SEJARAH CINTA SANG PENDUSTA
Oleh Wulan Sari
Kau kira aku durjana, padahal ia yang berbalik punggung dari wajahmu
Angkasa sejagad merayu ombak dalam tangisku, di dasar 5 samudera tuk jembarkan ikhlas dari jiwa berkelana
Tapi ternyata berbuta, berbisu kau rupanya...
Tidakkah kau melihat mereka?
Pedang yang terasah tanpa henti,
iman memerangi bisikan khilaf, bumi menggoncang-goncangkan aku dan kita,
gunung bagai bumi sehancur-hancurnya,
darah dan laut lebur jadi satu,
hitam atau putih tak jua terbedakan,
dan asap entah kabut yang menyelimuti kegalauan
Namun, semua tak berdaya membantai mata kekasih
hati seorang pecinta yang berdusta
Oh, betapa pedihnya sejarah air mata darah itu
Ia mengalir tanpa henti membanjiri tubuh yang betapa cekingnya
Sampai tak cukuplah aku berkata
Karena detak nadi tak lagi berirama.....
-----------------
26CB43QEEHJD