Curahan Tinta Merah Oleh M. Ogi

CURAHAN TINTA MERAH
Oleh M. Ogi

Aku terdiam disini terlena akan indahnya detak nadi waktu.
Terperangkap ruang orkestra dari lakon massa.
Membawa raga terjerumus lubang penyesalan zaman,
Mereka mempertunjukan sikap khilap terusik dunia.

Berbasuh nanah setubuh dari kebusukan hati.
Aku yang lemah dalam pertempuran.
Aku yang kalah dalam perang.
Dan setan angkat piala sembari tertawa.

Denyutnya selalu selaras dengan langkah jarum yang berputar.
Terus, terus dan terus tak pernah lelah bahkan letih langkahnya mengiringi zaman.
Kian senja hingga rembulan terbangunkan.
Nadi itu takan pupus seketika.

Aku hentikan tulisanku sejenak.
Mengingat terlalu banyak curahan tinta merah yang tertumpah.
Sang Pencipta waktu dan aku belum membaca buku ini.
Tapi Ia mengetahui dari lembaran yang terlewat.

Aku terdiam senyap mengakui keberadaanNya.
Tak elok namun Indah.
Tak nampak namun Terasa.

Dari aku yang bertumpah nanah.
Mengharap hujan membasuh.
Dan biarkan lanjutkan buku yang belum terselesaikan.
Dari bimbingan sang penemu waktu.