Dihadapan Senja Aku Menantimu Oleh Giriloka

DI HADAPAN SENJA AKU MENANTIMU
Oleh Giriloka

Lembayung senja
Haru memburu penantian
Diantara jejak
Yang telah lama letih kutapaki

Letihnya pernah menguras
Harapku untuk sekedar tahu
Apa warna di hatimu
Meski kini
Aku mulai mengenalmu

Lembayung senja tenggelamkan asaku
Untuk sekedar menatap wajamu
Temayum sunyi menyeruak
Dalam kepingan cahaya rembulan redup
Ketika penantian kutangisi sehabis air mataku

Wahai purnama…..
Haruskah aku termangu…..
Haruskah aku terpaku…..
Bilakah kau dipelukanku…..

Inikah jawab dari penantianku ketika
Hati tak saling memberi
Meski rasa telah meminta

Satu kau di hatiku
Meski cuma harap dan damba
nyatanya

LEMBAYUNG
I

Senja membalut pertemuan kita
dengan angin yang sedikit
Berhembus

Sementara
lembayung mewarnai langit
serupa rona di pipimu

Seketika itu pula
Kau curi rinduku
Hanya dengan senyuman di
Bibirmu


LEMBAYUNG
II


Hari itu
Berkali-kali angin menuntuku
Untuk menatapmu

Dan kau tahu,
Telah kulihat surga di matamu

Kini
biarkan aku berjalan
untuk menggapainya

sebab rinduku tak sekedar
selalu menyebut namamu



LEMBAYUNG
III


Dalam dekapan senja
Teratai tertunduk dihembus
angin lalu

matahari kembali tenggelam
dalam pelukan lembayung
dan aku duduk termangu
memandang senyuman itu

Ilalang menari dalam pelukan
angin meski sedikit ragu untuk
membagi cerita dengan teratai
yang tertunduk malu