Dia sulut lagi sebatang,
entah sudah habis berapa batang yang ia bakar hari ini
setelah puas dgn sebatang, ia lanjutkan dengan batang baru
entah apa yang sedang ia tunggu
hidupnya layak nya tanpa tujuan
Setiap datang sang mentari,
ia sambut dengan sebatang.
pada sang rembulan
ia juga beri salam dengan sebatang
mungkin kalau paru-parunya bisa teriak
dia akan memaki sang tuan
sesak dengan kepulan asap
tapi dia hanya diam,
tatapanya sayup kedepan
harapannya seperti pudar
hidupnya seperti mati
LaLu,
Kenapa dia masih bertahan?
mungkinkah ada sepercik harapan
ato sepenggal keyakinan?
ya......
keyakinan,
mungkin itu yang ia punya
dalam karamnya mimpi.
semoga saja keyakinan itu benar,
entah sampai kapan TUHAN kan menjawab,
sepenggal keyakinan yang ia pegang
sampai saat ini
hari semakin malam,
purnamapun berselimut kabut
lelaki itu beranjak pergi menuju kegelapan
sosok tubuhnya hilang ditelan pekatnya malam
mungkin,
esok hari ia kan datang lagi
dengan sebatang rokok dimulutnya
seperti hari biasanya,
ia kan tersenyum pada sang mentari
dan akan pergi,
ketika hari semakin gelap.
Lelaki dengan sebatang RoKoK
begitu aku menyebutnya
teruslah bermimpi, dengan keyakinanmu
dan percayalah,
kelak dirimu kan seperti mentari,
meberi hangat kala pagi,
dan juga sang purnama
yang menyibak gelapnya malam
menerangi setiap langkah kaki...
kelak jika waktuku datang
kan kuiringi langkahmu...