MAAFKAN KAMI AYAH
Oleh Nurul Dwi Kusumawati
Keringat mengalir membasahi wajahmu,
siang dan malam, kau banting tulang
mencari nafkah untuk kami,
anak-anakmu
Kadang kami tak puas
dengan semua kondisi ini
kadang kami memiliki rasa egois
Maafkan kami, Ayah
jika kami telah menyia-nyiakan hasil jerih payahmu
sungguh, kami baru menyadarinya,
betapa sulit mencari uang,
dengan pengorbanan dan susah payah,
kau mendapatkannya,
sedangkan kami dengan seenaknya
menghambur-hamburkannya dan berfoya-foya
Maafkan kami. Ayah . .