Hanyalah Peninggalan

HANYALAH PENINGGALAN
Puisi Hugo Gian

Liak liuk tangga itu semakin tinggi dan meninggi
Jika nantinya jatuh itu akan sakit
Jika nantinya terbang dan nanti juga jatuh
Dan itu sakit... dan itu lara... dan itu musnah

Debu tinggallah debu
berbeda dengan apa yang dijanjikan ibu
Berkata dulu ayah
Tanah terjanji itu akan segera datang

Ayah pasti membual
Ayah pasti tak akan benar

Ibu tak pernah jadi debu
Walaupun esok jadi abu
Ibu akan tetap tinggal
Tapi tidak akan ada yang tertanggal

Andaikan benang-benang kusut itu saling beradu lagi
Semua kerumitan menjadi- jadi dan terjadi
Oh hidup.... terlalu bergantungkah aku padamu?
aku mencintai diriku tapi tidak dengan dosa asalnya..

Ayahku seorang yang tidak baik
Ibuku juga belum orang yang sempurna
Orang tua tidaklah selalu terdepan
garda yang terdepan tetap di tanganMu

Dosa ayah menjadi dosaku
Dosa ibu menjadi dosaku

Ayah dengan tanah terjanjinya itu adalah mimpiku
Ibu dengan naungannya adalah tempat tinggalku
dan aku tidak akan pernah meninggalkan mimpiku
Tanah terjanji yang berupa tempat ku bertinggal

Oh dosa Ayah
Wahai dosa ibu
denganmu aku hidup
denganmu aku merajai hariku selalu

Andai waktu nanti datang
Janganlah Kau datangkan terlalu cepat
Berilah kami kesempatan walaupun sekelibat kilatan petir
supaya aku bisa menebus dosa tinggalan ayah ibu

Dan nantinya andaikan aku mati nanti
semua malaikat meniup terompet
dosa asal itu sudah pergi
serta tinggallah aku dengan ayah dan ibu tanpa sekelumit dosa di atas sana

Dosa tetaplah dosa
Asal tetaplah asal
dosa asal tak pernah asal dan selalu tinggal
Namun Dia yang merajai waktu
tidak akan selalu melekatkan dosa asal
Selalu.....

Selalu
Padamu
Padaku
Pada Ayah
Pada Ibu
dan pada tua tua yang ada