GUBUK TUA
Oleh Maghfira Kalsum
Suara jangkrik membising di telingaku
pondasi yang rapuh juga dinding bambu yang lapuk
kini bersahabat dengan sebuah bingkai tua
Kayu yang termakan waktu
yang kini bergantung sejuta harapan
kini tak sanggup untuk menjadi rangka yang kokoh
Setiap sudut terdapat sebuah guci beras yang isinya
hanya debu yang tebal, membuat mereka semakin akrap dengan kesunyian
Kesepian yang memekikkan hati
dan kesunyian yang menyiksa pikiran.
Tak terasa,
air mata mengalir merayapi pipiku yang membawaku dalam penyesalan.
Gubuk tua...
aku belajar arti kehidupan padamu
kau melawan kesunyian,
kau hiraukan kesepian,
dan kau, belajar untuk hidup bersama di kala duka yang panjang.
Aku berharap agar aku mampu sepertimu untuk melawan kesunyian yang memaksaku selalu tunduk padanya.