MEMELUK KENANGAN
Oleh Murni Oktarina
Tatkala jemari merangkai kata, hati pun turut mengenang sebuah kisah
Mengingatkan sebuah tempat teduh nan cantik bergelimang eloknya titian alam
Batin ingin menangis bila terlintas kenangan dulu pada sosok yang lemah
Namun, mampu menggetarkan jiwaku dalam pelukannya sehangat selimut malam
Masih terekam dalam bayangan akan sosokmu yang selalu berhiaskan senyuman cerah
Sekarang aku terpaku menitikkan bulir air bening membasahi wajah
Desiran angin dan merdunya kicauan burung selalu membuka kenangan kita
Rumah kecil ini sekarang sepi tanpa hadirmu yang selalu merenda lembaran bahagia
Nenek…. Dalam rumah indah kita yang dikelilingi birunya langit bertabur awan
Kau selalu mengajarkanku tentang kebahagiaan dan arti pengorbanan
Tempat berteduh kita, tempat berkumpul keluarga kita yang beriring irama syahdu
Di sanalah kau buai dan memanjakan diriku dengan tangan kasih sayangmu
Tubuhmu yang hanya berbalut kulit menampakkan tulang-tulang tua
Beban sakitmu menggerogoti hampir seluruh kekuatan pada jasmanimu
Kata terakhirmu untukku, terucap lemah menyiratkan akan kepergian segera
Akhirnya kau terbujur kaku, memecahkan tangisku menutup penderitaanmu
Nenek…. Hingga detik ini rumah kita dulu tetap indah dalam buaian jantung alam
Mentari menyinarinya, embun menyejukkannya dan bulan meneranginya
Rumah di tengah naungan eloknya dunia seluas galaksi membentang
Tetap akan berdiri kokoh seiring cintaku padamu yang bertahtakan emas permata
Putih buih ombak menemani langkahku merajut kemenangan di balik duka kehilangan
Selayaknya celoteh kecil yang selalu kau bisikkan kala diriku hampir berputus asa
Saat itu kau genggam tanganku mengalirkan semangat membangkitkan harapan
Sampai saat ini aku tetap bersandar pada kekuatanmu yang selalu tertanam di dasar jiwa