Puisi Garam Geram

Geram garamku terguyur hujan
Kencang angin tak imbang mentari bersinar
Geram garamku kosong airku
"Jarangan" penuh tak pernah mengalir
Tak ada air "Jokan"
Apalagi "Snitan"

Geram garamku gemuruh terus menggelegar
"Glinding" menganggur
"Kerokan" manyun
Tak ada yang perlu berputar
Air Tua dibalas Air Muda
Tak perlu "Meleram"
"Ngeleb" apalagi...

Geram garamku diamkan saja
Tak ada Air 20
Pun jua 25

Geram garamku
Aku pun geram...
Tak perlu mengutuk gelap sore langit
Tak Perlu mengutuk Tuhan

"Kumbang" dulu romantis
"Laut" pun selalu senyum manis
Kini...
"Barat" menyeringai

Aku tak perlu lagi geram
Geram garamku kian musnah di naungan Allahumma
Berharap kemarau datang sebelum imsak tahun depan
Agar kami masih bisa makan
Minum
Tidur
Bernaung
Berkumpul
Layaknya manusia

28 Oktober 2011

Aku tak perlu geram.....
Meski aku perlu garam.

Ali Amrullah