Sajak Pak Tua Oleh Kang Imam Al-Jabluk

SAJAK PAK TUA
Oleh Kang Imam Al-Jabluk

Pak tua, ada kala kutemukan kebenaran diantara dusta
Petuah bagai mutiara keluar dari mulut manis berbisa
Tak ada hinaan dan cercaan tapi kalimat pepatah yang terkata
Sungguh tak disangka keranda yang kau bawa kini berubah menjadi kereta kencana
Apa yang membuat semua serasa berbeda?
Apa karena hari-harimu sudah tua sehingga balada masa mudamu kini sudah tiada?
Atau kau saksikan teman-temanmu satu-persatu dipanggil Yang Maha Kuasa dan kini kau sendiri yang tersisa?

Haaa,,, aku selalu ingat dan tak pernah lupa pak tua,
dimana engkau mempermainkan agama,
mencaci-maki sekedar untuk tertawa,
merendahkan para ulama,
sampai kau tampar muka orang tuamu yang sudah renta,
dan kau hanya tertawa sambil membusungkan dada seraya berkata-kata seakan kehidupan selanjutnya tak pernah ada dan manusia hanyalah sebuah boneka yang diatur untuk meramaikan dunia.
Astagfirullah... kau bersikap seakan semua dosa tak pernah ada, surga dan neraka hanyalah kiasan belaka.

Tetapi kini kau telah sadar pak tua
Kau hijrah dari telaga yang penuh lumpur dan bernoda
Coretan kehidupan kini kau isi dengan sajak yang penuh makna dan berharga
Kau sesali kehidupan lama dengan air mata dan do’a
Aku berkata,
Tak perlu kau linangkan air mata pak tua
Sebab itu bukan jiwa seorang satria
Jangan kau lakukan sesuatu dengan terpaksa
Keikhlasan dan iringan do’a lah yang seharusnya kau jaga
Dosa dan pahala hanya Tuhan lah yang dapat menilai segala tingkah laku kita
Maka dari itu lakukanlah dengan taqwa dan percaya.

Selamat pak tua,
Semoga Tuhan selalu ada dimana sekarang engkau berada