Perempuan Itu Kusebut Bulan... Oleh Dani Sukma AS

PEREMPUAN ITU KUSEBUT BULAN
Oleh Dani Sukma AS

/1/
Perempuan itu kusebut bulan, matanya yang teduh serupa purnama
melingkar di kelopak malam, sebelum akhirnya mengatup dikeheningan
sembari menembang kidung-kidung mimpi di dalam tadarus panjang
saat tidur berjelaga di mataku yang sibuk merapal dzikir keagungan Tuhan

Perempuan itu kusebut bulan, sebab dalam tatapnya ada semacam pijar
menyala dalam jiwaku yang terperangkap gelap, perlahan mengendap
lalu menoktah di atas ranjang menyangga tubuhku yang terkapar
dalam merah-putihnya dzikir yang kurapal, aku pun menemu mimpiku
yang tersangkut di jemari malaikat hingga tak sampai padaku; kecuali secuilnya saja

/2/
Ah, perempuan itulah yang kusebut bulan, sebab aku terpesona pada seringai bibirnya
saat mendesiskan jiwaku yang liar, apalagi saat senyumnya yang menjelma kunang
atau lebih tepat kusebut bintang juga memijar dalam kelelakianku yang menggelepar
serupa gila sasar, alahai... inikah rupanya gelegak nafsu yang terbakar?

Ah, perempuan itulah yang kusebut bulan, sederhana dalam mencinta
hanya berbagi sedekap peluk hangat dan desis manja, lalu kunikmati pergumulan bayang
indah, penuh gejolak, menggelegak, hingga seluruh hasrat terserak
dalam risalah nafsu yang tak habis-habisnya disimak...

Serambi KOMPAK, 2010

Kusebut Engkau Bidadari