Bai'at Ketiadaan

BAI’AT KETIADAAN
Oleh Gygy

Pagi ini. . .
Masih seperti pagi kemarin, ketika para kapitalis renta tengah bersiap menghitung tetes demi tetes peluh yang mengucur ketika bahu kami sudah tak mampu  menopang tangan kami sendiri.
Masih seperti pagi kemarin ketika si induk memangsakan teluar yang sekian lama dierami keputus asaannya sendiri.
Masih seperti pagi kemarin ketika kerentaan dunia semakin dibuai oleh kerentaan-kerentaan pola perilaku.

Siang ini . . .
Pun masih siang yang panasnya menyiratkan hedonisme, mentari seolah semakin gencar memancar, merajang kulitkulit setipis ari yang enggan menyadari keberadaan keterpurukan yang kian mendekat.
Masih siang kemarin yang penuh dengan hingar-bingar ambisi, pengubah terik mentari menjadi hymne kematian yang menyanjung.

Malam ini . . .
Kembali padam.
Bidam eksekutor dendam.
Kembali berkibar.
Memaksa kita, kami dan mereka berlayar dalam deru yang kian dan kian

Kehidupan jahanam ini akan kalian temui ketika kalin menyerahkan diri, dalam bai’at ketiadaan.
Pengukuh kehancuran.