AYAHKU MATAKU
Oleh Ernita Lusiana
Aku tetap berjalan walaupun dalam kegelapan
aku tetap berkeliling walaupun aku tidak dapat melihat
ini perjalanan pulangku, bersama ayah yang menjadi kedua mataku
terdengar hiruk pikuk suara banyak orang dan banyak kendaraan
Aku sedang ada di sebuah terminal
kunaiki tangga bis dituntun ayahku
aku dapat merasakan panas setelah masuk dalam bis
karena memang ini, bis tanpa AC di dalamnya
aku ingin melihat dunia dengan kedua mataku,
melihat wajah ayahku
melihat bis yang sedang kunaiki
melihat banyaknya penumpang yang ada
aku tidak pernah menyalahkan Tuhan untuk keadaanku ini
karena tuhan menyayangiku, aku tahu itu
tuhan mengirim ayah untuk menjadi kedua mataku, dan ayah selalu menunjukkan dunia kepadaku
yah, apa bisnya bagus?
Yah, ada berapa tangga yang tadi aku naiki?
Yah, suara apa itu?
Apa pintu itu di sebelah sana?
Apa disebelah sana juga ada?
Yah, apa nama bis ini?
Yah kenapa bis nya berhenti?
Itulah caraku untuk dapat melihat, dengan itu aku bisa menyaksikan begitu indah dunia ini
Aku bisa melihat banyak orang, banyak kendaraan, bagaimana bentuk bis. dan ada berapa pintu dalam bis ini
Silahkan dilihat-lihat majalahnya dik..
Aku hanya diam, dan mendengarkan suara penjual buku dalam bis
Maaf anak saya tidak bisa melihat, seketika penjual itu mina maaf pada ayahku
Apa semua ini membuatku malu?
Sama sekali tidak, aku bahagia dan aku bangga memiliki ayah yang menjadi pengganti untuk kedua mataku
dan aku dapat melihat dunia, yang kurasa begitu indah.