Dari Kami Untukmu

DARI KAMI UNTUKMU
Puisi Herutrian

Nasib hujan membasahi,
Bumi yang meresapi.
Hakekat siswa belajar, dan Guru mengajar.
seperti semua yang terjadi, tak ada yang abadi.
ada awal ada akhir, ada hidup ada mati.

Sebalok kayu biasa,
tlah kau rubah jadi indah dengan ukiran-ukirannya.
Tak terhingga jasa pengukir itu.
kadang marah karena kayu itu keras dan susah di ukir.
tapi ia tetap berusaha.
kelak kayu-kayu itu akan berpindah,
dia berharap kelak kayu-kayunya dapat terjual mahal.