atas kerikil-kerikil kristal
Tersusun di atas lahar-lahar yang membara
dan di antara hujan jatuhan bintang terang
yang dulu tersenyum dan tertawa padaku

Yang kukejar?
Tidak ada...
Tidak ada keberadaannya?
atau tidak ada gunanya?
Siapa yang peduli
Tidak ada yang peduli!
Buat apa peduli?
Sedangkan tidak satupun
yang menampakkan wajahnya padaku!

Yang kubisa
hanyalah merangkak
mencoba keluar,
mencoba hidup
Kemana?
Kesana!
Ke sesuatu yang tidak ada tadi!
Bukankah itu tidak ada kata mereka?
Ya!
Tapi biarlah...
Toh, tidak seorang pun yang akan peduli