Pahlawan tanpa tanda jasa
Ialah Guru
Yang mendidik ku
Yang membekali ku ilmu
Dengan tulus dan sabar
Senyummu memberikan semangat untuk kami
Menyongsong masa depan yang lebih baik
Setitik peluhmu
Menandakan sebuah perjuangan yang sangat besar
Untuk murid-muridnya
Terima kasih Guru
Perjuanganmu sangat berarti bagiku
Tanpamu ku tak akan tahu tentang dunia ini
Akan selalu ku panjatkan doa untukmu
Terimakasih Guruku
Pahlawan Pendidikan
Jika dunia kami yang dulu kosong
tak pernah kau isi
Mungkin hanya ada warna hampa, gelap
tak bisa apa-apa, tak bisa kemana-mana
Tapi kini dunia kami penuh warna
Dengan goresan garis-garis, juga kata
Yang dulu hanya jadi mimpi
Kini mulai terlihat bukan lagi mimpi
Itu karena kau yang mengajarkan
Tentang mana warna yang indah
Tentang garis yang harus dilukis
Juga tentang kata yang harus dibaca
Terimakasih guruku dari hatiku
Untuk semua pejuang pendidikan
Dengan pendidikanlah kita bisa memperbaiki bangsa
Dengan pendidikanlah nasib kita bisa dirubah
Apa yang tak mungkin kau jadikan mungkin
Hanya ucapan terakhir dari mulutku
Di hari pendidikan nasional ini
Gempitakanlah selalu jiwamu
wahai pejuang pendidikan Indonesia
tak pernah kau isi
Mungkin hanya ada warna hampa, gelap
tak bisa apa-apa, tak bisa kemana-mana
Tapi kini dunia kami penuh warna
Dengan goresan garis-garis, juga kata
Yang dulu hanya jadi mimpi
Kini mulai terlihat bukan lagi mimpi
Itu karena kau yang mengajarkan
Tentang mana warna yang indah
Tentang garis yang harus dilukis
Juga tentang kata yang harus dibaca
Terimakasih guruku dari hatiku
Untuk semua pejuang pendidikan
Dengan pendidikanlah kita bisa memperbaiki bangsa
Dengan pendidikanlah nasib kita bisa dirubah
Apa yang tak mungkin kau jadikan mungkin
Hanya ucapan terakhir dari mulutku
Di hari pendidikan nasional ini
Gempitakanlah selalu jiwamu
wahai pejuang pendidikan Indonesia
Maju Terus Siswa Indonesia
Dengar, dengar, dengarlah isi tulisan ini
Hanya kepadamu harapan ku sandangkan
Hanya kepadamu cita- cita dipertaruhkan
Tak ada sesuatu yang tak mungkin bagimu
Bangkitlah melawan arus yang terus mendera
Kuasailah dirimu dengan sikap optimis
Paculah laju kudamu sekencang-kencangnya
Lawanlah bebatuan terjal yang mengusik di jalanan
Ingat, Engkau adalah harapan, engkau adalah masa depan
Masa depan ada di tanganmu
Harapan terpendam ada di pundakmu
Nasib bangsa engkau yang menentukan
Hanya kepadamu harapan ku sandangkan
Hanya kepadamu cita- cita dipertaruhkan
Tak ada sesuatu yang tak mungkin bagimu
Bangkitlah melawan arus yang terus mendera
Kuasailah dirimu dengan sikap optimis
Paculah laju kudamu sekencang-kencangnya
Lawanlah bebatuan terjal yang mengusik di jalanan
Ingat, Engkau adalah harapan, engkau adalah masa depan
Masa depan ada di tanganmu
Harapan terpendam ada di pundakmu
Nasib bangsa engkau yang menentukan
Negeri Ini
NEGERI INI
Saat sarafku dipengapkan meja 1/2 biro
Kupahat hatiku itu lagi
Pada prasasti tugu negriku
Agar para pahlawan negri ini
Tak lagi keluhkan sesal
Harus lahir di negri ini
Sudirman-sudirman reformasi
Harus berkembang di negri ini
Sukarno-sukarno reformasi
Harus bangkit di negri ini
Suharto-suharto reformasi
Agar diponegoro tak lagi keluhkan java
Agar wolter monginsidi tak tangisi celebes
Agar Patimura tak sia-siakan maluku
Agar Indonesiaku
Tak lagi tangisanku
maba, 9 juli 2008
Saat sarafku dipengapkan meja 1/2 biro
Kupahat hatiku itu lagi
Pada prasasti tugu negriku
Agar para pahlawan negri ini
Tak lagi keluhkan sesal
Harus lahir di negri ini
Sudirman-sudirman reformasi
Harus berkembang di negri ini
Sukarno-sukarno reformasi
Harus bangkit di negri ini
Suharto-suharto reformasi
Agar diponegoro tak lagi keluhkan java
Agar wolter monginsidi tak tangisi celebes
Agar Patimura tak sia-siakan maluku
Agar Indonesiaku
Tak lagi tangisanku
maba, 9 juli 2008
Kemerdekaan Indonesia
Aku bisa tertawa
Aku bisa bergaya
Aku bisa berpesta
Aku bisa tamasya
Karena Indonesia telah merdeka
Kemerdekaan yang mahal harganya
yang tak dapat diukur dengan harta
sekalipun segunung, sepulau bahkan sebenua
Kini kewajibanku sebagai anak bangsa
Belajar tekun untuk membangun bangsa
Agar nanti menjadi negara yang kaya rayaAku ingin….
Pahlawan yang telah gugur dahulu
dapat tertawa lega melihat anak cucunya bahagia
Mereka dapat tidur nyenyak di sisi-Nya
Aku bisa bergaya
Aku bisa berpesta
Aku bisa tamasya
Karena Indonesia telah merdeka
Kemerdekaan yang mahal harganya
yang tak dapat diukur dengan harta
sekalipun segunung, sepulau bahkan sebenua
Kini kewajibanku sebagai anak bangsa
Belajar tekun untuk membangun bangsa
Agar nanti menjadi negara yang kaya rayaAku ingin….
Pahlawan yang telah gugur dahulu
dapat tertawa lega melihat anak cucunya bahagia
Mereka dapat tidur nyenyak di sisi-Nya
Kemerdekaan Semu
Kemerdekaan semu menghinggap
Bukan diraih karena tetes perjuangan
Dengan motto "Sampai Titik Darah Penghabisan"
Atau gelora pembangkit semangat "Rawe-rawe
rantas, malang-malang putung"
Entah benar atau tidak ejaan pun ku tak tahu
Kemerdekaan semu dirasa
Bukan karena ingin bebas dari belenggu jajahan
Tapi karena merasa lebih bebas
Entah mengapa...
Bebaskah?
Kemerdekaan...
Yah, itulah istilah yang kuguna
Kemerdekaan yang sebenarnya memalukan
Kemerdekaan yang sebenarnya tak boleh kuulang
Kemerdekaan yang bisa keblabasan
2005
Bukan diraih karena tetes perjuangan
Dengan motto "Sampai Titik Darah Penghabisan"
Atau gelora pembangkit semangat "Rawe-rawe
rantas, malang-malang putung"
Entah benar atau tidak ejaan pun ku tak tahu
Kemerdekaan semu dirasa
Bukan karena ingin bebas dari belenggu jajahan
Tapi karena merasa lebih bebas
Entah mengapa...
Bebaskah?
Kemerdekaan...
Yah, itulah istilah yang kuguna
Kemerdekaan yang sebenarnya memalukan
Kemerdekaan yang sebenarnya tak boleh kuulang
Kemerdekaan yang bisa keblabasan
2005
Ingin Ku Suarakan
Ingin kusuarakan apa saja di sini, tapi angin punya
telinga dan kata-kata. bahkan lampu-lampu taman ini
akan merekam dan menyuarakan kembali dengan bahasa
lain. lalu dinding memagar tubuhku,
kesepian yang mendekam!
ingin kumerdekakan apa saja di sini, tapi burung
tak punya lagi sarang yang tenteram. pohon-pohon telah
memburu kota demi kota, mengubah ketenteraman jadi
kegaduhan, dan asap yang dimuntahkan beribu
cerobong pabrik adalah oksigenku setiap detik. aku
merokok limbah serta mengunyah beton!
ingin kutulis apa saja di sini, tapi koran tak lagi
punya suara. seribu iklan memadati halaman
demi halamannya, seperti gula-gula yang dikunyah
anak-anakku. aku hanya membaca bahasa angin di sana
kemudian meliuk di balik bendera setengah tiang.
kemudian hening…
ingin kusuarakan kembali kemerdekaan di sini, tanpa
granat dan senapan. ingin kuteriakkan penderitaan
burung yang kehilangan kebebasan terbang. hingga
di udara yang terbuka tak akan ada lagi kecemasan-kecemasan
1994
telinga dan kata-kata. bahkan lampu-lampu taman ini
akan merekam dan menyuarakan kembali dengan bahasa
lain. lalu dinding memagar tubuhku,
kesepian yang mendekam!
ingin kumerdekakan apa saja di sini, tapi burung
tak punya lagi sarang yang tenteram. pohon-pohon telah
memburu kota demi kota, mengubah ketenteraman jadi
kegaduhan, dan asap yang dimuntahkan beribu
cerobong pabrik adalah oksigenku setiap detik. aku
merokok limbah serta mengunyah beton!
ingin kutulis apa saja di sini, tapi koran tak lagi
punya suara. seribu iklan memadati halaman
demi halamannya, seperti gula-gula yang dikunyah
anak-anakku. aku hanya membaca bahasa angin di sana
kemudian meliuk di balik bendera setengah tiang.
kemudian hening…
ingin kusuarakan kembali kemerdekaan di sini, tanpa
granat dan senapan. ingin kuteriakkan penderitaan
burung yang kehilangan kebebasan terbang. hingga
di udara yang terbuka tak akan ada lagi kecemasan-kecemasan
1994
Irama Nusantara
Meliuk, membentang, dan menggejola
Perihalmu menampilkan
Pabila satu, pabila dua, pabila tiga
Itu pastilah berbeda
Sedikit orang yang memperlihatkan
Apalagi mengerti perihalmu beda itu
Tak sedikit darah yang ditumpahkan
ataupun harta dikobarkan
Tuk menebus gejolak iramamu itu
Memang hanya satu yang dapat
meredam ,meluluh, bahkan menyirnakan
Pabila persatuan tertancapkan di irama nusantaramu
Perihalmu menampilkan
Pabila satu, pabila dua, pabila tiga
Itu pastilah berbeda
Sedikit orang yang memperlihatkan
Apalagi mengerti perihalmu beda itu
Tak sedikit darah yang ditumpahkan
ataupun harta dikobarkan
Tuk menebus gejolak iramamu itu
Memang hanya satu yang dapat
meredam ,meluluh, bahkan menyirnakan
Pabila persatuan tertancapkan di irama nusantaramu
Bangunlah Ibu Pertiwiku
Kami saksikan suasana luka lara
menerpa Ibu Pertiwi
Kami tak habis pikir
Apa gerangan engkau bersedih
Mengapa keadaanmu begitu mengkhawatirkan
begitu mencemaskan
Kami tahu kami begitu durhaka
Tak pernah berbakti kepadamu
Kerusakan, perpecahan, pertikaian,banyak kami lakukan
Dan hanyalah maaf yang dapat kami pinta
Selagi engkau masih mau menerima
Di hati kami tak ada bisikan selain minta maaf ,
dan menyaksikan engkau bangun
melawan keruntuhan itu
menerpa Ibu Pertiwi
Kami tak habis pikir
Apa gerangan engkau bersedih
Mengapa keadaanmu begitu mengkhawatirkan
begitu mencemaskan
Kami tahu kami begitu durhaka
Tak pernah berbakti kepadamu
Kerusakan, perpecahan, pertikaian,banyak kami lakukan
Dan hanyalah maaf yang dapat kami pinta
Selagi engkau masih mau menerima
Di hati kami tak ada bisikan selain minta maaf ,
dan menyaksikan engkau bangun
melawan keruntuhan itu
Bangunlah
Di tengah gemerlapan cahaya
Diantara tarian-tarian malam
Mereka terlena dan lupa
Atau sengaja lupa akan budaya bangasa
Tertutup oleh pesona luar
Yang bukan milik kita
Wahai ………..anak bangsa
Dengar……… dengarkanlah
Sisihkan hati untuk negeri ini
Cintailah budaya sendiri
Sebenarnya kita punya banyak pesona
Pesona yang dapat dibanggakan
Inilah budaya daerah, budaya bangsa
Wahai…….bangsaku
Bangunlah dari tidur lelapmu
Hapuskanlah dari mimpi-mimpi kosongmu
Berjuanglah !
Jangan biarkan budaya dicuri negeri orang
Ia butuh perhatian
‘tuk diperjuangkan dan dilestarikan
Agar tetap jadi milik bangsa
Bangsa yang besar
Bangsa indonesia
Diantara tarian-tarian malam
Mereka terlena dan lupa
Atau sengaja lupa akan budaya bangasa
Tertutup oleh pesona luar
Yang bukan milik kita
Wahai ………..anak bangsa
Dengar……… dengarkanlah
Sisihkan hati untuk negeri ini
Cintailah budaya sendiri
Sebenarnya kita punya banyak pesona
Pesona yang dapat dibanggakan
Inilah budaya daerah, budaya bangsa
Wahai…….bangsaku
Bangunlah dari tidur lelapmu
Hapuskanlah dari mimpi-mimpi kosongmu
Berjuanglah !
Jangan biarkan budaya dicuri negeri orang
Ia butuh perhatian
‘tuk diperjuangkan dan dilestarikan
Agar tetap jadi milik bangsa
Bangsa yang besar
Bangsa indonesia
Aku Pasti Bisa
Saat ku menyerah
Aku coba sampai bisa
Saat ku putus asa
Aku coba berlatih keras
Saat aku kebingungan
Kucoba untuk bertanya
Saat aku bersemangat
Semangatku menyala nyala
Kucoba semua
Demi masa depanku
Hasilnya tak terkira
Aku bisa!
Aku bisa
kalau aku berusaha
Apapun yang terjadi,
aku pasti bisa!
Aku coba sampai bisa
Saat ku putus asa
Aku coba berlatih keras
Saat aku kebingungan
Kucoba untuk bertanya
Saat aku bersemangat
Semangatku menyala nyala
Kucoba semua
Demi masa depanku
Hasilnya tak terkira
Aku bisa!
Aku bisa
kalau aku berusaha
Apapun yang terjadi,
aku pasti bisa!
Ulang Tahun Untuk Bunda
Rentang waktu
terkadang membuat kita lupa
bahwa kita semakin dewasa
Rentang waktu
terkadang membuat kita lupa
bahwa kita telah melanggar titah Yang Kuasa
Rentang waktu
terkadang membuat kita sadar
bahwa kita hanya manusia
yang tak punya apa-apa
selain jasad yang tak berguna
Rentang waktu
terkadang membuat kita sadar
bahwa Tuhan tidak melihat harta dan rupa
melainkan hati yang ada di dalam dada
dan amal jasad yang lata
Walau Einstein berkata bahwa rentang waktu itu berbeda
tergantung dalam keadaan apa kita berada
Namun Tuhan telah berkata,
“Hanya Akulah yang tahu umur manusia”.
Sekular barat berkata,
“Waktu adalah dollar di dalam kantung”
Namun Hasan Al-Bana berkata,
“Waktu adalah pedang, potong atau terpotong”.
Waktu…..
Alam terus menari dalam simfoninya
Waktu…..
Umur manusia didikte olehnya
Waktu….. setiap detaknya
memakukan kita di persimpangan jalan
jalan Tuhan atau jalan setan
Rentang waktu…..
semoga tak melalaikan kita
tuk terus berjalan di jalan-Nya
Lhokseumawe, November ‘97
terkadang membuat kita lupa
bahwa kita semakin dewasa
Rentang waktu
terkadang membuat kita lupa
bahwa kita telah melanggar titah Yang Kuasa
Rentang waktu
terkadang membuat kita sadar
bahwa kita hanya manusia
yang tak punya apa-apa
selain jasad yang tak berguna
Rentang waktu
terkadang membuat kita sadar
bahwa Tuhan tidak melihat harta dan rupa
melainkan hati yang ada di dalam dada
dan amal jasad yang lata
Walau Einstein berkata bahwa rentang waktu itu berbeda
tergantung dalam keadaan apa kita berada
Namun Tuhan telah berkata,
“Hanya Akulah yang tahu umur manusia”.
Sekular barat berkata,
“Waktu adalah dollar di dalam kantung”
Namun Hasan Al-Bana berkata,
“Waktu adalah pedang, potong atau terpotong”.
Waktu…..
Alam terus menari dalam simfoninya
Waktu…..
Umur manusia didikte olehnya
Waktu….. setiap detaknya
memakukan kita di persimpangan jalan
jalan Tuhan atau jalan setan
Rentang waktu…..
semoga tak melalaikan kita
tuk terus berjalan di jalan-Nya
Lhokseumawe, November ‘97
Seikat Puisi Ulang Tahun
Seikat puisi ulang tahun
dapat dipesan di para pengrajin
di tepian jalan malioboro yogyakarta
bersebelahan dengan dagangan anyaman dan cindera matawarna warni
Pagi ini kupesan puisi ulang tahun seikat
pengrajin itu mengambil kertas mulai mencoba bekerja tapi ia gagal
karena ia mencoba membuat puisi ulang tahun
yang dialamatkan kepada puisi itu sendiri
akhirnya ia hanya bisa membuat prolog
jadi mari kita ganti judul puisi ini
menjadi prolog puisi ulang tahun
seikat pula
itupun kalau boleh
satu lagi
boleh tidak boleh
akan kutambahkan di baris terakhir
selamat ulang tahun cecil mariani
Yogyakarta, 12 maret 2005
dapat dipesan di para pengrajin
di tepian jalan malioboro yogyakarta
bersebelahan dengan dagangan anyaman dan cindera matawarna warni
Pagi ini kupesan puisi ulang tahun seikat
pengrajin itu mengambil kertas mulai mencoba bekerja tapi ia gagal
karena ia mencoba membuat puisi ulang tahun
yang dialamatkan kepada puisi itu sendiri
akhirnya ia hanya bisa membuat prolog
jadi mari kita ganti judul puisi ini
menjadi prolog puisi ulang tahun
seikat pula
itupun kalau boleh
satu lagi
boleh tidak boleh
akan kutambahkan di baris terakhir
selamat ulang tahun cecil mariani
Yogyakarta, 12 maret 2005
April adalah Engkau
Bagai kepak sayap burung pulang
perkasa di selasar bintang,
laksana camar menjelajah riang
selami laut penuh tawa
waktupun betah berlabuh: menunggumu di bulan april
kuharap, engkau belumlah petang merah jingga di detik menit
yang hanya duduk membatu menatap
dentang usia
engkau sejatinya adalah pelukis masa dan kisah
bagai senyum berpendar dengan beribu kunang kunang
hingga malam tak lagi gulita
selamat ultah, partner !
sungguminasa, 090408
perkasa di selasar bintang,
laksana camar menjelajah riang
selami laut penuh tawa
waktupun betah berlabuh: menunggumu di bulan april
kuharap, engkau belumlah petang merah jingga di detik menit
yang hanya duduk membatu menatap
dentang usia
engkau sejatinya adalah pelukis masa dan kisah
bagai senyum berpendar dengan beribu kunang kunang
hingga malam tak lagi gulita
selamat ultah, partner !
sungguminasa, 090408
Kado Ulang Tahun Untuk Suamiku
Suamiku tercinta…
Selamat ulang tahun ke 27 ya sayang…
Hari ini usiamu bertambah satu tahun…
Doaku akan slalu mengiringi dstiap langkahmu…
Malam ini kubuat serangkaian kata cinta ini untukmu…
Kekasih hatiku…
Taukah engkau kebahagiaanku adalah saat saat bersamamu…
Taukah engkau stiap waktu bersamamu adalah keindahan bagiku…
Taukah engkau tidak akan ada yg bisa mengalahkan cinta
yg telah engkau berikan kepadaku..
Smua itu
sangat berarti untukku..
Smua itu
sangat berharga untukku..
Smua itu adalah anugerah terindah untukku…
Demi nama cinta kupersembahkan cinta ini lebih dari apapun ddunia ini..
Demi nama cinta kupersembahkan sedalam dalamnya hatiku…
cinta ini akan slalu aku berikan untukmu seumur hidupku
sampai akhir nafasku aku akan slalu mengatakan aku sangat mencintaimu…
Sungguh Kumencintaimu karena Allah……
Sayangku…
Terimakasih slama ini sudah menerima segala kekuranganku…
Setiap hari kau berikan aku merasakan hangatnya cinta
selayaknya matahari yg mengunjungi bumi dstiap pagi dan siang…
Setiap hari kau berikan sinar dhatiku
seperti bintang dan rembulan yg slalu berpendar dlangit malam…
Engkaulah penjaga hatiku…
Engkaulah penyejuk jiwaku…
Engkaulah cintaku….
smoga kita selalu dalam RidhoNya dan selalu diberikan
kebahagiaan dunia akhirat……Maafkan atas sgala kekuranganku slama ini…
Happy birthday ya honey…
Dibuat tgl 3 november 2007 pukul 24.00 malam
Selamat ulang tahun ke 27 ya sayang…
Hari ini usiamu bertambah satu tahun…
Doaku akan slalu mengiringi dstiap langkahmu…
Malam ini kubuat serangkaian kata cinta ini untukmu…
Kekasih hatiku…
Taukah engkau kebahagiaanku adalah saat saat bersamamu…
Taukah engkau stiap waktu bersamamu adalah keindahan bagiku…
Taukah engkau tidak akan ada yg bisa mengalahkan cinta
yg telah engkau berikan kepadaku..
Smua itu
sangat berarti untukku..
Smua itu
sangat berharga untukku..
Smua itu adalah anugerah terindah untukku…
Demi nama cinta kupersembahkan cinta ini lebih dari apapun ddunia ini..
Demi nama cinta kupersembahkan sedalam dalamnya hatiku…
cinta ini akan slalu aku berikan untukmu seumur hidupku
sampai akhir nafasku aku akan slalu mengatakan aku sangat mencintaimu…
Sungguh Kumencintaimu karena Allah……
Sayangku…
Terimakasih slama ini sudah menerima segala kekuranganku…
Setiap hari kau berikan aku merasakan hangatnya cinta
selayaknya matahari yg mengunjungi bumi dstiap pagi dan siang…
Setiap hari kau berikan sinar dhatiku
seperti bintang dan rembulan yg slalu berpendar dlangit malam…
Engkaulah penjaga hatiku…
Engkaulah penyejuk jiwaku…
Engkaulah cintaku….
smoga kita selalu dalam RidhoNya dan selalu diberikan
kebahagiaan dunia akhirat……Maafkan atas sgala kekuranganku slama ini…
Happy birthday ya honey…
Dibuat tgl 3 november 2007 pukul 24.00 malam
Langkahmu
Sekian tahun sudah kehadiranmu mempengaruhi orang-orang sekitarmu,
dan setiap perbuatanmu telah membentuk karaktermu,
dan setiap langkahmu telah membawamu mendekati atau menjauhi
cita-citamu,
dan kelak…
setiap tarikan nafasmu akan dimintai pertanggungjawabannya,
untuk menentukan tempatmu di alam yang abadi…
Selamat Ulang Tahun
Semoga langkah-langkahmu semakin matang
dan selalu membawamu ke arah yang lebih baik.
dan setiap perbuatanmu telah membentuk karaktermu,
dan setiap langkahmu telah membawamu mendekati atau menjauhi
cita-citamu,
dan kelak…
setiap tarikan nafasmu akan dimintai pertanggungjawabannya,
untuk menentukan tempatmu di alam yang abadi…
Selamat Ulang Tahun
Semoga langkah-langkahmu semakin matang
dan selalu membawamu ke arah yang lebih baik.
Keberanianmu
Sudah sampaikah pelajaran
tentang pentingya keberanian
dalam mencapai tujuan-tujuanmu.
Yaitu pelajaran tentang seorang pemetik bunga
yang sekian lama mengincar
sekuntum mawar indah di dasar jurang,
tapi dia tak punya cukup keberanian
untuk menuruni jurang.
Hingga suatu hari sadarlah dia,
bahwa semua impiannya harus terkubur
bersama kedatangan seorang pemburu
yang memetik sang mawar untuk dibawa
pulang sebagai penghias rumahnya.
Selamat Ulang Tahun
Semoga bertambahnya umurmu
dihiasi tumbuhnya keberanian dalam dirimu.
tentang pentingya keberanian
dalam mencapai tujuan-tujuanmu.
Yaitu pelajaran tentang seorang pemetik bunga
yang sekian lama mengincar
sekuntum mawar indah di dasar jurang,
tapi dia tak punya cukup keberanian
untuk menuruni jurang.
Hingga suatu hari sadarlah dia,
bahwa semua impiannya harus terkubur
bersama kedatangan seorang pemburu
yang memetik sang mawar untuk dibawa
pulang sebagai penghias rumahnya.
Selamat Ulang Tahun
Semoga bertambahnya umurmu
dihiasi tumbuhnya keberanian dalam dirimu.
Namun Kita Tak Pasti
Tak terasa hari melaju berlalu
mengais waktu menembus usia
menuju surya yang hendak melambai pulang
menuju pembaringan abadi di ranah pemakaman
dibalik awan hujan t ada
dalam bilik umur panjang amalan bertanya
laksana daun berperan jatuh di musim keguguran
satu persatu tutupi tanah tempat kembali
pengulangan waktu ternyata cepat sekali berlabuh
tahun ini betapa tebalnya tanah tertutupi rerontokan iman dan keyakinan
sedang usia kembali dicopot satu-satu
sedang nurani sedikit dipakani
berkuranglah durasi hidup
terpinggirkan desak waktu bertiup
dunia dan usia adalah sebuah niscaya
niscaya batang menuai tua
niscaya sang kura2 pengembara yang kembali pulang ke tempat kelahiran
di tepi pantai, dalam pasir putih, dibawah nyiur terurai
dengan jiwa yang putih dan perut berisi
namun kita tak pasti…..
dibawah panji 19
tetapkanlah lilin itu menyala diantara selasar bintang
menerangi semangat pengabdian
mengusap dahi di persujudan
tetaplah sebagai insan yang penuh keinginan
memperbaiki citra dan kinerja
hingga kepulan amal menjadi ledakan hebat di padang panjang penantian,,,,,
selamat ulang tahun…jagalah panji 19 terkenang abadi
sebagai permulaan dan awal segala perubahan
Oleh Muhammad Abduh Al Afghani
Tasikmalaya, 28 Agustus 08
mengais waktu menembus usia
menuju surya yang hendak melambai pulang
menuju pembaringan abadi di ranah pemakaman
dibalik awan hujan t ada
dalam bilik umur panjang amalan bertanya
laksana daun berperan jatuh di musim keguguran
satu persatu tutupi tanah tempat kembali
pengulangan waktu ternyata cepat sekali berlabuh
tahun ini betapa tebalnya tanah tertutupi rerontokan iman dan keyakinan
sedang usia kembali dicopot satu-satu
sedang nurani sedikit dipakani
berkuranglah durasi hidup
terpinggirkan desak waktu bertiup
dunia dan usia adalah sebuah niscaya
niscaya batang menuai tua
niscaya sang kura2 pengembara yang kembali pulang ke tempat kelahiran
di tepi pantai, dalam pasir putih, dibawah nyiur terurai
dengan jiwa yang putih dan perut berisi
namun kita tak pasti…..
dibawah panji 19
tetapkanlah lilin itu menyala diantara selasar bintang
menerangi semangat pengabdian
mengusap dahi di persujudan
tetaplah sebagai insan yang penuh keinginan
memperbaiki citra dan kinerja
hingga kepulan amal menjadi ledakan hebat di padang panjang penantian,,,,,
selamat ulang tahun…jagalah panji 19 terkenang abadi
sebagai permulaan dan awal segala perubahan
Oleh Muhammad Abduh Al Afghani
Tasikmalaya, 28 Agustus 08
Lembaran Baru
Datang sudah hari ini,
Hari dimana dulu aku dilahirkan
Hari dimana orang tertawa sekaligus haru
Menjelang perkenalanku dengan dunia ini
Hari ini aku mengenang kembali
Kerikil-kerikil tajam yang memperkaya arti hidupku
Manisnya madu cerita hidup yang membuat senyumku lepas…
Tapi apa yang telah aku berikan
Untuk orang – orang yang tertawa sekaligus haru
Menjelang kelahiranku
hari ini genap sudah umurku 22 thn
Apa yang telah kuberikan untuk
Agamaku untuk tuhanku untuk kedua orang tuaku
Untuk sahabatku yang rela berkorban untukku
Hari hari lewat, pelan tapi pasti
Hari ini aku menuju satu puncak tangga yang baru
Karena aku akan membuka lembaran baru
Untuk sisa jatah umurku yang baru…
Apa yang yang harus ku persiapkan untuk
masa depanku, untuk akhirat ku, untuk
kedua orang yang mencintaiku dan untuk tuhanku
Tapi… coba aku tengok kebelakang
Ternyata aku masih banyak berhutang
Ya, berhutang pada diriku…
Karena ibadahku masih pas-pasan…
Hari dimana dulu aku dilahirkan
Hari dimana orang tertawa sekaligus haru
Menjelang perkenalanku dengan dunia ini
Hari ini aku mengenang kembali
Kerikil-kerikil tajam yang memperkaya arti hidupku
Manisnya madu cerita hidup yang membuat senyumku lepas…
Tapi apa yang telah aku berikan
Untuk orang – orang yang tertawa sekaligus haru
Menjelang kelahiranku
hari ini genap sudah umurku 22 thn
Apa yang telah kuberikan untuk
Agamaku untuk tuhanku untuk kedua orang tuaku
Untuk sahabatku yang rela berkorban untukku
Hari hari lewat, pelan tapi pasti
Hari ini aku menuju satu puncak tangga yang baru
Karena aku akan membuka lembaran baru
Untuk sisa jatah umurku yang baru…
Apa yang yang harus ku persiapkan untuk
masa depanku, untuk akhirat ku, untuk
kedua orang yang mencintaiku dan untuk tuhanku
Tapi… coba aku tengok kebelakang
Ternyata aku masih banyak berhutang
Ya, berhutang pada diriku…
Karena ibadahku masih pas-pasan…
Dewasa
Detik berlalu
tanpa atau dengan kau beri makna
Jam berganti
tanpa atau dengan pedulimu
Hari-hari berlari
tanpa atau dengan baktimu
Dan umurmu dengan sendirinya
akan terus bertambah
Tapi kedewasaan tak mesti
akan menggantikan jiwa kanak-kanakmu.
Karena dewasa adalah sebuah pilihan
Karena dewasa butuh pengorbanan
Karena dewasa adalah sebuah kehormatan
Selamat Ulang Tahun
Semoga bertambahnya umurmu
diiringi mekarnya kecantikan hatimu
dan merajanya kedewasaanmu
tanpa atau dengan kau beri makna
Jam berganti
tanpa atau dengan pedulimu
Hari-hari berlari
tanpa atau dengan baktimu
Dan umurmu dengan sendirinya
akan terus bertambah
Tapi kedewasaan tak mesti
akan menggantikan jiwa kanak-kanakmu.
Karena dewasa adalah sebuah pilihan
Karena dewasa butuh pengorbanan
Karena dewasa adalah sebuah kehormatan
Selamat Ulang Tahun
Semoga bertambahnya umurmu
diiringi mekarnya kecantikan hatimu
dan merajanya kedewasaanmu
Halo Tuhan, Ini Aku
Hallo Tuhan, selamat malam
Mari duduk di sini denganku
Sekedar berbincang-bincang ringan
Itupun jika Kau mau berbagi rasa denganku
Darimana, Tuhan?
Sudah sekian lama tidak berjumpa
Atau, aku saja yang selalu lupa
Jika Kau itu sesungguhnya selalu ada
Ingin minum apa, Tuhan?
Kalau aku sudah cukup segelas panas kopi
Dan juga gula secukupnya saja
Sekedar untuk menyembunyikan pahitnya hidupku
Kenapa aku lupa selama ini, Tuhan?
Jika Kau itu selalu ada di sini
Mungkin bagaikan butiran-butiran gula ini
Yang selalu memberikan rasa manisnya suka
Hallo Tuhan, selamat malam
Ijinkan aku duduk disini denganMu
Sekedar untuk berbagi cerita akan hari ini
Dan kuyakin bahwa Kau pun punya banyak waktu
Darimana aku, Tuhan?
Jika Kau sekedar ingin bertanya
Karna sepanjang siang ini aku berjalan di dunia
Dan lupa kalau Kau itu ada
Kusuguhkan sepiring pisang goreng
Sekedar teman segelas kopi
Dan juga teman obrolan akan kita
Syukurlah jika Kau dan aku masih bicara.
Seto Danu
Cogito Ergo Sum
Samarinda.kost. 26.09.06.23:11
Mari duduk di sini denganku
Sekedar berbincang-bincang ringan
Itupun jika Kau mau berbagi rasa denganku
Darimana, Tuhan?
Sudah sekian lama tidak berjumpa
Atau, aku saja yang selalu lupa
Jika Kau itu sesungguhnya selalu ada
Ingin minum apa, Tuhan?
Kalau aku sudah cukup segelas panas kopi
Dan juga gula secukupnya saja
Sekedar untuk menyembunyikan pahitnya hidupku
Kenapa aku lupa selama ini, Tuhan?
Jika Kau itu selalu ada di sini
Mungkin bagaikan butiran-butiran gula ini
Yang selalu memberikan rasa manisnya suka
Hallo Tuhan, selamat malam
Ijinkan aku duduk disini denganMu
Sekedar untuk berbagi cerita akan hari ini
Dan kuyakin bahwa Kau pun punya banyak waktu
Darimana aku, Tuhan?
Jika Kau sekedar ingin bertanya
Karna sepanjang siang ini aku berjalan di dunia
Dan lupa kalau Kau itu ada
Kusuguhkan sepiring pisang goreng
Sekedar teman segelas kopi
Dan juga teman obrolan akan kita
Syukurlah jika Kau dan aku masih bicara.
Seto Danu
Cogito Ergo Sum
Samarinda.kost. 26.09.06.23:11
Nyanyian Sukma
NYANYIAN SUKMA
Oleh Kahlil Gibran
Di dasar relung jiwaku
Bergema nyanyian tanpa kata; sebuah lagu
yang bernafas di dalam benih hatiku,
Yang tiada dicairkan oleh tinta di atas lembar kulit ; ia meneguk rasa kasihku
dalam jubah yg nipis kainnya, dan mengalirkan sayang,
Namun bukan menyentuh bibirku.
Betapa dapat aku mendesahkannya?
Aku bimbang dia mungkin berbaur dengan kerajaan fana
Kepada siapa aku akan menyanyikannya?
Dia tersimpan dalam relung sukmaku
Kerna aku risau, dia akan terhempas
Di telinga pendengaran yang keras.
Pabila kutatap penglihatan batinku
Nampak di dalamnya bayangan dari bayangannya,
Dan pabila kusentuh hujung jemariku
Terasa getaran kehadirannya.
Perilaku tanganku saksi bisu kehadirannya,
Bagai danau tenang yang memantulkan cahaya
bintang-bintang bergemerlapan.
Air mataku menandai sendu
Bagai titik-titik embun syahdu
Yang membongkarkan rahsia mawar layu.
Lagu itu digubah oleh renungan,
Dan dikumandangkan oleh kesunyian,
Dan disingkiri oleh kebisingan,
Dan dilipat oleh kebenaran,
Dan diulang-ulang oleh mimpi dan bayangan,
Dan difahami oleh cinta,
Dan disembunyikan oleh kesedaran siang
Dan dinyanyikan oleh sukma malam.
Lagu itu lagu kasih-sayang,
Gerangan 'Cain' atau 'Esau' manakah
Yang mampu membawakannya berkumandang?
Nyanyian itu lebih semerbak wangi daripada melati:
Suara manakah yang dapat menangkapnya?
Kidung itu tersembunyi bagai rahsia perawan suci,
Getar nada mana yang mampu menggoyahnya?
Siapa berani menyatukan debur ombak samudra
dengan kicau bening burung malam?
Siapa yang berani membandingkan deru alam,
Dengan desah bayi yang nyenyak di buaian?
Siapa berani memecah sunyi
Dan lantang menuturkan bisikan sanubari
Yang hanya terungkap oleh hati?
Insan mana yang berani
melagukan kidung suci Tuhan?
(Dari 'Dam'ah Wa Ibtisamah' -Setitis Air Mata Seulas Senyuman)
Oleh Kahlil Gibran
Di dasar relung jiwaku
Bergema nyanyian tanpa kata; sebuah lagu
yang bernafas di dalam benih hatiku,
Yang tiada dicairkan oleh tinta di atas lembar kulit ; ia meneguk rasa kasihku
dalam jubah yg nipis kainnya, dan mengalirkan sayang,
Namun bukan menyentuh bibirku.
Betapa dapat aku mendesahkannya?
Aku bimbang dia mungkin berbaur dengan kerajaan fana
Kepada siapa aku akan menyanyikannya?
Dia tersimpan dalam relung sukmaku
Kerna aku risau, dia akan terhempas
Di telinga pendengaran yang keras.
Pabila kutatap penglihatan batinku
Nampak di dalamnya bayangan dari bayangannya,
Dan pabila kusentuh hujung jemariku
Terasa getaran kehadirannya.
Perilaku tanganku saksi bisu kehadirannya,
Bagai danau tenang yang memantulkan cahaya
bintang-bintang bergemerlapan.
Air mataku menandai sendu
Bagai titik-titik embun syahdu
Yang membongkarkan rahsia mawar layu.
Lagu itu digubah oleh renungan,
Dan dikumandangkan oleh kesunyian,
Dan disingkiri oleh kebisingan,
Dan dilipat oleh kebenaran,
Dan diulang-ulang oleh mimpi dan bayangan,
Dan difahami oleh cinta,
Dan disembunyikan oleh kesedaran siang
Dan dinyanyikan oleh sukma malam.
Lagu itu lagu kasih-sayang,
Gerangan 'Cain' atau 'Esau' manakah
Yang mampu membawakannya berkumandang?
Nyanyian itu lebih semerbak wangi daripada melati:
Suara manakah yang dapat menangkapnya?
Kidung itu tersembunyi bagai rahsia perawan suci,
Getar nada mana yang mampu menggoyahnya?
Siapa berani menyatukan debur ombak samudra
dengan kicau bening burung malam?
Siapa yang berani membandingkan deru alam,
Dengan desah bayi yang nyenyak di buaian?
Siapa berani memecah sunyi
Dan lantang menuturkan bisikan sanubari
Yang hanya terungkap oleh hati?
Insan mana yang berani
melagukan kidung suci Tuhan?
(Dari 'Dam'ah Wa Ibtisamah' -Setitis Air Mata Seulas Senyuman)
Surat Dari Kekasih
SURAT DARI KEKASIH
Oleh Kahlil Gibran
Untukmu yang selalu Kucintai,
Saat kau bangun di pagi hari, Aku memandangmu dan
berharap engkau akan berbicara kepadaKu., bercerita,
meminta pendapatKu, mengucapkan sesuatu untukKu
walaupun hanya sepatah kata.
Atau berterima kasih kepadaKu atas sesuatu hal yang
indah yang terjadi dalam hidupmu pada tadi malam, kemarin, atau waktu yang lalu....
Tetapi Aku melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja...
Tak sedikitpun kau menyedari Aku di dekat mu.
Aku kembali menanti saat engkau sedang bersiap,
Aku tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti dan menyapaKu, tetapi engkau terlalu sibuk...
Di satu tempat, engkau duduk tanpa melakukan apapun.
Kemudian Aku melihat engkau menggerakkan kakimu.
Aku berfikir engkau akan datang kepadaKu, tetapi engkau
berlari ke telefon dan menelefon seorang teman untuk sekadar berbual-bual.
Aku melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan Aku
menanti dengan sabar sepanjang hari. Namun dengan
semua kegiatanmu Aku berfikir engkau terlalu sibuk
untuk mengucapkan sesuatu kepadaKu.
Sebelum makan siang Aku melihatmu memandang ke
sekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk berbicara
kepadaKu, itulah sebabnya mengapa engkau tidak
sedikitpun menyapaKu.
Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan
melihat beberapa temanmu berbicara dan menyebut namaKu
dengan lembut sebelum menjamah makanan yang kuberikan,
tetapi engkau tidak melakukannya.....
Ya, tidak mengapa, masih ada waktu yang tersisa dan
Aku masih berharap engkau akan datang kepadaKu,
meskipun saat engkau pulang ke rumah kelihatannya
seakan-akan banyak hal yang harus kau kerjakan.
Setelah tugasmu selesai, engkau menghidupkan TV, Aku
tidak tahu apakah kau suka menonton TV atau tidak,
hanya engkau selalu ke sana dan menghabiskan banyak
waktu setiap hari di depannya, tanpa memikirkan apapun
dan hanya menikmati siaran yang ditampilkan, hingga waktu-
waktu untukKu dilupakan.
Kembali Aku menanti dengan sabar saat engkau menikmati
makananmu tetapi kembali engkau lupa menyebut namaKu
dan berterima kasih atas makanan yang telah Kuberikan.
Saat tidur Kufikir kau merasa terlalu lelah.
Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu,
kau melompat ke tempat tidurmu dan tertidur tanpa
sepatahpun namaKu kau sebut. Tidak mengapa kerana mungkin
engkau masih belum menyedari bahawa Aku selalu hadir untukmu.
Aku telah bersabar lebih lama dari yang kau sedari.
Aku bahkan ingin mengajarkan bagaimana bersabar terhadap orang lain. Aku sangat menyayangimu, setiap hari Aku menantikan sepatah kata darimu, ungkapan isi hatimu, namun tak kunjung tiba.
Baiklah..... engkau bangun kembali dan kembali Aku
menanti dengan penuh kasih bahawa hari ini kau akan
memberiKu sedikit waktu untuk menyapaKu...
Tapi yang Kutunggu ... ah tak juga kau menyapaKu.
Subuh, Zuhur, Asar, Magrib, Isya dan Subuh lagi
kau masih tidak mempedulikan Aku.
Tak ada sepatah kata, tak ada seucap doa, tak ada
pula harapan dan keinginan untuk sujud kepadaKU....
Apakah salahKu padamu ...? Rezeki yang Kulimpahkan,
kesihatan yang Kuberikan, Harta yang Kurelakan, makanan
yang Kuhidangkan , Keselamatan yang Kukurniakan,
kebahagiaan yang Kuanugerahkan, apakah hal itu tidak
membuatmu ingat kepadaKu ???
Percayalah, Aku selalu mengasihimu, dan Aku tetap
berharap suatu saat engkau akan menyapaKu, memohon
perlindunganKu, bersujud menghadapKu ... Kembali kepadaKu.
Yang selalu bersamamu setiap saat,
Tuhanmu....
Oleh Kahlil Gibran
Untukmu yang selalu Kucintai,
Saat kau bangun di pagi hari, Aku memandangmu dan
berharap engkau akan berbicara kepadaKu., bercerita,
meminta pendapatKu, mengucapkan sesuatu untukKu
walaupun hanya sepatah kata.
Atau berterima kasih kepadaKu atas sesuatu hal yang
indah yang terjadi dalam hidupmu pada tadi malam, kemarin, atau waktu yang lalu....
Tetapi Aku melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja...
Tak sedikitpun kau menyedari Aku di dekat mu.
Aku kembali menanti saat engkau sedang bersiap,
Aku tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti dan menyapaKu, tetapi engkau terlalu sibuk...
Di satu tempat, engkau duduk tanpa melakukan apapun.
Kemudian Aku melihat engkau menggerakkan kakimu.
Aku berfikir engkau akan datang kepadaKu, tetapi engkau
berlari ke telefon dan menelefon seorang teman untuk sekadar berbual-bual.
Aku melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan Aku
menanti dengan sabar sepanjang hari. Namun dengan
semua kegiatanmu Aku berfikir engkau terlalu sibuk
untuk mengucapkan sesuatu kepadaKu.
Sebelum makan siang Aku melihatmu memandang ke
sekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk berbicara
kepadaKu, itulah sebabnya mengapa engkau tidak
sedikitpun menyapaKu.
Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan
melihat beberapa temanmu berbicara dan menyebut namaKu
dengan lembut sebelum menjamah makanan yang kuberikan,
tetapi engkau tidak melakukannya.....
Ya, tidak mengapa, masih ada waktu yang tersisa dan
Aku masih berharap engkau akan datang kepadaKu,
meskipun saat engkau pulang ke rumah kelihatannya
seakan-akan banyak hal yang harus kau kerjakan.
Setelah tugasmu selesai, engkau menghidupkan TV, Aku
tidak tahu apakah kau suka menonton TV atau tidak,
hanya engkau selalu ke sana dan menghabiskan banyak
waktu setiap hari di depannya, tanpa memikirkan apapun
dan hanya menikmati siaran yang ditampilkan, hingga waktu-
waktu untukKu dilupakan.
Kembali Aku menanti dengan sabar saat engkau menikmati
makananmu tetapi kembali engkau lupa menyebut namaKu
dan berterima kasih atas makanan yang telah Kuberikan.
Saat tidur Kufikir kau merasa terlalu lelah.
Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu,
kau melompat ke tempat tidurmu dan tertidur tanpa
sepatahpun namaKu kau sebut. Tidak mengapa kerana mungkin
engkau masih belum menyedari bahawa Aku selalu hadir untukmu.
Aku telah bersabar lebih lama dari yang kau sedari.
Aku bahkan ingin mengajarkan bagaimana bersabar terhadap orang lain. Aku sangat menyayangimu, setiap hari Aku menantikan sepatah kata darimu, ungkapan isi hatimu, namun tak kunjung tiba.
Baiklah..... engkau bangun kembali dan kembali Aku
menanti dengan penuh kasih bahawa hari ini kau akan
memberiKu sedikit waktu untuk menyapaKu...
Tapi yang Kutunggu ... ah tak juga kau menyapaKu.
Subuh, Zuhur, Asar, Magrib, Isya dan Subuh lagi
kau masih tidak mempedulikan Aku.
Tak ada sepatah kata, tak ada seucap doa, tak ada
pula harapan dan keinginan untuk sujud kepadaKU....
Apakah salahKu padamu ...? Rezeki yang Kulimpahkan,
kesihatan yang Kuberikan, Harta yang Kurelakan, makanan
yang Kuhidangkan , Keselamatan yang Kukurniakan,
kebahagiaan yang Kuanugerahkan, apakah hal itu tidak
membuatmu ingat kepadaKu ???
Percayalah, Aku selalu mengasihimu, dan Aku tetap
berharap suatu saat engkau akan menyapaKu, memohon
perlindunganKu, bersujud menghadapKu ... Kembali kepadaKu.
Yang selalu bersamamu setiap saat,
Tuhanmu....
Hidup
HIDUP
Oleh Kahlil Gibran
Kehidupan merupakan sebuah pulau di lautan kesepian, dan bagi pulau itu bukti karang yang timbul merupakan harapan, pohon merupakan impian, bunga merupakan keheningan perasaan, dan sungai merupakan damba kehausan.
Hidupmu, wahai saudara-saudaraku, laksana pulau yang terpisah dari pulau dan daerah lain. Entah berapa banyak kapal yang bertolak dari pantaimu menuju wilayah lain, entah berapa banyak armada yang berlabuh di pesisirmu, namun engkau tetap pulau yang sunyi, menderita kerana pedihnya sepi dan dambaan terhadap kebahagiaan. Engkau tak dikenal oleh sesama insan, lagi pula terpencil dari keakraban dan perhatian.
Saudaraku, kulihat engkau duduk di atas bukit emas serta menikmati kekayaanmu -bangga akan hartamu, dan yakin bahawa setiap genggam emas yang kau kumpulkan merupakan mata rantai yang menghubungkan hasrat dan fikiran orang lain dengan dirimu.
Di mata hatiku engkau kelihatan bagaikan panglima besar yang memimpin bala tentara, hendak menggempur benteng musuh. Tapi setelah kuamati lagi, yang nampak hanya hati hampa belaka, yang tertempel di balik longgok emasmu, bagaikan seekor burung kehausan dalam sangkar emas dengan wadah air yang kosong.
Kulihat engkau, saudaraku, duduk di atas singgahsana agung; di sekelilingmu berdiri rakyatmu yang memuji-muji keagunganmu, menyanyikan lagu penghormatan bagi karyamu yang mengagumkan, memuji kebijaksanaanmu, memandangmu seakan-akan nabi yang mulia, bahkan jiwa mereka melambung kesukaan sampai ke langit-langit angkasa.
Dan ketika engkau memandang kelilingmu, terlukislah pada wajahmu kebahagiaan, kekuasaan, dan kejayaan, seakan-akan engkau adalah nyawa bagi raga mereka.
Tapi bila kupandang lagi, kelihatan engkau seorang diri dalam kesepian, berdiri di samping singgahsanamu, menadahkan tangan ke segala arah, seakan-akan memohon belas kasihan dan pertolongan dari roh-roh yang tak nampak -mengemis perlindungan, kerana tersisih dari persahabatan dan kehangatan persaudaraan.
Kulihat dirimu, saudaraku, yang sedang mabuk asmara pada wanita jelita, menyerahkan hatimu pada paras kecantikannya. Ketika kulihat ia memandangmu dengan kelembutan dan kasih keibuan, aku berkata dalam hati, "Terpujilah Cinta yang mampu mengisi kesepian pria ini dan mengakrabkan hatinya dengan hati manusia lain."
Namun, bilamana kuamati lagi, di sebalik hatimu yang bersalut cinta terdapat hati lain yang kesunyian, meratap hendak menyatakan cintanya pada wanita; dan di sebalik jiwamu yang sarat cinta, terdapat jiwa lain yang hampa, bagaikan awan yang mengembara, menjadi titik-titik air mata kekasihmu...
Hidupmu, wahai saudaraku, merupakan tempat tinggal sunyi yang terpisah dari wilayah penempatan orang lain, bagaikan ruang tengah rumah yang tertutup dari pandangan mata tetangga. Seandainya rumahmu tersalut oleh kegelapan, sinar lampu tetanggamu tak dapat masuk meneranginya. Jika kosong dari persediaan kemarau, isi gudang tetanggamu tak dapat mengisinya. Jika rumahmu berdiri di atas gurun, engkau tak dapat memindahkannya ke halaman orang lain, yang telah diolah dan ditanami oleh tangan orang lain. Jika rumahmu berdiri di atas puncak gunung, engkau tak dapat memindahkannya atas lembah, kerana lerengnya tak dapat ditempuh oleh kaki manusia.
Kehidupanmu, saudaraku, dibaluti oleh kesunyian, dan jika bukan kerana kesepian dan kesunyian itu, engkau bukanlah engkau, dan aku bukanlah aku. Jika bukan kerana kesepian dan kesunyian itu, aku akan percaya kiranya aku memandang wajahmu, itulah wajahku sendiri yang sedang memandang cermin.
(Dari 'Suara Sang Guru')
Oleh Kahlil Gibran
Kehidupan merupakan sebuah pulau di lautan kesepian, dan bagi pulau itu bukti karang yang timbul merupakan harapan, pohon merupakan impian, bunga merupakan keheningan perasaan, dan sungai merupakan damba kehausan.
Hidupmu, wahai saudara-saudaraku, laksana pulau yang terpisah dari pulau dan daerah lain. Entah berapa banyak kapal yang bertolak dari pantaimu menuju wilayah lain, entah berapa banyak armada yang berlabuh di pesisirmu, namun engkau tetap pulau yang sunyi, menderita kerana pedihnya sepi dan dambaan terhadap kebahagiaan. Engkau tak dikenal oleh sesama insan, lagi pula terpencil dari keakraban dan perhatian.
Saudaraku, kulihat engkau duduk di atas bukit emas serta menikmati kekayaanmu -bangga akan hartamu, dan yakin bahawa setiap genggam emas yang kau kumpulkan merupakan mata rantai yang menghubungkan hasrat dan fikiran orang lain dengan dirimu.
Di mata hatiku engkau kelihatan bagaikan panglima besar yang memimpin bala tentara, hendak menggempur benteng musuh. Tapi setelah kuamati lagi, yang nampak hanya hati hampa belaka, yang tertempel di balik longgok emasmu, bagaikan seekor burung kehausan dalam sangkar emas dengan wadah air yang kosong.
Kulihat engkau, saudaraku, duduk di atas singgahsana agung; di sekelilingmu berdiri rakyatmu yang memuji-muji keagunganmu, menyanyikan lagu penghormatan bagi karyamu yang mengagumkan, memuji kebijaksanaanmu, memandangmu seakan-akan nabi yang mulia, bahkan jiwa mereka melambung kesukaan sampai ke langit-langit angkasa.
Dan ketika engkau memandang kelilingmu, terlukislah pada wajahmu kebahagiaan, kekuasaan, dan kejayaan, seakan-akan engkau adalah nyawa bagi raga mereka.
Tapi bila kupandang lagi, kelihatan engkau seorang diri dalam kesepian, berdiri di samping singgahsanamu, menadahkan tangan ke segala arah, seakan-akan memohon belas kasihan dan pertolongan dari roh-roh yang tak nampak -mengemis perlindungan, kerana tersisih dari persahabatan dan kehangatan persaudaraan.
Kulihat dirimu, saudaraku, yang sedang mabuk asmara pada wanita jelita, menyerahkan hatimu pada paras kecantikannya. Ketika kulihat ia memandangmu dengan kelembutan dan kasih keibuan, aku berkata dalam hati, "Terpujilah Cinta yang mampu mengisi kesepian pria ini dan mengakrabkan hatinya dengan hati manusia lain."
Namun, bilamana kuamati lagi, di sebalik hatimu yang bersalut cinta terdapat hati lain yang kesunyian, meratap hendak menyatakan cintanya pada wanita; dan di sebalik jiwamu yang sarat cinta, terdapat jiwa lain yang hampa, bagaikan awan yang mengembara, menjadi titik-titik air mata kekasihmu...
Hidupmu, wahai saudaraku, merupakan tempat tinggal sunyi yang terpisah dari wilayah penempatan orang lain, bagaikan ruang tengah rumah yang tertutup dari pandangan mata tetangga. Seandainya rumahmu tersalut oleh kegelapan, sinar lampu tetanggamu tak dapat masuk meneranginya. Jika kosong dari persediaan kemarau, isi gudang tetanggamu tak dapat mengisinya. Jika rumahmu berdiri di atas gurun, engkau tak dapat memindahkannya ke halaman orang lain, yang telah diolah dan ditanami oleh tangan orang lain. Jika rumahmu berdiri di atas puncak gunung, engkau tak dapat memindahkannya atas lembah, kerana lerengnya tak dapat ditempuh oleh kaki manusia.
Kehidupanmu, saudaraku, dibaluti oleh kesunyian, dan jika bukan kerana kesepian dan kesunyian itu, engkau bukanlah engkau, dan aku bukanlah aku. Jika bukan kerana kesepian dan kesunyian itu, aku akan percaya kiranya aku memandang wajahmu, itulah wajahku sendiri yang sedang memandang cermin.
(Dari 'Suara Sang Guru')
Waktu
WAKTU
Oleh Kahlil Gibran
Dan seorang pakar astronomi berkata, "Guru, bagaimanakah perihal Waktu?"
Dan dia menjawab:
Kau ingin mengukur waktu yang tanpa ukuran dan tak terukur.
Engkau akan menyesuaikan tingkah lakumu dan bahkan mengarahkan perjalanan jiwamu menurut jam dan musim.
Suatu ketika kau ingin membuat anak sungai, di mana atas tebingnya kau akan duduk dan menyaksikan alirannya.
Namun keabadian di dalam dirimu adalah kesedaran akan kehidupan nan abadi,
Dan mengetahui bahawa semalam hanyalah kenangan utk hari ini dan esok adalah harapan dan impian utk hari ini.
Dan yang menyanyi dan merenung dari dalam jiwa, sentiasa menghuni ruang semesta yang menaburkan bintang di angkasa.
Siapa di antara kalian yang tidak merasa bahawa daya mencintainya tiada batasnya?
Dan siapa pula yang tidak merasa bahawa cinta sejati, walau tiada batas, terkandung di dalam inti dirinya, dan tiada bergerak dari fikiran cinta ke fikiran cinta, pun bukan dari tindakan cinta ke tindakan cinta yang lain?
Dan bukanlah sang waktu sebagaimana cinta, tiada terbahagi dan tiada kenal ruang?
Tapi jika di dalam fikiranmu baru mengukur waktu ke dalam musim, biarkanlah tiap musim merangkumi semua musim yang lain,
Dan biarkanlah hari ini memeluk masa silam dengan kenangan dan masa depan dengan kerinduan.
Oleh Kahlil Gibran
Dan seorang pakar astronomi berkata, "Guru, bagaimanakah perihal Waktu?"
Dan dia menjawab:
Kau ingin mengukur waktu yang tanpa ukuran dan tak terukur.
Engkau akan menyesuaikan tingkah lakumu dan bahkan mengarahkan perjalanan jiwamu menurut jam dan musim.
Suatu ketika kau ingin membuat anak sungai, di mana atas tebingnya kau akan duduk dan menyaksikan alirannya.
Namun keabadian di dalam dirimu adalah kesedaran akan kehidupan nan abadi,
Dan mengetahui bahawa semalam hanyalah kenangan utk hari ini dan esok adalah harapan dan impian utk hari ini.
Dan yang menyanyi dan merenung dari dalam jiwa, sentiasa menghuni ruang semesta yang menaburkan bintang di angkasa.
Siapa di antara kalian yang tidak merasa bahawa daya mencintainya tiada batasnya?
Dan siapa pula yang tidak merasa bahawa cinta sejati, walau tiada batas, terkandung di dalam inti dirinya, dan tiada bergerak dari fikiran cinta ke fikiran cinta, pun bukan dari tindakan cinta ke tindakan cinta yang lain?
Dan bukanlah sang waktu sebagaimana cinta, tiada terbahagi dan tiada kenal ruang?
Tapi jika di dalam fikiranmu baru mengukur waktu ke dalam musim, biarkanlah tiap musim merangkumi semua musim yang lain,
Dan biarkanlah hari ini memeluk masa silam dengan kenangan dan masa depan dengan kerinduan.
Perjamuan Jiwa
PERJAMUAN JIWA
Oleh Kahlil Gibran
Bangunlah, Cintaku. Bangun! Kerana jiwaku mengalu-alumu dari dasar laut, dan menawarkan padamu sayap-sayap di atas gelombang yang mengamuk
Bangunlah, kerana sunyi telah menghentikan derap kaki kuda dan langkah para pejalan kaki.
Rasa kantuk telah memeluk roh setiap laki-laki, sementara aku terbangun sendiri, rasa rindu membukakan kertas surat tidurku.
Cinta membawaku dekat denganmu, namun kebimbangan melemparkan diriku menjauh darimu.
Aku telah membuang bukuku, kerana keluhku mengunci kata-kata dan desah nafasku meninggalkan tempat tidurku, Cintaku, kerana takut pada hantu lupa yang berada di balik selimut.
Aku telah membuang bukuku, kerana keluhku mengunci kata-kata dan desah nafasku meninggalkan halaman buku yang kosong di depan mataku!
Bangun, bangunlah, Cintaku dan dengar diriku!
Aku mendengarkanmu, Cintaku! Aku mendengar panggilanmu dari lautan lepas dan merasakan lembutnya sentuhan sayapmu. Aku telah jauh dari ranjangku, beranjak ke tanah lapang, hingga embun membasahi kaki dan bajuku. Di sinilah aku berdiri, dibawah bunga-bunga pohon badam, memenuhi panggilan jiwamu.
Bicaralah padaku, Cintaku, dan biarkan nafasmu menghirup angin gunung yang datang padaku dari lembah-lembah Lebanon. Bicaralah. Tak ada yang akan mendengar selain diriku. Malam telah melarutkan semua manusia ditempat tidurnya.
Syurga telah menyulam cahaya rembulan dan menghamparkannya ke seluruh daratan Lebanon, Cintaku.
Syurga telah meriasnya dengan bayangan malam, jubah tebal membentang dihembus asap dari cerobong kain, dihembus nafas kemari, dan mengelarnya di telapak kota, Cintaku.
Para penduduk telah pulas menganyam mimpi di ubun-ubunnya di tengah pohon-pohon kenari. Jiwa mereka mempercepatkan langkah mengejar negeri mimpi, Cintaku.
Lelaki-lelaki longlai menggendong emas, dan tebing curam yang akan dilalui melemaskan lutut mereka. Mata mereka mengantuk kerana dililit kesulitan dan ketakutan. Mereka melemparkan tubuh ke tempat tidur sebagai tempat berlindung dari hantu-hantu yang menakutkan dan mengerikan, Cintaku.
Hantu-hantu dari masa lalu berkeliaran di lembah-lembah. Jiwa para raja melintasi bukit-bukit. Fikiranku yang berhias kenangan menyingkap kekuatan bangsa Chaldea, kemegahan Arab.
Di lorong-lorong gelap, jiwa-jiwa pencuri yang tegap berjalan, muncung-muncung nafsu ular berbisa muncul dari celah-celah benteng, dan rasa sakit berdengung kematian, muntah-muntah sepanjang jalan. Kenangan menyingkap tabir kelupaan dari mataku dan nampaklah Sodom yang menjijikkan, serta dosa-dosa Gomorah.
Ranting-ranting berayun-ayun, Cintaku, dan desirnya bertemu dengan alunan anak sungai di lembah. Syair-syair Sulaiman, nada kecapi Daud dan lagu Ishak Al-Mausaili terngiang-ngiang di telinga kami.
Jiwa anak-anak yang lapar di penginapan menggelupur, ibunya mengeluh di atas kamar kesedihan, dan kekecewaan telah jatuh dari langit. Mimpi-mimpi kebimbangan melanda hati yang lemah. Aku mendengar rintihan pahitnya.
Semerbak bunga melambai seiring nafas pohon-pohon cedar. Terbawa angin sepoi-sepoi menuju perbukitan, harum itu mengisi jiwa dengan kasih sayang dan meniupkan kerinduan untuk terbang.
Tetapi racun dari rawa-rawa jug berkelana mengepul bersama penyakit. Seperti panah rahsia yang tajam, racun itu telah menembusi perasaan dan meracuni udara.
Tanpa kusedari matahari telah mengilaukan cahaya pagi, Cintaku, dan jari-jari timur yang lentik menimang mata-mata orang yang terlelap. Cahaya itu memaksa mereka untuk membuka daun jendela dan menyelak hati dan kemenangan. Desa-desa, yang sedang tertidur dalam damai dan tenang di pundak-pundak lembah, bangun, loceng-loceng berdenting memenuhi angkasa sebagai panggilan untuk mula berdoa. Dan dari gua-gua, gema-gema juga berdengung, seolah-olah seluruh alam sedang berdoa bersama-sama dengan khusyuknya. Anak-anak sapi telah keluar dari kandangnya, biri-biri dan kambing meninggalkan bangsalnya untuk menuai rumput yang berembun dan berkilatan cahaya. Penggembalanya mengikuti dari belakang sambil mengamatinya di balik lelalang. Di belakangnya lagi gadis-gadis bernyanyi seperti burung menyambut pagi.
Kini tangan siang hari yang perkasa terbaring di atas kota. Tirai telah diselak dari jendela dan pintu pun terbuka. Mata yang penat dan wajah lesu para penjahit telah siap di tempat kerjanya. Mereka merasakan kematian telah melanggar batas kehidupan mereka, dan riak muka yang layu mempamerkan ketakutan dan kekecewaan. Di jalanan padat dengan jiwa-jiwa yang tamak dan tergesa-gesa, dan di mana-mana terdengar desingan besi, pusingan roda dan siulan angin. Kota telah menjadi arena pertempuran di mana yang kuat menindas yang lemah dan si kaya mengeksploitasi dan menguasai si miskin.
Betapa indah hidup ini, Cintaku, seperti hati penyair yang penuh dengan cahaya dan kelembutan hati.
Dan betapa kerasnya hidup ini, Cintaku, seperti dada penjahat, yang berdebar-debar kerana selalu merasa bimbang dan takut.
Oleh Kahlil Gibran
Bangunlah, Cintaku. Bangun! Kerana jiwaku mengalu-alumu dari dasar laut, dan menawarkan padamu sayap-sayap di atas gelombang yang mengamuk
Bangunlah, kerana sunyi telah menghentikan derap kaki kuda dan langkah para pejalan kaki.
Rasa kantuk telah memeluk roh setiap laki-laki, sementara aku terbangun sendiri, rasa rindu membukakan kertas surat tidurku.
Cinta membawaku dekat denganmu, namun kebimbangan melemparkan diriku menjauh darimu.
Aku telah membuang bukuku, kerana keluhku mengunci kata-kata dan desah nafasku meninggalkan tempat tidurku, Cintaku, kerana takut pada hantu lupa yang berada di balik selimut.
Aku telah membuang bukuku, kerana keluhku mengunci kata-kata dan desah nafasku meninggalkan halaman buku yang kosong di depan mataku!
Bangun, bangunlah, Cintaku dan dengar diriku!
Aku mendengarkanmu, Cintaku! Aku mendengar panggilanmu dari lautan lepas dan merasakan lembutnya sentuhan sayapmu. Aku telah jauh dari ranjangku, beranjak ke tanah lapang, hingga embun membasahi kaki dan bajuku. Di sinilah aku berdiri, dibawah bunga-bunga pohon badam, memenuhi panggilan jiwamu.
Bicaralah padaku, Cintaku, dan biarkan nafasmu menghirup angin gunung yang datang padaku dari lembah-lembah Lebanon. Bicaralah. Tak ada yang akan mendengar selain diriku. Malam telah melarutkan semua manusia ditempat tidurnya.
Syurga telah menyulam cahaya rembulan dan menghamparkannya ke seluruh daratan Lebanon, Cintaku.
Syurga telah meriasnya dengan bayangan malam, jubah tebal membentang dihembus asap dari cerobong kain, dihembus nafas kemari, dan mengelarnya di telapak kota, Cintaku.
Para penduduk telah pulas menganyam mimpi di ubun-ubunnya di tengah pohon-pohon kenari. Jiwa mereka mempercepatkan langkah mengejar negeri mimpi, Cintaku.
Lelaki-lelaki longlai menggendong emas, dan tebing curam yang akan dilalui melemaskan lutut mereka. Mata mereka mengantuk kerana dililit kesulitan dan ketakutan. Mereka melemparkan tubuh ke tempat tidur sebagai tempat berlindung dari hantu-hantu yang menakutkan dan mengerikan, Cintaku.
Hantu-hantu dari masa lalu berkeliaran di lembah-lembah. Jiwa para raja melintasi bukit-bukit. Fikiranku yang berhias kenangan menyingkap kekuatan bangsa Chaldea, kemegahan Arab.
Di lorong-lorong gelap, jiwa-jiwa pencuri yang tegap berjalan, muncung-muncung nafsu ular berbisa muncul dari celah-celah benteng, dan rasa sakit berdengung kematian, muntah-muntah sepanjang jalan. Kenangan menyingkap tabir kelupaan dari mataku dan nampaklah Sodom yang menjijikkan, serta dosa-dosa Gomorah.
Ranting-ranting berayun-ayun, Cintaku, dan desirnya bertemu dengan alunan anak sungai di lembah. Syair-syair Sulaiman, nada kecapi Daud dan lagu Ishak Al-Mausaili terngiang-ngiang di telinga kami.
Jiwa anak-anak yang lapar di penginapan menggelupur, ibunya mengeluh di atas kamar kesedihan, dan kekecewaan telah jatuh dari langit. Mimpi-mimpi kebimbangan melanda hati yang lemah. Aku mendengar rintihan pahitnya.
Semerbak bunga melambai seiring nafas pohon-pohon cedar. Terbawa angin sepoi-sepoi menuju perbukitan, harum itu mengisi jiwa dengan kasih sayang dan meniupkan kerinduan untuk terbang.
Tetapi racun dari rawa-rawa jug berkelana mengepul bersama penyakit. Seperti panah rahsia yang tajam, racun itu telah menembusi perasaan dan meracuni udara.
Tanpa kusedari matahari telah mengilaukan cahaya pagi, Cintaku, dan jari-jari timur yang lentik menimang mata-mata orang yang terlelap. Cahaya itu memaksa mereka untuk membuka daun jendela dan menyelak hati dan kemenangan. Desa-desa, yang sedang tertidur dalam damai dan tenang di pundak-pundak lembah, bangun, loceng-loceng berdenting memenuhi angkasa sebagai panggilan untuk mula berdoa. Dan dari gua-gua, gema-gema juga berdengung, seolah-olah seluruh alam sedang berdoa bersama-sama dengan khusyuknya. Anak-anak sapi telah keluar dari kandangnya, biri-biri dan kambing meninggalkan bangsalnya untuk menuai rumput yang berembun dan berkilatan cahaya. Penggembalanya mengikuti dari belakang sambil mengamatinya di balik lelalang. Di belakangnya lagi gadis-gadis bernyanyi seperti burung menyambut pagi.
Kini tangan siang hari yang perkasa terbaring di atas kota. Tirai telah diselak dari jendela dan pintu pun terbuka. Mata yang penat dan wajah lesu para penjahit telah siap di tempat kerjanya. Mereka merasakan kematian telah melanggar batas kehidupan mereka, dan riak muka yang layu mempamerkan ketakutan dan kekecewaan. Di jalanan padat dengan jiwa-jiwa yang tamak dan tergesa-gesa, dan di mana-mana terdengar desingan besi, pusingan roda dan siulan angin. Kota telah menjadi arena pertempuran di mana yang kuat menindas yang lemah dan si kaya mengeksploitasi dan menguasai si miskin.
Betapa indah hidup ini, Cintaku, seperti hati penyair yang penuh dengan cahaya dan kelembutan hati.
Dan betapa kerasnya hidup ini, Cintaku, seperti dada penjahat, yang berdebar-debar kerana selalu merasa bimbang dan takut.
Bangsa Kasihan
BANGSA KASIHAN
Oleh Kahlil Gibran
Kasihan bangsa yang memakai pakaian yang tidak ditenunnya,
memakan roti dari gandum yang tidak dituainya
dan meminum anggur yang tidak diperasnya
Kasihan bangsa yang menjadikan orang bodoh menjadi pahlawan,
dan menganggap penindasan penjajah sebagai hadiah.
Kasihan bangsa yang meremehkan nafsu dalam mimpi-mimpinya ketika tidur, sementara menyerah padanya ketika bangun.
Kasihan bangsa yang tidak pernah angkat suara
kecuali jika sedang berjalan di atas kuburan,
tidak sesumbar kecuali di runtuhan,
dan tidak memberontak kecuali ketika lehernya
sudah berada di antara pedang dan landasan.
Kasihan bangsa yang negarawannya serigala,
falsafahnya karung nasi,
dan senimannya tukang tambal dan tukang tiru.
Kasihan bangsa yang menyambut penguasa barunya
dengan trompet kehormatan namun melepasnya dengan cacian,
hanya untuk menyambut penguasa baru lain dengan trompet lagi.
Kasihan bangsa yang orang sucinya dungu
menghitung tahun-tahun berlalu
dan orang kuatnya masih dalam gendongan.
Kasihan bangsa yang berpecah-belah,
dan masing-masing mengangap dirinya sebagai satu bangsa.
Oleh Kahlil Gibran
Kasihan bangsa yang memakai pakaian yang tidak ditenunnya,
memakan roti dari gandum yang tidak dituainya
dan meminum anggur yang tidak diperasnya
Kasihan bangsa yang menjadikan orang bodoh menjadi pahlawan,
dan menganggap penindasan penjajah sebagai hadiah.
Kasihan bangsa yang meremehkan nafsu dalam mimpi-mimpinya ketika tidur, sementara menyerah padanya ketika bangun.
Kasihan bangsa yang tidak pernah angkat suara
kecuali jika sedang berjalan di atas kuburan,
tidak sesumbar kecuali di runtuhan,
dan tidak memberontak kecuali ketika lehernya
sudah berada di antara pedang dan landasan.
Kasihan bangsa yang negarawannya serigala,
falsafahnya karung nasi,
dan senimannya tukang tambal dan tukang tiru.
Kasihan bangsa yang menyambut penguasa barunya
dengan trompet kehormatan namun melepasnya dengan cacian,
hanya untuk menyambut penguasa baru lain dengan trompet lagi.
Kasihan bangsa yang orang sucinya dungu
menghitung tahun-tahun berlalu
dan orang kuatnya masih dalam gendongan.
Kasihan bangsa yang berpecah-belah,
dan masing-masing mengangap dirinya sebagai satu bangsa.
Rahasia Jodoh
RAHASIA JODOH
Oleh Kahlil Gibran
Berpasangan engkau telah diciptakan
Dan selamanya engkau akan berpasangan
Bergandingan tanganlah dikau
Hingga sayap-sayap panjang nan lebar lebur dalam nyala
Dalam ikatan agung menyatu kalian
Saling menataplah dalam keharmonian
Dan bukanlah hanya saling menatap ke depan
Tapi bagaimana melangkah ke tujuan semula
Berpasangan engkau dalam mengurai kebersamaan
Kerana tidak ada yang benar-benar mampu hidup bersendirian
Bahkan keindahan syurga tak mampu menghapus kesepian Adam
Berpasangan engkau dalam menghimpun rahmat Tuhan Ya, bahkan bersama pula dalam menikmatinya
Kerana alam dan kurniaan Tuhan
Terlampau luas untuk dinikmati sendirian
Bersamalah engkau dalam setiap keadaan
Kerana kebahagiaan tersedia, bagi mereka yang menangis
Bagi mereka yang disakiti hatinya, bagi mereka yang mencari,
bagi mereka yang mencuba
Dan bagi mereka yang mampu memahami erti hidup bersama
Kerana mereka itulah yang menghargai pentingnya
orang-orang yang pernah hadir dalam kehidupan mereka
Bersamalah dikau sampai sayap-sayap sang maut meliputimu
Ya, bahkan bersama pula kalian dalam musim sunyi
Namun biarkan ada ruang antara kebersamaan itu
Tempat angin syurga menari-nari diantara bahtera sakinahmu
Berkasih-kasihlah, namun jangan membelenggu cinta
Biarkan cinta mengalir dalam setiap titisan darah
Bagai mata air kehidupan
Yang gemerciknya senantiasa menghidupi pantai kedua jiwa
Saling isilah minumanmu tapi jangan minum dari satu piala
Saling kongsilah rotimu tapi jangan makan dari pinggan yang sama..
Menyanyilah dan menarilah bersama dalam suka dan duka
Hanya biarkan masing-masing menghayati waktu sendirinya
Kerana dawai-dawai biola, masing-masing punya kehidupan sendiri
Walau lagu yang sama sedang menggetarkannya
Sebab itulah simfoni kehidupan
Berikan hatimu namun jangan saling menguasainya
Jika tidak, kalian hanya mencintai pantulan diri sendiri
Yang kalian temukan dalam dia
Dan lagi, hanya tangan kehidupan yang akan mampu merangkulnya
Tegaklah berjajar namun jangan terlampau dekat
Bukankah tiang-tiang candi tidak dibina terlalu rapat?
Dan pohon jati serta pohon cemara
Tidak tumbuh dalam bayangan masing-masing?
Oleh Kahlil Gibran
Berpasangan engkau telah diciptakan
Dan selamanya engkau akan berpasangan
Bergandingan tanganlah dikau
Hingga sayap-sayap panjang nan lebar lebur dalam nyala
Dalam ikatan agung menyatu kalian
Saling menataplah dalam keharmonian
Dan bukanlah hanya saling menatap ke depan
Tapi bagaimana melangkah ke tujuan semula
Berpasangan engkau dalam mengurai kebersamaan
Kerana tidak ada yang benar-benar mampu hidup bersendirian
Bahkan keindahan syurga tak mampu menghapus kesepian Adam
Berpasangan engkau dalam menghimpun rahmat Tuhan Ya, bahkan bersama pula dalam menikmatinya
Kerana alam dan kurniaan Tuhan
Terlampau luas untuk dinikmati sendirian
Bersamalah engkau dalam setiap keadaan
Kerana kebahagiaan tersedia, bagi mereka yang menangis
Bagi mereka yang disakiti hatinya, bagi mereka yang mencari,
bagi mereka yang mencuba
Dan bagi mereka yang mampu memahami erti hidup bersama
Kerana mereka itulah yang menghargai pentingnya
orang-orang yang pernah hadir dalam kehidupan mereka
Bersamalah dikau sampai sayap-sayap sang maut meliputimu
Ya, bahkan bersama pula kalian dalam musim sunyi
Namun biarkan ada ruang antara kebersamaan itu
Tempat angin syurga menari-nari diantara bahtera sakinahmu
Berkasih-kasihlah, namun jangan membelenggu cinta
Biarkan cinta mengalir dalam setiap titisan darah
Bagai mata air kehidupan
Yang gemerciknya senantiasa menghidupi pantai kedua jiwa
Saling isilah minumanmu tapi jangan minum dari satu piala
Saling kongsilah rotimu tapi jangan makan dari pinggan yang sama..
Menyanyilah dan menarilah bersama dalam suka dan duka
Hanya biarkan masing-masing menghayati waktu sendirinya
Kerana dawai-dawai biola, masing-masing punya kehidupan sendiri
Walau lagu yang sama sedang menggetarkannya
Sebab itulah simfoni kehidupan
Berikan hatimu namun jangan saling menguasainya
Jika tidak, kalian hanya mencintai pantulan diri sendiri
Yang kalian temukan dalam dia
Dan lagi, hanya tangan kehidupan yang akan mampu merangkulnya
Tegaklah berjajar namun jangan terlampau dekat
Bukankah tiang-tiang candi tidak dibina terlalu rapat?
Dan pohon jati serta pohon cemara
Tidak tumbuh dalam bayangan masing-masing?
Ibu - Puisi Kahlil Gibran
IBU
Oleh Kahlil Gibran
Ibu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir - bibir manusia.
Dan "Ibuku" merupakan sebutan terindah.
Kata yang semerbak cinta dan impian, manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa.
Ibu adalah segalanya. Ibu adalah penegas kita dilaka lara, impian kta dalam rengsa, rujukan kita di kala nista.
Ibu adalah mata air cinta, kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi. Siapa pun yang kehilangan ibinya, ia akan kehilangan sehelai jiwa suci yang senantiasa
merestui dan memberkatinya.
Alam semesta selalu berbincang dalam bahasa ibu. Matahari sebagai ibu bumi yang menyusuinya melalui panasnya.
Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi sampai malam merebahkannya dalam lentera ombak, syahdu tembang beburungan dan sesungaian.
Bumi adalah ibu pepohonan dan bebungaan. Bumi menumbuhkan, menjaga dan membesarkannya. Pepohonan
dan bebungaan adalah ibu yang tulus memelihara bebuahan dan bebijian.
Ibu adalah jiwa keabadian bagi semua wujud.
Penuh cinta dan kedamaian.
Oleh Kahlil Gibran
Ibu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir - bibir manusia.
Dan "Ibuku" merupakan sebutan terindah.
Kata yang semerbak cinta dan impian, manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa.
Ibu adalah segalanya. Ibu adalah penegas kita dilaka lara, impian kta dalam rengsa, rujukan kita di kala nista.
Ibu adalah mata air cinta, kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi. Siapa pun yang kehilangan ibinya, ia akan kehilangan sehelai jiwa suci yang senantiasa
merestui dan memberkatinya.
Alam semesta selalu berbincang dalam bahasa ibu. Matahari sebagai ibu bumi yang menyusuinya melalui panasnya.
Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi sampai malam merebahkannya dalam lentera ombak, syahdu tembang beburungan dan sesungaian.
Bumi adalah ibu pepohonan dan bebungaan. Bumi menumbuhkan, menjaga dan membesarkannya. Pepohonan
dan bebungaan adalah ibu yang tulus memelihara bebuahan dan bebijian.
Ibu adalah jiwa keabadian bagi semua wujud.
Penuh cinta dan kedamaian.
Cinta (III)
CINTA (III)
Oleh Kahlil Gibran
Kelmarin aku berdiri berdekatan pintu gerbang sebuah rumah ibadat dan bertanya kepada manusia yang lalu-lalang di situ tentang misteri dan kesucian cinta.
Seorang lelaki setengah baya menghampiri, tubuhnya rapuh wajahnya gelap. Sambil mengeluh dia berkata, "Cinta telah membuat suatu kekuatan menjadi lemah, aku mewarisinya dari Manusia Pertama."
Seorang pemuda dengan tubuh kuat dan besar menghampiri. Dengan suara bagai menyanyi dia berkata, "Cinta adalah sebuah ketetapan hati yang ditumbuhkan dariku, yang rnenghubungkan masa sekarang dengan generasi masa lalu dan generasi yang akan datang.'
Seorang wanita dengan wajah melankolis menghampiri dan sambil mendesah, dia berkata, 'Cinta adalah racun pembunuh, ular hitam berbisa yang menderita di neraka, terbang melayang dan berputar-putar menembusi langit sampai ia jatuh tertutup embun, ia hanya akan diminum oleh roh-roh yang haus. Kemudian mereka akan mabuk untuk beberapa saat, diam selama satu tahun dan mati untuk selamanya.'
Seorang gadis dengan pipi kemerahan menghampiri dan dengan tersenyum dia berkata, "Cinta itu laksana air pancuran yang digunakan roh pengantin sebagai siraman ke dalam roh orang-orang yg kuat, membuat mereka bangkit dalam doa di antara bintang-bintang di malam hari dan senandung pujian di depan matahari di siang hari.'
Setelah itu seorang lelaki menghampiri. Bajunya hitam, janggutnya panjang dengan dahi berkerut, dia berkata, "Cinta adalah ketidakpedulian yang buta. la bermula dari hujung masa muda dan berakhir pada pangkal masa muda.'
Seorang lelaki tampan dengan wajah bersinar dan dengan bahagia berkata, 'Cinta adalah pengetahuan syurgawi yang menyalakan mata kita. Ia menunjukkan segala sesuatu kepada kita seperti para dewa melihatnya.'
Seorang bermata buta menghampiri, sambil mengetuk-ngetukkan tongkatnya ke tanah dan dia kemudian berkata sambil menangis, 'Cinta adalah kabus tebal yang menyelubungi gambaran sesuatu darinya atau yang membuatnya hanya melihat hantu dari nafsunya yang berkelana di antara batu karang, tuli terhadap suara-suara dari tangisnya sendiri yang bergema di lembah-lembah.'
Seorang pemuda, dengan membawa sebuah gitar menghampiri dan menyanyi, 'Cinta adalah cahaya ghaib yang bersinar dari kedalaman kehidupan yang peka dan mencerahkan segala yang ada di sekitarnya. Engkau bisa melihat dunia bagai sebuah perarakan yang berjalan melewati padang rumput hijau. Kehidupan adalah bagai sebuah mimpi indah yang diangkat dari kesedaran dan kesedaran.'
Seorang lelaki dengan badan bongkok dan kakinya bengkok bagai potongan-potongan kain menghampiri. Dengan suara bergetar, dia berkata, "Cinta adalah istirahat panjang bagi raga di dalam kesunyian makam, kedamaian bagi jiwa dalam kedalaman keabadian.’
Seorang anak kecil berumur lima tahun menghampiri dan sambil tertawa dia berkata, "Cinta adalah ayahku, cinta adalah ibuku. Hanya ayah dan ibuku yang mengerti tentang cinta."
Waktu terus berjalan. Manusia terus-menerus melewati rumah ibadat. Masing-masing mempunyai pandangannya tersendiri tentang cinta. Semua menyatakan harapan-harapannya dan mengungkapkan misteri-misteri kehidupannya.
Oleh Kahlil Gibran
Kelmarin aku berdiri berdekatan pintu gerbang sebuah rumah ibadat dan bertanya kepada manusia yang lalu-lalang di situ tentang misteri dan kesucian cinta.
Seorang lelaki setengah baya menghampiri, tubuhnya rapuh wajahnya gelap. Sambil mengeluh dia berkata, "Cinta telah membuat suatu kekuatan menjadi lemah, aku mewarisinya dari Manusia Pertama."
Seorang pemuda dengan tubuh kuat dan besar menghampiri. Dengan suara bagai menyanyi dia berkata, "Cinta adalah sebuah ketetapan hati yang ditumbuhkan dariku, yang rnenghubungkan masa sekarang dengan generasi masa lalu dan generasi yang akan datang.'
Seorang wanita dengan wajah melankolis menghampiri dan sambil mendesah, dia berkata, 'Cinta adalah racun pembunuh, ular hitam berbisa yang menderita di neraka, terbang melayang dan berputar-putar menembusi langit sampai ia jatuh tertutup embun, ia hanya akan diminum oleh roh-roh yang haus. Kemudian mereka akan mabuk untuk beberapa saat, diam selama satu tahun dan mati untuk selamanya.'
Seorang gadis dengan pipi kemerahan menghampiri dan dengan tersenyum dia berkata, "Cinta itu laksana air pancuran yang digunakan roh pengantin sebagai siraman ke dalam roh orang-orang yg kuat, membuat mereka bangkit dalam doa di antara bintang-bintang di malam hari dan senandung pujian di depan matahari di siang hari.'
Setelah itu seorang lelaki menghampiri. Bajunya hitam, janggutnya panjang dengan dahi berkerut, dia berkata, "Cinta adalah ketidakpedulian yang buta. la bermula dari hujung masa muda dan berakhir pada pangkal masa muda.'
Seorang lelaki tampan dengan wajah bersinar dan dengan bahagia berkata, 'Cinta adalah pengetahuan syurgawi yang menyalakan mata kita. Ia menunjukkan segala sesuatu kepada kita seperti para dewa melihatnya.'
Seorang bermata buta menghampiri, sambil mengetuk-ngetukkan tongkatnya ke tanah dan dia kemudian berkata sambil menangis, 'Cinta adalah kabus tebal yang menyelubungi gambaran sesuatu darinya atau yang membuatnya hanya melihat hantu dari nafsunya yang berkelana di antara batu karang, tuli terhadap suara-suara dari tangisnya sendiri yang bergema di lembah-lembah.'
Seorang pemuda, dengan membawa sebuah gitar menghampiri dan menyanyi, 'Cinta adalah cahaya ghaib yang bersinar dari kedalaman kehidupan yang peka dan mencerahkan segala yang ada di sekitarnya. Engkau bisa melihat dunia bagai sebuah perarakan yang berjalan melewati padang rumput hijau. Kehidupan adalah bagai sebuah mimpi indah yang diangkat dari kesedaran dan kesedaran.'
Seorang lelaki dengan badan bongkok dan kakinya bengkok bagai potongan-potongan kain menghampiri. Dengan suara bergetar, dia berkata, "Cinta adalah istirahat panjang bagi raga di dalam kesunyian makam, kedamaian bagi jiwa dalam kedalaman keabadian.’
Seorang anak kecil berumur lima tahun menghampiri dan sambil tertawa dia berkata, "Cinta adalah ayahku, cinta adalah ibuku. Hanya ayah dan ibuku yang mengerti tentang cinta."
Waktu terus berjalan. Manusia terus-menerus melewati rumah ibadat. Masing-masing mempunyai pandangannya tersendiri tentang cinta. Semua menyatakan harapan-harapannya dan mengungkapkan misteri-misteri kehidupannya.
Cinta (II)
CINTA (II)
Oleh Kahlil Gibran
Mereka berkata tentang serigala dan tikus
Minum di sungai yang sama
Di mana singa melepas dahaga
Mereka berkata tentang helang dan hering
Menjunam paruhnya ke dalam bangkai yg sama
Dan berdamai - di antara satu sama lain,
Dalam kehadiran bangkai - bangkai mati itu
Oh Cinta, yang tangan lembutnya
mengekang keinginanku
Meluapkan rasa lapar dan dahaga
akan maruah dan kebanggaan,
Jangan biarkan nafsu kuat terus menggangguku
Memakan roti dan meminum anggur
Menggoda diriku yang lemah ini
Biarkan rasa lapar menggigitku,
Biarkan rasa haus membakarku,
Biarkan aku mati dan binasa,
Sebelum kuangkat tanganku
Untuk cangkir yang tidak kau isi,
Dan mangkuk yang tidak kau berkati
(Dari 'The Forerunner)
Oleh Kahlil Gibran
Mereka berkata tentang serigala dan tikus
Minum di sungai yang sama
Di mana singa melepas dahaga
Mereka berkata tentang helang dan hering
Menjunam paruhnya ke dalam bangkai yg sama
Dan berdamai - di antara satu sama lain,
Dalam kehadiran bangkai - bangkai mati itu
Oh Cinta, yang tangan lembutnya
mengekang keinginanku
Meluapkan rasa lapar dan dahaga
akan maruah dan kebanggaan,
Jangan biarkan nafsu kuat terus menggangguku
Memakan roti dan meminum anggur
Menggoda diriku yang lemah ini
Biarkan rasa lapar menggigitku,
Biarkan rasa haus membakarku,
Biarkan aku mati dan binasa,
Sebelum kuangkat tanganku
Untuk cangkir yang tidak kau isi,
Dan mangkuk yang tidak kau berkati
(Dari 'The Forerunner)
Cinta
CINTA (I)
Oleh Kahlil Gibran
Lalu berkatalah Almitra, Bicaralah pada kami perihal Cinta.
Dan dia mengangkatkan kepalanya dan memandang ke arah kumpulan manusia itu, dan keheningan menguasai mereka. Dan dengan suara lantang dia berkata:
Pabila cinta menggamitmu, ikutlah ia
Walaupun jalan-jalannya sukar dan curam
Pabila ia mengepakkan sayapnya,
Engkau serahkanlah dirimu kepadanya
Walaupun pedang yang tersisip pada sayapnya akan melukakan kamu.
Pabila ia berkata-kata
Engkau percayalah kepadanya
walaupun suaranya akan menghancurkan mimpimu
seperti angin utara yang memusnahkan taman-taman
kerana sekalipun cinta memahkotakan kamu
Ia juga akan mengorbankan kamu
walaupun ia menyuburkan dahan-dahanmu
ia juga mematahkan ranting-rantingmu
walaupun ia memanjat dahanmu yang tinggi
dan mengusap ranting-rantingmu yang gementar
dalam remang cahaya matahari
ia juga turun ke akar-akarmu
dan menggoncangkannya dari perut bumi
Seperti seberkas jagung
ia akan mengumpulmu untuk dirinya
membantingkanmu sehingga engkau bogel
mengayakkanmu sehingga terpisah kamu dari kulitmu
mengisarkanmu sehingga engkau menjadi putih bersih
mengulimu agar kamu mudah dibentuk
dan selepas itu membakarmu di atas bara api
agar kamu menjadi sebuku roti yang diberkati
untuk hidangan kenduri Tuhanmu yang suci
Semua ini akan cinta lakukan kepadamu
supaya engkau memahami rahsia hatinya
dan dengan itu menjadi wangi-wangian kehidupan
tetapi seandainya di dalam ketakutanmu
engkau hanya mencari kedamaian dan nikmat cinta
maka lebih baiklah engkau membalut dirimu
yang bogel itu
dan beredarlah dari laman cinta yang penuh gelora
ke dunia gersang yang tidak bermusim
di sana engkau akan ketawa
tetapi bukan tawamu
dan engkau akan menangis
tetapi bukan dengan air matamu
Cinta tidak memberikan apa-apa melainkan dirinya
dan tidak mengambil apa-apa melainkan daripada dirinya
cinta tidak mengawal sesiapa
dan cinta tidak boleh dikawal sesiapa
kerana cinta lengkap dengan sendirinya
Dan pabila engkau bercinta
engkau tidak seharusnya berkata
"kejadian adalah hatiku," sebaliknya berkatalah:
"aku adalah kejadian"
Dan janganlah engkau berfikir
engkau boleh menentukan arus cinta
kerana seandainya cinta memberkatimu
ia akan menentukan arah perjalananmu
Cinta tiada nafsu melainkan dirinya
tetapi seandainya kamu bercinta
dan ada nafsu pada cintamu itu
maka biarlah yang berikut ini menjadi nafsumu;
menjadi air batu yang cair
membentuk anak-anak sungai
yang menyanyikan melodi cinta
pada malam yang gelap gelita
untuk mengenal betapa pedihnya kemesraan
untuk merasa luka kerana engkau kini mengenali cinta
dan rela serta gembira
melihat darah dari lukanya
untuk bangun pada waktu fajar dengan hati yang lega
dan bersyukur untuk satu hari lagi yang terisi cinta
untuk beristirehat ketika matahari remang
untuk mengingati kemanisan cinta yang tidak terperi
untuk kembali ke rumahmu ketika air mati
dengan rasa kesyukuran di dalam hati
dan dalam tidurmu berdoalah untuk kekasihmu
yang bersemadi di dalam hatimu
dengan lagu kesyukuran pada bibirmu
(Dari 'Sang Nabi')
Oleh Kahlil Gibran
Lalu berkatalah Almitra, Bicaralah pada kami perihal Cinta.
Dan dia mengangkatkan kepalanya dan memandang ke arah kumpulan manusia itu, dan keheningan menguasai mereka. Dan dengan suara lantang dia berkata:
Pabila cinta menggamitmu, ikutlah ia
Walaupun jalan-jalannya sukar dan curam
Pabila ia mengepakkan sayapnya,
Engkau serahkanlah dirimu kepadanya
Walaupun pedang yang tersisip pada sayapnya akan melukakan kamu.
Pabila ia berkata-kata
Engkau percayalah kepadanya
walaupun suaranya akan menghancurkan mimpimu
seperti angin utara yang memusnahkan taman-taman
kerana sekalipun cinta memahkotakan kamu
Ia juga akan mengorbankan kamu
walaupun ia menyuburkan dahan-dahanmu
ia juga mematahkan ranting-rantingmu
walaupun ia memanjat dahanmu yang tinggi
dan mengusap ranting-rantingmu yang gementar
dalam remang cahaya matahari
ia juga turun ke akar-akarmu
dan menggoncangkannya dari perut bumi
Seperti seberkas jagung
ia akan mengumpulmu untuk dirinya
membantingkanmu sehingga engkau bogel
mengayakkanmu sehingga terpisah kamu dari kulitmu
mengisarkanmu sehingga engkau menjadi putih bersih
mengulimu agar kamu mudah dibentuk
dan selepas itu membakarmu di atas bara api
agar kamu menjadi sebuku roti yang diberkati
untuk hidangan kenduri Tuhanmu yang suci
Semua ini akan cinta lakukan kepadamu
supaya engkau memahami rahsia hatinya
dan dengan itu menjadi wangi-wangian kehidupan
tetapi seandainya di dalam ketakutanmu
engkau hanya mencari kedamaian dan nikmat cinta
maka lebih baiklah engkau membalut dirimu
yang bogel itu
dan beredarlah dari laman cinta yang penuh gelora
ke dunia gersang yang tidak bermusim
di sana engkau akan ketawa
tetapi bukan tawamu
dan engkau akan menangis
tetapi bukan dengan air matamu
Cinta tidak memberikan apa-apa melainkan dirinya
dan tidak mengambil apa-apa melainkan daripada dirinya
cinta tidak mengawal sesiapa
dan cinta tidak boleh dikawal sesiapa
kerana cinta lengkap dengan sendirinya
Dan pabila engkau bercinta
engkau tidak seharusnya berkata
"kejadian adalah hatiku," sebaliknya berkatalah:
"aku adalah kejadian"
Dan janganlah engkau berfikir
engkau boleh menentukan arus cinta
kerana seandainya cinta memberkatimu
ia akan menentukan arah perjalananmu
Cinta tiada nafsu melainkan dirinya
tetapi seandainya kamu bercinta
dan ada nafsu pada cintamu itu
maka biarlah yang berikut ini menjadi nafsumu;
menjadi air batu yang cair
membentuk anak-anak sungai
yang menyanyikan melodi cinta
pada malam yang gelap gelita
untuk mengenal betapa pedihnya kemesraan
untuk merasa luka kerana engkau kini mengenali cinta
dan rela serta gembira
melihat darah dari lukanya
untuk bangun pada waktu fajar dengan hati yang lega
dan bersyukur untuk satu hari lagi yang terisi cinta
untuk beristirehat ketika matahari remang
untuk mengingati kemanisan cinta yang tidak terperi
untuk kembali ke rumahmu ketika air mati
dengan rasa kesyukuran di dalam hati
dan dalam tidurmu berdoalah untuk kekasihmu
yang bersemadi di dalam hatimu
dengan lagu kesyukuran pada bibirmu
(Dari 'Sang Nabi')
Alam dan Manusia
ALAM DAN MANUSIA
Oleh Kahlil Gibran
Aku mendengar anak sungai merintih bagai seorang janda yang menangis meratapi kematian anaknya dan aku kemudian bertanya, "Mengapa engkau menangis, sungaiku yang jernih?' Dan sungai itu menjawab, 'Sebab aku dipaksa mengalir ke kota tempat Manusia merendahkan dan mensia-siakan diriku dan menjadikanku minuman-minuman keras dan mereka memperalatkanku bagai pembersih sampah, meracuni kemurnianku dan mengubah sifat-sifatku yang baik menjadi sifat-sifat buruk."
Dan aku mendengar burung-burung menangis, dan aku bertanya, "Mengapa engkau menangis, burung-burungku yang cantik?"
Dan salah satu dari burung itu terbang mendekatiku, dan hinggap di hujung sebuah cabang pohon dan berkata, "Anak-anak Adam akan segera datang di ladang ini dengan membawa senjata-senjata pembunuh dan menyerang kami seolah-olah kami adalah musuhnya. Kami sekarang terpisah di antara satu sama yang lain, sebab kami tidak tahu siapa di antara kami yang bisa selamat dari kejahatan Manusia. Ajal memburu kami ke mana pun kami pergi."
Kini, matahari terbit dari balik puncak pergunungan, dan menyinari puncak-puncak pepohonan dengan rona mahkota. Kupandangi keindahan ini dan aku bertanya kepada diriku sendiri, 'Mengapa Manusia mesti menghancurkan segala karya yang telah diciptakan oleh alam?'
Oleh Kahlil Gibran
Aku mendengar anak sungai merintih bagai seorang janda yang menangis meratapi kematian anaknya dan aku kemudian bertanya, "Mengapa engkau menangis, sungaiku yang jernih?' Dan sungai itu menjawab, 'Sebab aku dipaksa mengalir ke kota tempat Manusia merendahkan dan mensia-siakan diriku dan menjadikanku minuman-minuman keras dan mereka memperalatkanku bagai pembersih sampah, meracuni kemurnianku dan mengubah sifat-sifatku yang baik menjadi sifat-sifat buruk."
Dan aku mendengar burung-burung menangis, dan aku bertanya, "Mengapa engkau menangis, burung-burungku yang cantik?"
Dan salah satu dari burung itu terbang mendekatiku, dan hinggap di hujung sebuah cabang pohon dan berkata, "Anak-anak Adam akan segera datang di ladang ini dengan membawa senjata-senjata pembunuh dan menyerang kami seolah-olah kami adalah musuhnya. Kami sekarang terpisah di antara satu sama yang lain, sebab kami tidak tahu siapa di antara kami yang bisa selamat dari kejahatan Manusia. Ajal memburu kami ke mana pun kami pergi."
Kini, matahari terbit dari balik puncak pergunungan, dan menyinari puncak-puncak pepohonan dengan rona mahkota. Kupandangi keindahan ini dan aku bertanya kepada diriku sendiri, 'Mengapa Manusia mesti menghancurkan segala karya yang telah diciptakan oleh alam?'
Dua Keinginan
DUA KEINGINAN
Oleh Kahlil Gibran
Di keheningan malam, Sang Maut turun atas hadrat Tuhan menuju ke bumi. Ia terbang melayang-layang di atas sebuah kota dan mengamati seluruh penghuni dengan tatapan matanya. Ia menyaksikan jiwa-jiwa yang melayang-layang dengan sayap-sayap mereka, dan orang-orang yang terlena di dalam kekuasaan Sang Lelap.
Ketika rembulan tersungkur di kaki langit, dan kota itu berubah warna menjadi hitam kepekatan, Sang Maut berjalan dengan langkah tenang di celah-celah kediaman - berhati-hati tidak menyentuh apa-apa pun - sehingga tiba di sebuah istana. Ia masuk melalui pagar besi berpaku tanpa sebarang halangan dan berdiri di sisi sebuah ranjang , dan tika ia menyentuh dahi si lena, lelaki itu membuka kelopak matanya dan memandang dengan penuh ketakutan.
Melihat bayangan Sang Maut di hadapannya, dia menjerit dengan suara ketakutan bercampur aduk kemarahan, "Pergilah kau dariku, mimpi yang mengerikan! Pergilah engkau makhluk jahat! Siapakah engkau ini? Dan bagaimana mungkin kau memasuki istana ini? Apa yang kau inginkan? Tinggalkan rumah ini dengan segera! Ingatlah, akulah tuan rumah ini. Nyahlah kau, kalau tidak, kupanggil para hamba suruhanku dan para pengawalku untuk mencincangmu menjadi kepingan!"
Kemudian Maut berkata dengan suara lembut, tapi sangat menakutkan, "Akulah kematian, berdiri dan tunduklah padaku."
Dan si lelaki itu menjawab, "Apa yang kau inginkan dariku sekarang, dan benda apa yang kau cari? Kenapa kau datang ketika urusanku belum selesai? Apa yang kau inginkan dari orang kaya berkuasa seperti aku? Pergilah sana, carilah orang-orang yang lemah, dan ambillah dia! Aku ngeri melihat taring-taringmu yang berdarah dan wajahmu yang bengis, dan mataku sakit menatap sayap-sayapmu yang menjijikkan dan tubuhmu yang meloyakan."
Namun selepas tersedar, dia menambah dengan ketakutan, "Tidak, tidak, Maut yang pengampun, jangan pedulikan apa yang telah kukatakan, kerana rasa takut membuat diriku mengucapkan kata-kata yang sesungguhnya terlarang. Maka ambillah longgokan emasku semahumu atau nyawa salah seorang dari hamba-hambaku, dan tinggalkanlah diriku... Aku masih mempunyai urusan kehidupan yang belum selesai dan berhutang emas dengan orang. Di atas laut aku memiliki kapal yang belum kembali ke pelabuhan, permintaanku..jangan ambil nyawaku... Ambillah olehmu barang yang kau inginkan dan tinggalkanlah daku. Aku punya perempuan simpanan yang luarbiasa cantiknya untuk kau pilih, Kematian. Dengarlah lagi : Aku punya seorang putera tunggal yang kusayangi, dialah sumber kegembiraan hidupku. Kutawarkan dia juga sebagai galang ganti, tapi nyawaku jangan kau cabut dan tinggalkan diriku sendirian."
Sang Maut itu mengeruh,"Engkau tidak kaya tapi orang miskin yang tak sedar diri." Kemudian Maut mengambil tangan orang hina itu, mencabut nyawanya, dan memberikannya kepada para malaikat di langit untuk menghukumnya.
Dan Maut berjalan perlahan di antara setinggan orang-orang miskin hingga ia mencapai rumah paling daif yang ia temukan. Ia masuk dan mendekati ranjang di mana tidur seorang pemuda dengan kelelapan yang damai. Maut menyentuh matanya, anak muda itu pun terjaga. Dan ketika melihat Sang Maut berdiri di sampingnya, ia berkata dengan suara penuh cinta dan harapan, "Aku di sini, wahai Sang Maut yang cantik. Sambutlah rohku, kerana kaulah harapan impianku. Peluklah diriku, kekasih jiwaku, kerana kau sangat penyayang dan tak kan meninggalkan diriku di sini. Kaulah utusan Ilahi, kaulah tangan kanan kebenaran. Bawalah daku pada Ilahi. Jangan tinggalkan daku di sini."
"Aku telah memanggil dan merayumu berulang kali, namun kau tak jua datang. Tapi kini kau telah mendengar suaraku, kerana itu jangan kecewakan cintaku dengan menjauhi diri. Peluklah rohku, Sang Maut yang dikasihi."
Kemudian Sang Maut meletakkan jari-jari lembutnya ke atas bibir yang bergetar itu, mencabut nyawanya, dan menaruh roh itu di bawah perlindungan sayap-sayapnya.
Ketika ia naik kembali ke langit, Maut menoleh ke belakang ke dunia dan dalam bisikan amaran ia berkata, "Hanya mereka di dunia yang mencari Keabadianlah yang sampai ke Keabadian itu."
(Dari 'Dam'ah Wa Ibtisamah' -Setitis Air Mata Seulas Senyuman)
Oleh Kahlil Gibran
Di keheningan malam, Sang Maut turun atas hadrat Tuhan menuju ke bumi. Ia terbang melayang-layang di atas sebuah kota dan mengamati seluruh penghuni dengan tatapan matanya. Ia menyaksikan jiwa-jiwa yang melayang-layang dengan sayap-sayap mereka, dan orang-orang yang terlena di dalam kekuasaan Sang Lelap.
Ketika rembulan tersungkur di kaki langit, dan kota itu berubah warna menjadi hitam kepekatan, Sang Maut berjalan dengan langkah tenang di celah-celah kediaman - berhati-hati tidak menyentuh apa-apa pun - sehingga tiba di sebuah istana. Ia masuk melalui pagar besi berpaku tanpa sebarang halangan dan berdiri di sisi sebuah ranjang , dan tika ia menyentuh dahi si lena, lelaki itu membuka kelopak matanya dan memandang dengan penuh ketakutan.
Melihat bayangan Sang Maut di hadapannya, dia menjerit dengan suara ketakutan bercampur aduk kemarahan, "Pergilah kau dariku, mimpi yang mengerikan! Pergilah engkau makhluk jahat! Siapakah engkau ini? Dan bagaimana mungkin kau memasuki istana ini? Apa yang kau inginkan? Tinggalkan rumah ini dengan segera! Ingatlah, akulah tuan rumah ini. Nyahlah kau, kalau tidak, kupanggil para hamba suruhanku dan para pengawalku untuk mencincangmu menjadi kepingan!"
Kemudian Maut berkata dengan suara lembut, tapi sangat menakutkan, "Akulah kematian, berdiri dan tunduklah padaku."
Dan si lelaki itu menjawab, "Apa yang kau inginkan dariku sekarang, dan benda apa yang kau cari? Kenapa kau datang ketika urusanku belum selesai? Apa yang kau inginkan dari orang kaya berkuasa seperti aku? Pergilah sana, carilah orang-orang yang lemah, dan ambillah dia! Aku ngeri melihat taring-taringmu yang berdarah dan wajahmu yang bengis, dan mataku sakit menatap sayap-sayapmu yang menjijikkan dan tubuhmu yang meloyakan."
Namun selepas tersedar, dia menambah dengan ketakutan, "Tidak, tidak, Maut yang pengampun, jangan pedulikan apa yang telah kukatakan, kerana rasa takut membuat diriku mengucapkan kata-kata yang sesungguhnya terlarang. Maka ambillah longgokan emasku semahumu atau nyawa salah seorang dari hamba-hambaku, dan tinggalkanlah diriku... Aku masih mempunyai urusan kehidupan yang belum selesai dan berhutang emas dengan orang. Di atas laut aku memiliki kapal yang belum kembali ke pelabuhan, permintaanku..jangan ambil nyawaku... Ambillah olehmu barang yang kau inginkan dan tinggalkanlah daku. Aku punya perempuan simpanan yang luarbiasa cantiknya untuk kau pilih, Kematian. Dengarlah lagi : Aku punya seorang putera tunggal yang kusayangi, dialah sumber kegembiraan hidupku. Kutawarkan dia juga sebagai galang ganti, tapi nyawaku jangan kau cabut dan tinggalkan diriku sendirian."
Sang Maut itu mengeruh,"Engkau tidak kaya tapi orang miskin yang tak sedar diri." Kemudian Maut mengambil tangan orang hina itu, mencabut nyawanya, dan memberikannya kepada para malaikat di langit untuk menghukumnya.
Dan Maut berjalan perlahan di antara setinggan orang-orang miskin hingga ia mencapai rumah paling daif yang ia temukan. Ia masuk dan mendekati ranjang di mana tidur seorang pemuda dengan kelelapan yang damai. Maut menyentuh matanya, anak muda itu pun terjaga. Dan ketika melihat Sang Maut berdiri di sampingnya, ia berkata dengan suara penuh cinta dan harapan, "Aku di sini, wahai Sang Maut yang cantik. Sambutlah rohku, kerana kaulah harapan impianku. Peluklah diriku, kekasih jiwaku, kerana kau sangat penyayang dan tak kan meninggalkan diriku di sini. Kaulah utusan Ilahi, kaulah tangan kanan kebenaran. Bawalah daku pada Ilahi. Jangan tinggalkan daku di sini."
"Aku telah memanggil dan merayumu berulang kali, namun kau tak jua datang. Tapi kini kau telah mendengar suaraku, kerana itu jangan kecewakan cintaku dengan menjauhi diri. Peluklah rohku, Sang Maut yang dikasihi."
Kemudian Sang Maut meletakkan jari-jari lembutnya ke atas bibir yang bergetar itu, mencabut nyawanya, dan menaruh roh itu di bawah perlindungan sayap-sayapnya.
Ketika ia naik kembali ke langit, Maut menoleh ke belakang ke dunia dan dalam bisikan amaran ia berkata, "Hanya mereka di dunia yang mencari Keabadianlah yang sampai ke Keabadian itu."
(Dari 'Dam'ah Wa Ibtisamah' -Setitis Air Mata Seulas Senyuman)
Puisi Kahlil Gibran - Persahabatan
PERSAHABATAN
Oleh Kahlil Gibran
Dan seorang remaja berkata, Bicaralah pada kami tentang Persahabatan.
Dan dia menjawab:
Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau tuai dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa mahu kedamaian.
Bila dia berbicara, mengungkapkan fikirannya, kau tiada takut membisikkan kata "Tidak" di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata "Ya".
Dan bilamana dia diam,hatimu berhenti dari mendengar hatinya; kerana tanpa ungkapan kata, dalam persahabatan, segala fikiran, hasrat, dan keinginan dilahirkan bersama dan dikongsi, dengan kegembiraan tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, tiadalah kau berdukacita;
Kerana yang paling kau kasihi dalam dirinya, mungkin kau nampak lebih jelas dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.
Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.
Kerana cinta yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya, bukanlah cinta , tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.
Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenali pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu jika kau sentiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Kerana dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria dan berkongsi kegembiraan..
Kerana dalam titisan kecil embun pagi, hati manusia menemui fajar dan ghairah segar kehidupan.
Oleh Kahlil Gibran
Dan seorang remaja berkata, Bicaralah pada kami tentang Persahabatan.
Dan dia menjawab:
Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau tuai dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Kerana kau menghampirinya saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa mahu kedamaian.
Bila dia berbicara, mengungkapkan fikirannya, kau tiada takut membisikkan kata "Tidak" di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata "Ya".
Dan bilamana dia diam,hatimu berhenti dari mendengar hatinya; kerana tanpa ungkapan kata, dalam persahabatan, segala fikiran, hasrat, dan keinginan dilahirkan bersama dan dikongsi, dengan kegembiraan tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, tiadalah kau berdukacita;
Kerana yang paling kau kasihi dalam dirinya, mungkin kau nampak lebih jelas dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.
Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.
Kerana cinta yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya, bukanlah cinta , tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.
Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenali pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu jika kau sentiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Kerana dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria dan berkongsi kegembiraan..
Kerana dalam titisan kecil embun pagi, hati manusia menemui fajar dan ghairah segar kehidupan.
Kasih Sayang dan Persamaan
KASIH SAYANG DAN PERSAMAAN
Oleh Kahlil Gibran
Sahabatku yang papa, jika engkau mengetahui, bahawa Kemiskinan yang membuatmu sengsara itu mampu menjelaskan pengetahuan tentang Keadilan dan pengertian tentang Kehidupan, maka engkau pasti berpuas hati dengan nasibmu.
Kusebut pengetahuan tentang Keadilan : Kerana orang kaya terlalu sibuk mengumpul harta utk mencari pengetahuan. Dan kusebut pengertian tentang Kehidupan : Kerana orang yang kuat terlalu berhasrat mengejar kekuatan dan keagungan bagi menempuh jalan kebenaran.
Bergembiralah, sahabatku yang papa, kerana engkau merupakan penyambung lidah Keadilan dan Kitab tentang Kehidupan. Tenanglah, kerana engkau merupakan sumber kebajikan bagi mereka yang memerintah terhadapmu, dan tiang kejujuran bagi mereka yang membimbingmu.
Jika engkau menyedari, sahabatku yang papa, bahawa malang yang menimpamu dalam hidup merupakan kekuatan yang menerangi hatimu, dan membangkitkan jiwamu dari ceruk ejekan ke singgahsana kehormatan, maka engkau akan merasa berpuas hati kerana pengalamanmu, dan engkau akan memandangnya sebagai pembimbing, serta membuatmu bijaksana.
Kehidupan ialah suatu rantai yang tersusun oleh banyak mata rantai yang berlainan. Duka merupakan salah satu mata rantai emas antara penyerahan terhadap masa kini dan harapan masa depan. Antara tidur dan jaga, di luar fajar merekah.
Sahabatku yang papa, Kemiskinan menyalakan api
keagungan jiwa, sedangkan kemewahan memperlihatkan keburukannya. Duka melembutkan perasaan, dan Suka mengubati hati yang luka. Bila Duka dan kemelaratan dihilangkan, jiwa manusia akan menjadi batu tulis yang kosong, hanya memperlihatkan kemewahan dan kerakusan.
Ingatlah, bahawa keimanan itu adalah peribadi sejati Manusia. Tidak dapat ditukar dengan emas; tidak dapat dikumpul seperti harta kekayaan. Mereka yang mewah sering meminggirkan keimananan, dan mendakap erat emasnya.
Orang muda sekarang jangan sampai meninggalkan Keimananmu, dan hanya mengejar kepuasan diri dan kesenangan semata. Orang-orang papa yang
kusayangi, saat bersama isteri dan anak sekembalinya dari ladang merupakan waktu yang paling mesra bagi keluarga, sebagai lambang kebahagiaan bagi takdir angkatan yang akan datang. Tapi hidup orang yang senang bermewah-mewahan dan mengumpul emas, pada hakikatnya seperti hidup cacing di dalam kuburan. Itu menandakan ketakutan.
Air mata yang kutangiskan, wahai sahabatku yang papa, lebih murni daripada tawa ria orang yang ingin melupakannya, dan lebih manis daripada ejekan seorang pencemuh. Air mata ini membersihkan hati dan kuman benci, dan mengajar manusia ikut merasakan pedihnya hati yang patah.
Benih yang kautaburkan bagi si kaya, dan akan kau tuai nanti, akan kembali pada sumbernya, sesuai dengan Hukum Alam. Dan dukacita yang kausandang, akan dikembalikan menjadi sukacita oleh kehendak Syurga. Dan angkatan mendatang akan mempelajari Dukacita dan Kemelaratan sebagai pelajaran tentang Kasih Sayang dan Persamaan.
(Dari 'Suara Sang Guru')
Oleh Kahlil Gibran
Sahabatku yang papa, jika engkau mengetahui, bahawa Kemiskinan yang membuatmu sengsara itu mampu menjelaskan pengetahuan tentang Keadilan dan pengertian tentang Kehidupan, maka engkau pasti berpuas hati dengan nasibmu.
Kusebut pengetahuan tentang Keadilan : Kerana orang kaya terlalu sibuk mengumpul harta utk mencari pengetahuan. Dan kusebut pengertian tentang Kehidupan : Kerana orang yang kuat terlalu berhasrat mengejar kekuatan dan keagungan bagi menempuh jalan kebenaran.
Bergembiralah, sahabatku yang papa, kerana engkau merupakan penyambung lidah Keadilan dan Kitab tentang Kehidupan. Tenanglah, kerana engkau merupakan sumber kebajikan bagi mereka yang memerintah terhadapmu, dan tiang kejujuran bagi mereka yang membimbingmu.
Jika engkau menyedari, sahabatku yang papa, bahawa malang yang menimpamu dalam hidup merupakan kekuatan yang menerangi hatimu, dan membangkitkan jiwamu dari ceruk ejekan ke singgahsana kehormatan, maka engkau akan merasa berpuas hati kerana pengalamanmu, dan engkau akan memandangnya sebagai pembimbing, serta membuatmu bijaksana.
Kehidupan ialah suatu rantai yang tersusun oleh banyak mata rantai yang berlainan. Duka merupakan salah satu mata rantai emas antara penyerahan terhadap masa kini dan harapan masa depan. Antara tidur dan jaga, di luar fajar merekah.
Sahabatku yang papa, Kemiskinan menyalakan api
keagungan jiwa, sedangkan kemewahan memperlihatkan keburukannya. Duka melembutkan perasaan, dan Suka mengubati hati yang luka. Bila Duka dan kemelaratan dihilangkan, jiwa manusia akan menjadi batu tulis yang kosong, hanya memperlihatkan kemewahan dan kerakusan.
Ingatlah, bahawa keimanan itu adalah peribadi sejati Manusia. Tidak dapat ditukar dengan emas; tidak dapat dikumpul seperti harta kekayaan. Mereka yang mewah sering meminggirkan keimananan, dan mendakap erat emasnya.
Orang muda sekarang jangan sampai meninggalkan Keimananmu, dan hanya mengejar kepuasan diri dan kesenangan semata. Orang-orang papa yang
kusayangi, saat bersama isteri dan anak sekembalinya dari ladang merupakan waktu yang paling mesra bagi keluarga, sebagai lambang kebahagiaan bagi takdir angkatan yang akan datang. Tapi hidup orang yang senang bermewah-mewahan dan mengumpul emas, pada hakikatnya seperti hidup cacing di dalam kuburan. Itu menandakan ketakutan.
Air mata yang kutangiskan, wahai sahabatku yang papa, lebih murni daripada tawa ria orang yang ingin melupakannya, dan lebih manis daripada ejekan seorang pencemuh. Air mata ini membersihkan hati dan kuman benci, dan mengajar manusia ikut merasakan pedihnya hati yang patah.
Benih yang kautaburkan bagi si kaya, dan akan kau tuai nanti, akan kembali pada sumbernya, sesuai dengan Hukum Alam. Dan dukacita yang kausandang, akan dikembalikan menjadi sukacita oleh kehendak Syurga. Dan angkatan mendatang akan mempelajari Dukacita dan Kemelaratan sebagai pelajaran tentang Kasih Sayang dan Persamaan.
(Dari 'Suara Sang Guru')
Kehidupan
KEHIDUPAN
Oleh Kahlil Gibran
Engkau dibisiki bahawa hidup adalah kegelapan
Dan dengan penuh ketakutan
Engkau sebarkan apa yang telah dituturkan padamu
penuh kebimbangan
Kuwartakan padamu bahawa hidup adalah kegelapan
jika tidak diselimuti oleh kehendak
Dan segala kehendak akan buta bila tidak diselimuti pengetahuan
Dan segala macam pengetahuan akan kosong
bila tidak diiringi kerja
Dan segala kerja hanyalah kehampaan
kecuali disertai cinta
Maka bila engkau bekerja dengan cinta
Engkau sesungguhnya tengah menambatkan dirimu
Dengan wujudnya kamu, wujud manusia lain
Dan wujud Tuhan.
Oleh Kahlil Gibran
Engkau dibisiki bahawa hidup adalah kegelapan
Dan dengan penuh ketakutan
Engkau sebarkan apa yang telah dituturkan padamu
penuh kebimbangan
Kuwartakan padamu bahawa hidup adalah kegelapan
jika tidak diselimuti oleh kehendak
Dan segala kehendak akan buta bila tidak diselimuti pengetahuan
Dan segala macam pengetahuan akan kosong
bila tidak diiringi kerja
Dan segala kerja hanyalah kehampaan
kecuali disertai cinta
Maka bila engkau bekerja dengan cinta
Engkau sesungguhnya tengah menambatkan dirimu
Dengan wujudnya kamu, wujud manusia lain
Dan wujud Tuhan.
Penyair
PENYAIR
Dia adalah rantai penghubung
Antara dunia ini dan dunia akan datang
Kolam air manis buat jiwa-jiwa yang kehausan,
Dia adalah sebatang pohon tertanam
Di lembah sungai keindahan
Memikul bebuah ranum
Bagi hati lapar yang mencari.
Dia adalah seekor burung 'nightingale'
Menyejukkan jiwa yang dalam kedukaan
Menaikkan semangat dengan alunan melodi indahnya
Dia adalah sepotong awan putih di langit cerah
Naik dan mengembang memenuhi angkasa.
Kemudian mencurahkan kurnianya di atas padang kehidupan. Membuka kelopak mereka bagi menerima cahaya.
Dia adalah malaikat diutus Yang Maha Kuasa mengajarkan Kalam Ilahi.
Seberkas cahaya gemilang tak kunjung padam.
Tak terliput gelap malam
Tak tergoyah oleh angin kencang
Ishtar, dewi cinta, meminyakinya dengan kasih sayang
Dan, nyanyian Apollo menjadi cahayanya.
Dia adalah manusia yang selalu bersendirian,
hidup serba sederhana dan berhati suci
Dia duduk di pangkuan alam mencari inspirasi ilham
Dan berjaga di keheningan malam,
Menantikan turunnya ruh
Dia adalah si tukang jahit yang menjahit benih hatinya di ladang kasih sayang
dan kemanusiaan menyuburkannya
Inilah penyair yang dipinggirkan oleh manusia
pada zamannya,
Dan hanya dikenali sesudah jasad ditinggalkan
Dunia pun mengucapkan selamat tinggal dan kembali ia pada Ilahi
Inilah penyair yang tak meminta apa-apa
dari manusia kecuali seulas senyuman
Inilah penyair yang penuh semangat dan memenuhi
cakerawala dengan kata-kata indah
Namun manusia tetap menafikan kewujudan keindahannya
Sampai bila manusia terus terlena?
Sampai bila manusia menyanjung penguasa yang
meraih kehebatan dgn mengambil kesempatan??
Sampai bila manusia mengabaikan mereka yang boleh memperlihatkan keindahan pada jiwa-jiwa mereka
Simbol cinta dan kedamaian?
Sampai bila manusia hanya akan menyanjung jasa org yang sudah tiada?
dan melupakan si hidup yg dikelilingi penderitaan
yang menghambakan hidup mereka seperti lilin menyala
bagi menunjukkan jalan yang benar bagi orang yang lupa
Dan oh para penyair,
Kalian adalah kehidupan dalam kehidupan ini:
Telah engkau tundukkan abad demi abad termasuk tirainya.
Penyair..
Suatu hari kau akan merajai hati-hati manusia
Dan, kerana itu kerajaanmu adalah abadi.
Penyair..periksalah mahkota berdurimu..kau akan menemui kelembutan di sebalik jambangan bunga-bunga Laurel...
(Dari 'Dam'ah Wa Ibtisamah' -Setitis Air Mata Seulas Senyuman)
Dia adalah rantai penghubung
Antara dunia ini dan dunia akan datang
Kolam air manis buat jiwa-jiwa yang kehausan,
Dia adalah sebatang pohon tertanam
Di lembah sungai keindahan
Memikul bebuah ranum
Bagi hati lapar yang mencari.
Dia adalah seekor burung 'nightingale'
Menyejukkan jiwa yang dalam kedukaan
Menaikkan semangat dengan alunan melodi indahnya
Dia adalah sepotong awan putih di langit cerah
Naik dan mengembang memenuhi angkasa.
Kemudian mencurahkan kurnianya di atas padang kehidupan. Membuka kelopak mereka bagi menerima cahaya.
Dia adalah malaikat diutus Yang Maha Kuasa mengajarkan Kalam Ilahi.
Seberkas cahaya gemilang tak kunjung padam.
Tak terliput gelap malam
Tak tergoyah oleh angin kencang
Ishtar, dewi cinta, meminyakinya dengan kasih sayang
Dan, nyanyian Apollo menjadi cahayanya.
Dia adalah manusia yang selalu bersendirian,
hidup serba sederhana dan berhati suci
Dia duduk di pangkuan alam mencari inspirasi ilham
Dan berjaga di keheningan malam,
Menantikan turunnya ruh
Dia adalah si tukang jahit yang menjahit benih hatinya di ladang kasih sayang
dan kemanusiaan menyuburkannya
Inilah penyair yang dipinggirkan oleh manusia
pada zamannya,
Dan hanya dikenali sesudah jasad ditinggalkan
Dunia pun mengucapkan selamat tinggal dan kembali ia pada Ilahi
Inilah penyair yang tak meminta apa-apa
dari manusia kecuali seulas senyuman
Inilah penyair yang penuh semangat dan memenuhi
cakerawala dengan kata-kata indah
Namun manusia tetap menafikan kewujudan keindahannya
Sampai bila manusia terus terlena?
Sampai bila manusia menyanjung penguasa yang
meraih kehebatan dgn mengambil kesempatan??
Sampai bila manusia mengabaikan mereka yang boleh memperlihatkan keindahan pada jiwa-jiwa mereka
Simbol cinta dan kedamaian?
Sampai bila manusia hanya akan menyanjung jasa org yang sudah tiada?
dan melupakan si hidup yg dikelilingi penderitaan
yang menghambakan hidup mereka seperti lilin menyala
bagi menunjukkan jalan yang benar bagi orang yang lupa
Dan oh para penyair,
Kalian adalah kehidupan dalam kehidupan ini:
Telah engkau tundukkan abad demi abad termasuk tirainya.
Penyair..
Suatu hari kau akan merajai hati-hati manusia
Dan, kerana itu kerajaanmu adalah abadi.
Penyair..periksalah mahkota berdurimu..kau akan menemui kelembutan di sebalik jambangan bunga-bunga Laurel...
(Dari 'Dam'ah Wa Ibtisamah' -Setitis Air Mata Seulas Senyuman)
Episode Perjuangan
Episode Perjuangan
Oleh Gygy
Darah mengucur melalui luka-luka yang menganga
mengalunkan hymne perjuangan yang tertunda
Membentuk aliran tekad kemerahan
terus mengalir membanjiri samudra kemerdekaan yang belum sempurna.
Kesempurnaan yg sesungguhnya adalah ketika kita sanggup bernafas bebas
Tanpa arogansi si rambut mengkilap
Tanpa persuasi sang diktator kelas kakap
Hanya mereka, buruh-buruh penyesap kemerdekaan dan kemerdekaan mereka sendiri
Oleh Gygy
Darah mengucur melalui luka-luka yang menganga
mengalunkan hymne perjuangan yang tertunda
Membentuk aliran tekad kemerahan
terus mengalir membanjiri samudra kemerdekaan yang belum sempurna.
Kesempurnaan yg sesungguhnya adalah ketika kita sanggup bernafas bebas
Tanpa arogansi si rambut mengkilap
Tanpa persuasi sang diktator kelas kakap
Hanya mereka, buruh-buruh penyesap kemerdekaan dan kemerdekaan mereka sendiri
Operet Janji
OPERET JANJI
Oleh Gygy
Kami terdiam
Menelaah podium yang tak bertuan
Bergemuruh angkuh
Menenggelamkankan kami dalam lazuardi janji
Haruskah kami berburu kontemplasi
Dari malam-malam para pelakon ?
Menunggu !
Meretas dawai
Di balik podium yang masih tak bertuan itu
Bertahan dalam diam !
Kami diam, tanpa kealpaan
Kamu tau, tanpa mampu mengadu
Para pelakon masih berkoar
Menyembunyikan seringai
Menyamarkan buai
Di balik wajah kepemimpinannya
Lihai !!
Dan kamu tahu
Meski tanpa sebuah penghambaan
Karena merekalah sang pelakon
Operet “Tebar Janji”
Yang kian menenggelamkan kami ke dalam lembah polotik yang penuh arogansi
Oleh Gygy
Kami terdiam
Menelaah podium yang tak bertuan
Bergemuruh angkuh
Menenggelamkankan kami dalam lazuardi janji
Haruskah kami berburu kontemplasi
Dari malam-malam para pelakon ?
Menunggu !
Meretas dawai
Di balik podium yang masih tak bertuan itu
Bertahan dalam diam !
Kami diam, tanpa kealpaan
Kamu tau, tanpa mampu mengadu
Para pelakon masih berkoar
Menyembunyikan seringai
Menyamarkan buai
Di balik wajah kepemimpinannya
Lihai !!
Dan kamu tahu
Meski tanpa sebuah penghambaan
Karena merekalah sang pelakon
Operet “Tebar Janji”
Yang kian menenggelamkan kami ke dalam lembah polotik yang penuh arogansi
Gadis Renta
GADIS RENTA
Oleh Gygy
Suatu saat nanti,
ketika rambutku sudah memutih
aku akan mengenang diriku sendiri sebagai mahluk terwaras dari kewarasan yang pernah ku kenal.
Dengan detak yang masih berderap, menderukan nafas keberhasilah.
Dengan mata yang masih setajam pusaka kegagalan yang hampir mengikis eksistensiku sendi
Dengan lidah yang mengandung akurasi tinggi terhadap ejaan tiga masa.
Hari ini, esok dan kemarin.
Kerentaan mungkin sudah meremukkan sebagian elemen-elemen ragawiku
Tetapi tidak dalam dunia indrawiku
Hati, hati, hati, hati dan hati
Indera terampuh dari sisa-sisa kemanusiaan masa lampau
Untuk kemudian menyaambut kematian dengan mata berbinar
Oleh Gygy
Suatu saat nanti,
ketika rambutku sudah memutih
aku akan mengenang diriku sendiri sebagai mahluk terwaras dari kewarasan yang pernah ku kenal.
Dengan detak yang masih berderap, menderukan nafas keberhasilah.
Dengan mata yang masih setajam pusaka kegagalan yang hampir mengikis eksistensiku sendi
Dengan lidah yang mengandung akurasi tinggi terhadap ejaan tiga masa.
Hari ini, esok dan kemarin.
Kerentaan mungkin sudah meremukkan sebagian elemen-elemen ragawiku
Tetapi tidak dalam dunia indrawiku
Hati, hati, hati, hati dan hati
Indera terampuh dari sisa-sisa kemanusiaan masa lampau
Untuk kemudian menyaambut kematian dengan mata berbinar
Bai'at Ketiadaan
BAI’AT KETIADAAN
Oleh Gygy
Pagi ini. . .
Masih seperti pagi kemarin, ketika para kapitalis renta tengah bersiap menghitung tetes demi tetes peluh yang mengucur ketika bahu kami sudah tak mampu menopang tangan kami sendiri.
Masih seperti pagi kemarin ketika si induk memangsakan teluar yang sekian lama dierami keputus asaannya sendiri.
Masih seperti pagi kemarin ketika kerentaan dunia semakin dibuai oleh kerentaan-kerentaan pola perilaku.
Siang ini . . .
Pun masih siang yang panasnya menyiratkan hedonisme, mentari seolah semakin gencar memancar, merajang kulitkulit setipis ari yang enggan menyadari keberadaan keterpurukan yang kian mendekat.
Masih siang kemarin yang penuh dengan hingar-bingar ambisi, pengubah terik mentari menjadi hymne kematian yang menyanjung.
Malam ini . . .
Kembali padam.
Bidam eksekutor dendam.
Kembali berkibar.
Memaksa kita, kami dan mereka berlayar dalam deru yang kian dan kian
Kehidupan jahanam ini akan kalian temui ketika kalin menyerahkan diri, dalam bai’at ketiadaan.
Pengukuh kehancuran.
Oleh Gygy
Pagi ini. . .
Masih seperti pagi kemarin, ketika para kapitalis renta tengah bersiap menghitung tetes demi tetes peluh yang mengucur ketika bahu kami sudah tak mampu menopang tangan kami sendiri.
Masih seperti pagi kemarin ketika si induk memangsakan teluar yang sekian lama dierami keputus asaannya sendiri.
Masih seperti pagi kemarin ketika kerentaan dunia semakin dibuai oleh kerentaan-kerentaan pola perilaku.
Siang ini . . .
Pun masih siang yang panasnya menyiratkan hedonisme, mentari seolah semakin gencar memancar, merajang kulitkulit setipis ari yang enggan menyadari keberadaan keterpurukan yang kian mendekat.
Masih siang kemarin yang penuh dengan hingar-bingar ambisi, pengubah terik mentari menjadi hymne kematian yang menyanjung.
Malam ini . . .
Kembali padam.
Bidam eksekutor dendam.
Kembali berkibar.
Memaksa kita, kami dan mereka berlayar dalam deru yang kian dan kian
Kehidupan jahanam ini akan kalian temui ketika kalin menyerahkan diri, dalam bai’at ketiadaan.
Pengukuh kehancuran.
Aku Hampir Mati
AKU HAMPIR MATI
Oleg Gygy
Hampir senja ketika ku dapati keletihan menghampiri.
Mentari mulai mencabut serabut kekuningan di wajah dunia
Hampir gelap
Kegelapan yang seketika menyerubuk nuraniku, membuatku rikuh memaknai seringai yang selalu menghiasi wajah sang keletihan
Ribuan kosa kata yang menari-nari dalam benakku menyerukan ketidak mampuan untuk menerjemahkan seringai itu
“lalu apa?” gumamku.
“bukan apa-apa, hanya seringai !” jawabnya.
“bukankah seringai memaknai kepuasan?” tanyaku kemudian.
“ya, aku puas, menikmati kepedihan yang kau sajikan untuk ku nikmati.” Jawabnya, Lagi.
Aku tertegun.
Pedihkah aku?
Mungkin aku terluka, tapi logikaku mampu menaklukan kepedihan yang dipancarkannya.
Oleg Gygy
Hampir senja ketika ku dapati keletihan menghampiri.
Mentari mulai mencabut serabut kekuningan di wajah dunia
Hampir gelap
Kegelapan yang seketika menyerubuk nuraniku, membuatku rikuh memaknai seringai yang selalu menghiasi wajah sang keletihan
Ribuan kosa kata yang menari-nari dalam benakku menyerukan ketidak mampuan untuk menerjemahkan seringai itu
“lalu apa?” gumamku.
“bukan apa-apa, hanya seringai !” jawabnya.
“bukankah seringai memaknai kepuasan?” tanyaku kemudian.
“ya, aku puas, menikmati kepedihan yang kau sajikan untuk ku nikmati.” Jawabnya, Lagi.
Aku tertegun.
Pedihkah aku?
Mungkin aku terluka, tapi logikaku mampu menaklukan kepedihan yang dipancarkannya.
Dawai Tanpa Nada
DAWAI TANPA NADA
Luka-luka ini semakin lebar menganga
Darahnya telah mengering, tetapi dalamnya semakin tak terhingga
Larva-larva mulai tumbuh dan berkembang menjadi belatung, menggerogoti satu demi satu kewarasanku
Memusnahkan nada
Membentuk dawai-dawai satir yang menyayat
Aku sudah lelah
Letih bila harus terus berkutat dengan sabar yang digadang-gadang ribuan orang sebagai obat termujarab luka-ku ini
Penat yang terus membayangi, membawaku ke dalam sebuah wilayah dimana penghentian pengharapan adalah sarat utama akuisisnya
DISTRIK KEPUTUS-ASAAN
Baiklah !
Aku menyerah !
Akan kukibarkan bendera putih yang mungkin selama ini kau inginkan.
Bendera putih tanda penyerahan itu akan ku tancapkan tepat di jantungku
Sesaplah darah yang mengucur daripadanya
Agar kau tau, betapa pekat kepedihan yang terkandung di dalamnya
Tuhan, ijinkan armada karma membumi hanguskan dunianya
Kelam yang menjajahnya hanya akan menjadi sepersekian persen dari kegelapan yang telah lama membungkamku
Biarkan ia tenggelam
Tenggelamkan ia dalam kedalam samudra yang mendalam
Percayalah padaku Tuhan
Bukan aku menaruh dendam kepadanya
Yang ku inginkan hanya sebuah penyucian dosa
Pemutihan jiwa
Berupa karma yang tak terbayangkan...
29 oktober 2011
Ketika bahagia sudah enggan memihak kepadaku, aku akan menyerahkan semuanya kepada Tuhan
GYGY.
Luka-luka ini semakin lebar menganga
Darahnya telah mengering, tetapi dalamnya semakin tak terhingga
Larva-larva mulai tumbuh dan berkembang menjadi belatung, menggerogoti satu demi satu kewarasanku
Memusnahkan nada
Membentuk dawai-dawai satir yang menyayat
Aku sudah lelah
Letih bila harus terus berkutat dengan sabar yang digadang-gadang ribuan orang sebagai obat termujarab luka-ku ini
Penat yang terus membayangi, membawaku ke dalam sebuah wilayah dimana penghentian pengharapan adalah sarat utama akuisisnya
DISTRIK KEPUTUS-ASAAN
Baiklah !
Aku menyerah !
Akan kukibarkan bendera putih yang mungkin selama ini kau inginkan.
Bendera putih tanda penyerahan itu akan ku tancapkan tepat di jantungku
Sesaplah darah yang mengucur daripadanya
Agar kau tau, betapa pekat kepedihan yang terkandung di dalamnya
Tuhan, ijinkan armada karma membumi hanguskan dunianya
Kelam yang menjajahnya hanya akan menjadi sepersekian persen dari kegelapan yang telah lama membungkamku
Biarkan ia tenggelam
Tenggelamkan ia dalam kedalam samudra yang mendalam
Percayalah padaku Tuhan
Bukan aku menaruh dendam kepadanya
Yang ku inginkan hanya sebuah penyucian dosa
Pemutihan jiwa
Berupa karma yang tak terbayangkan...
29 oktober 2011
Ketika bahagia sudah enggan memihak kepadaku, aku akan menyerahkan semuanya kepada Tuhan
GYGY.
Witing Tresno Jalaran Soko Kulino
Witing Tresno Jalaran Soko Kulino
Aku dan dirimu mencari pelarian,
Tak cukup waktu ku mengenalmu,
Namun dengan Bismillah ku meminangmu,
Ta'arufku bukan karna nafsu,
Tapi ku mencari Ridho dari Tuhanku,
Hidup bersama namun tak ada cinta,
Kulalui dengan segala yang ada,
Badai gelombang selalu menerpa,
Tapa ku bertahan menggayuh bahtera,
6 thn berlalu sudah,
Putra kedua pun lahir ke dunia,
Entah kenapa rasa cinta itu ada,
Setelah sekian lama kita bersama,
Aku baru merasakan rindu,
Merasakn takut kehilanganmu,
'Arie'
Aku dan dirimu mencari pelarian,
Tak cukup waktu ku mengenalmu,
Namun dengan Bismillah ku meminangmu,
Ta'arufku bukan karna nafsu,
Tapi ku mencari Ridho dari Tuhanku,
Hidup bersama namun tak ada cinta,
Kulalui dengan segala yang ada,
Badai gelombang selalu menerpa,
Tapa ku bertahan menggayuh bahtera,
6 thn berlalu sudah,
Putra kedua pun lahir ke dunia,
Entah kenapa rasa cinta itu ada,
Setelah sekian lama kita bersama,
Aku baru merasakan rindu,
Merasakn takut kehilanganmu,
'Arie'
17 agustus 2009 Kita putuskan
17 agustus 2009 Kita putuskan...
Oleh NN
Untuk arungi lautan yg penuh gelombang ini bersama-sama,
Berbekal hati yg terluka, coba abaikan sakitnya,
Penuh harap, gantungkan angan diangkasa,
Walau hampir basah pipi ini dengan air mata tak percaya,
Getir….
Saat kau ucapkan setiap kata,
Yang terbungkus cerita tentang kamu dengan dia…
Tapi sudahlah, aku bisa terima semua itu,
Dan berharap, tak ada lagi cerita,
Yang keluar dari bibirmu tentang masa lalumu itu,
Karna aku masih ingat jelas rasa sakitnya,
Catatan ini adalah KISAH ku yang dulu
Dan ini saya buktikan ku tuliskan dengan PUISI
Kisah cerita menggambarkan masa laluku
Oleh NN
Untuk arungi lautan yg penuh gelombang ini bersama-sama,
Berbekal hati yg terluka, coba abaikan sakitnya,
Penuh harap, gantungkan angan diangkasa,
Walau hampir basah pipi ini dengan air mata tak percaya,
Getir….
Saat kau ucapkan setiap kata,
Yang terbungkus cerita tentang kamu dengan dia…
Tapi sudahlah, aku bisa terima semua itu,
Dan berharap, tak ada lagi cerita,
Yang keluar dari bibirmu tentang masa lalumu itu,
Karna aku masih ingat jelas rasa sakitnya,
Catatan ini adalah KISAH ku yang dulu
Dan ini saya buktikan ku tuliskan dengan PUISI
Kisah cerita menggambarkan masa laluku
Puisi Inggris - Divorce
Divorce
by Carrie Etter
Forced to apologise
for the dirty sheets, he looks
proud in his shame.
I left that bed years ago
and have returned to collect
a forgotten book, a favourite blanket.
He knew the names of trees better
than makes of cars, but neither well.
He remembers which sister
I like least and asks
how she is doing.
by Carrie Etter
Forced to apologise
for the dirty sheets, he looks
proud in his shame.
I left that bed years ago
and have returned to collect
a forgotten book, a favourite blanket.
He knew the names of trees better
than makes of cars, but neither well.
He remembers which sister
I like least and asks
how she is doing.
Air Mata Kepedihan
AIR MATA KEPEDIHAN
Oleh Sugianto Kinasih
Sabtu adalah sab'ah
Bilangan ke tujuh penutup hari
Setelah Jum'at waktu berhimpun
Para ruch menghadap sang Pencipta.
Hari itu aku lupa
Pada Habil dan Qobil saat pertama
Kukerahkan seluruh tenagaku
Pada tanganku yang menggapai
Pada kait pada tebing
Di ketinggian yang curam
Di saat tangan kutautkan
Tautan tercabut dari tempatnya
Dan jiwaku,
Terhempas ke dal;am jurang
Aku sendirian
Berusaha bangkit
Tapi tempatku sangat dalam
Aku memanggil-manggil
"ILLah ILLah"
"BisikanNya kudengar samar-samar"
"Tak mungkin Kuulurkan tangan tanpa lantaran"
"Banjiri lembah dengan air bening "
"Yang kau perah dari sukma"
Siang malam kupejamkan mata
Ku perah sukmaku
Hingga tumpah tanpa sisa
Dan aku berenang
Dalam telaga air mata.
Oleh Sugianto Kinasih
Sabtu adalah sab'ah
Bilangan ke tujuh penutup hari
Setelah Jum'at waktu berhimpun
Para ruch menghadap sang Pencipta.
Hari itu aku lupa
Pada Habil dan Qobil saat pertama
Kukerahkan seluruh tenagaku
Pada tanganku yang menggapai
Pada kait pada tebing
Di ketinggian yang curam
Di saat tangan kutautkan
Tautan tercabut dari tempatnya
Dan jiwaku,
Terhempas ke dal;am jurang
Aku sendirian
Berusaha bangkit
Tapi tempatku sangat dalam
Aku memanggil-manggil
"ILLah ILLah"
"BisikanNya kudengar samar-samar"
"Tak mungkin Kuulurkan tangan tanpa lantaran"
"Banjiri lembah dengan air bening "
"Yang kau perah dari sukma"
Siang malam kupejamkan mata
Ku perah sukmaku
Hingga tumpah tanpa sisa
Dan aku berenang
Dalam telaga air mata.
Apa Kau Juga Mencintaiku
Beribu tanya sesakan dadaku
beribu asa getarkan jiwaku
rasa yang selalu membelenggu
meresap dalam alunan kalbu
bertanya, apa kau mencintaiku?
teriris perih saat kau bersama nya
kecemburuan merajalela dalam benakku
tak tahu apa yang membuatku begini
rasa cinta
apa sebatas rasa takut kehilanganmu
ingin ku pergi dan katakan
bahwa aku sayang dan tulus mencintaimu
tapi berat hati ini tuk utarakan itu
hanya diam dan terpaku
mencari dan terus menunggu waktu
apa kau mencintaiku
itu dan itu yang selalu datang padaku
tapi aku akan selalu menunggu
sampai kau tersenyum malu
dan katakan bahwa aku cinta sejatimu
beribu asa getarkan jiwaku
rasa yang selalu membelenggu
meresap dalam alunan kalbu
bertanya, apa kau mencintaiku?
teriris perih saat kau bersama nya
kecemburuan merajalela dalam benakku
tak tahu apa yang membuatku begini
rasa cinta
apa sebatas rasa takut kehilanganmu
ingin ku pergi dan katakan
bahwa aku sayang dan tulus mencintaimu
tapi berat hati ini tuk utarakan itu
hanya diam dan terpaku
mencari dan terus menunggu waktu
apa kau mencintaiku
itu dan itu yang selalu datang padaku
tapi aku akan selalu menunggu
sampai kau tersenyum malu
dan katakan bahwa aku cinta sejatimu
Aku Ingat Kamu Sayang
sepi sendiri di malam ini
hanya raungan tak menentu yang menemani
ingin rasanya ku terbang
mencari dirimu yang telah pergi
melamun lalu tertidur di iringi alunan musik
terlelapku dalam bantal tanganku
kaupun datang memeluku
lalu menciumku
dan kau pun katakan , I LOVE U
saat ku bangun dari tidur lelapku
ternyata itu hanyalah mimpi
sekarang aku sadar
ternyata kau begitu berarti bagiku
kau yang terbaik untuk ku
meski sekarang kau telah pergi
tinggalkan hati yang rindu ini
hanya raungan tak menentu yang menemani
ingin rasanya ku terbang
mencari dirimu yang telah pergi
melamun lalu tertidur di iringi alunan musik
terlelapku dalam bantal tanganku
kaupun datang memeluku
lalu menciumku
dan kau pun katakan , I LOVE U
saat ku bangun dari tidur lelapku
ternyata itu hanyalah mimpi
sekarang aku sadar
ternyata kau begitu berarti bagiku
kau yang terbaik untuk ku
meski sekarang kau telah pergi
tinggalkan hati yang rindu ini
Keajaiban Cinta
kerinduan dalam diriku
tidak dapat aku ungkapkan
dikesepian malam ini
aku hanya dapat mengingatmu
bulan, bintang , bahkan hawa di sekeliligku
seakan mreka bertanya pada diriku
aku tidak dapat megatakan satu katapun
selain aku hanya menginginkan kedatanganmu
Kasih, aku merindukanmu
aku tidak mampu mempercepat malam ini
aku sangat rindu padamu
pada kenangan yang sudah kita lewati.
kasih pernahkah kamu memikirkanku
apakah kamu juga mengharapkan kedatanganku
aku menginginkanmu untuk merasakan apa yang kurasaka
dan berharap keajaiban cinta menghampirimu
aku tertegun didalam heningnya malam
aku merenung di sudut gelap kerinduan
aku menangis ditengah kesepian
tiada satu orangpun menghampiriku
aku berharap engkau datang
memperlihatkan keajaiban cinta
menemani kesepianku dan suasana hidupku
berharap lantunan kata cinta darimu
tidak dapat aku ungkapkan
dikesepian malam ini
aku hanya dapat mengingatmu
bulan, bintang , bahkan hawa di sekeliligku
seakan mreka bertanya pada diriku
aku tidak dapat megatakan satu katapun
selain aku hanya menginginkan kedatanganmu
Kasih, aku merindukanmu
aku tidak mampu mempercepat malam ini
aku sangat rindu padamu
pada kenangan yang sudah kita lewati.
kasih pernahkah kamu memikirkanku
apakah kamu juga mengharapkan kedatanganku
aku menginginkanmu untuk merasakan apa yang kurasaka
dan berharap keajaiban cinta menghampirimu
aku tertegun didalam heningnya malam
aku merenung di sudut gelap kerinduan
aku menangis ditengah kesepian
tiada satu orangpun menghampiriku
aku berharap engkau datang
memperlihatkan keajaiban cinta
menemani kesepianku dan suasana hidupku
berharap lantunan kata cinta darimu
Cintaku di Facebook
facebook
aku kenal kau hanya sebatas mencari teman
aku kenal kau hanya sebatas kesepianku
tapi kau malah memberiku cinta
cinta yang tak seharusnya aku punya
cinta yang mendemamkan perasaan ini
facebook
meski sekarang aku tergila karenanya
dan tergila karenamu
aku harap kau tak menampilkan dia lagi
karena aku sakit ketika setatusnya berganti
itu semua karena aku mengenalmu
facebook
meski sekarang aku terlanjur sakit
aku akn selalu update setatusku
meski bukan tentang cinta
tapi
tentang hari yang mulai sepi
aku kenal kau hanya sebatas mencari teman
aku kenal kau hanya sebatas kesepianku
tapi kau malah memberiku cinta
cinta yang tak seharusnya aku punya
cinta yang mendemamkan perasaan ini
meski sekarang aku tergila karenanya
dan tergila karenamu
aku harap kau tak menampilkan dia lagi
karena aku sakit ketika setatusnya berganti
itu semua karena aku mengenalmu
meski sekarang aku terlanjur sakit
aku akn selalu update setatusku
meski bukan tentang cinta
tapi
tentang hari yang mulai sepi
Jalan Mengenalmu
Saat itu ketika aku ingin mengenalmu
aku datang untuk mengharap perkenalan
mencoba tersenyum manis
dari senyuman - senyuman ku yang lalu
meski aku tahu aku seperti orang bodoh
saat aku dekat denganmu
seperti orang bisu tak bersuara
saat ingin berbicara denganmu
aku coba terus mendekatimu
meski aku tak tahu kau muak melihatku
aku coba tanyakan namamu
rumahmu, yang paling penting adalah no hp mu
tak bosan aku selalu memandang wajahmu
meski itu dari kejauhan dan tanpa sepengetahuanmu
tak berani aku mendekatimu
kadang ku titipkan salam lewat temanmu
meski kaau acuhkan salam itu
tapi tak apa mungkin itu perjuangan cinta
yang harus tetap aku perjuangkan
setelah aku tahu no hpmu
meski aku dapat bukan bertemu denganmu langsung
tapi lewat sahabatku
karena aku tak begitu berani untuk menyapamu
kau begitu cantik untuk menerimaku menjadi temanmu
aku selalu menghindar
kau orang punya, dan lebih mengetahui pergaulan masa kini
aku hanya anak kemarin yang mengharap sebuah persahabatan
meski aku anak kuliah yang selalu jalan kaki
tapi aku sangat berharap untuk mengenalimu
aku tak mau berharap jauh dulu tentang perasaan ini
aku cuma ingin kau jadi temanku gak lebih
itupun aku sangat besukur sekali
satu hari satu kali sms selalu ku kirim ke no hp mu
tak pernah ada balesan
meski pas pertama kau bilang ini siapa?
kemudian kau tidak balas lagi
sekarang aku selalu melihat wajahmu meski dari jauh
dan selalu berharap untuk jadi teman dekatmu
aku berharap sekali
mudah-mudahan kau mengerti
dan berharap sama sepertiku
meski sekarang kau tak mengenalku
uatu saat nanti aku janji
aku akan datang dan ucapkan
seribu kata cinta hanya untukmu
meski aku tak tahu kau akan menolaknya
atau tidak.
terimaksih MAWAR atas semua yang menjadi pikiranku
yaitu km.....
aku datang untuk mengharap perkenalan
mencoba tersenyum manis
dari senyuman - senyuman ku yang lalu
meski aku tahu aku seperti orang bodoh
saat aku dekat denganmu
seperti orang bisu tak bersuara
saat ingin berbicara denganmu
aku coba terus mendekatimu
meski aku tak tahu kau muak melihatku
aku coba tanyakan namamu
rumahmu, yang paling penting adalah no hp mu
tak bosan aku selalu memandang wajahmu
meski itu dari kejauhan dan tanpa sepengetahuanmu
tak berani aku mendekatimu
kadang ku titipkan salam lewat temanmu
meski kaau acuhkan salam itu
tapi tak apa mungkin itu perjuangan cinta
yang harus tetap aku perjuangkan
setelah aku tahu no hpmu
meski aku dapat bukan bertemu denganmu langsung
tapi lewat sahabatku
karena aku tak begitu berani untuk menyapamu
kau begitu cantik untuk menerimaku menjadi temanmu
aku selalu menghindar
kau orang punya, dan lebih mengetahui pergaulan masa kini
aku hanya anak kemarin yang mengharap sebuah persahabatan
meski aku anak kuliah yang selalu jalan kaki
tapi aku sangat berharap untuk mengenalimu
aku tak mau berharap jauh dulu tentang perasaan ini
aku cuma ingin kau jadi temanku gak lebih
itupun aku sangat besukur sekali
satu hari satu kali sms selalu ku kirim ke no hp mu
tak pernah ada balesan
meski pas pertama kau bilang ini siapa?
kemudian kau tidak balas lagi
sekarang aku selalu melihat wajahmu meski dari jauh
dan selalu berharap untuk jadi teman dekatmu
aku berharap sekali
mudah-mudahan kau mengerti
dan berharap sama sepertiku
meski sekarang kau tak mengenalku
uatu saat nanti aku janji
aku akan datang dan ucapkan
seribu kata cinta hanya untukmu
meski aku tak tahu kau akan menolaknya
atau tidak.
terimaksih MAWAR atas semua yang menjadi pikiranku
yaitu km.....
Aku Jatuh Cinta Lagi
Aku jatuh cinta lagi
saat seorang bidadari menatapku
aku terdampar lagi
dalam jeratan cinta kasih
ketakutanku datang lagi
akan cinta yang hancur di musim lalu
aku terperangkap lagi
oleh cinta yang baru aku temui
cinta yang datang tanpa aku harapkan
cinta yang sering menyakitiku
aku ingin sekali jatuh cinta lagi
tapi apa daya ku
ketakutan itu selalu muncul dalam benaku
maafkan aku cinta yang datang
aku tak bisa alngsung menerimamu
aku harus seleksi kamu dulu
agar aku tida tercabik oleh duri dibelakangmu
bukan aku tak menghargaimu
tapi ini demi keselamatan hati dan cintaku
saat seorang bidadari menatapku
aku terdampar lagi
dalam jeratan cinta kasih
ketakutanku datang lagi
akan cinta yang hancur di musim lalu
aku terperangkap lagi
oleh cinta yang baru aku temui
cinta yang datang tanpa aku harapkan
cinta yang sering menyakitiku
aku ingin sekali jatuh cinta lagi
tapi apa daya ku
ketakutan itu selalu muncul dalam benaku
maafkan aku cinta yang datang
aku tak bisa alngsung menerimamu
aku harus seleksi kamu dulu
agar aku tida tercabik oleh duri dibelakangmu
bukan aku tak menghargaimu
tapi ini demi keselamatan hati dan cintaku
Cintaku Dirintik Hujan
Demi cinta yang sedang berjalan
demi kebahagiaan yang ku dapat sekarang
ku ucapkan trerimakasih untukmu
atas cinta yang kau berikan
cinta tulus dari bidadari keindahan
yaitu dirimu, dirimu yang sejuk
cintaku dirintik hujan
di tetesan embun
di lautan luas yang dangkal
di air yang mengalir
di semua kejernihan yang mengendap
cintaku dirintik hujan
tak terhitung
datng beribu-ribu kelembutan
memberikan kemakmuran
dan kesegaran dalam jiwa
terimakasiih sayang
atas rintikan cinta yang kau jatuhkan
kini akan ku jaga dan kutampung
rintikan cintamu meski penuh
dan merobek dinding hatiku
i love u my siel....
demi kebahagiaan yang ku dapat sekarang
ku ucapkan trerimakasih untukmu
atas cinta yang kau berikan
cinta tulus dari bidadari keindahan
yaitu dirimu, dirimu yang sejuk
cintaku dirintik hujan
di tetesan embun
di lautan luas yang dangkal
di air yang mengalir
di semua kejernihan yang mengendap
cintaku dirintik hujan
tak terhitung
datng beribu-ribu kelembutan
memberikan kemakmuran
dan kesegaran dalam jiwa
terimakasiih sayang
atas rintikan cinta yang kau jatuhkan
kini akan ku jaga dan kutampung
rintikan cintamu meski penuh
dan merobek dinding hatiku
i love u my siel....
Selamat Malam Sayang
Aku terkapar dalam hamparan tempat tidurku
melamunkan semua tentang cinta di malam ini
cinta yang selalu datang dalam setiap nafas
ya itu cinta dirimu potry
malam yang gelap ini
aku selalu mengirim sesuatu yang indah untukmu
walau kau tak melihat tapi selalu ada disampingmu
hanya bisa kau rasakan
dan memberikan kenyamanan dalam tidurmu malam ini
poteri dalam indahnya malam ini
aku datang lewat mimpimu
dan aku keluar lewat keindahan yang kau rasakan
terlelaplah wahai poetri indahku
aku selalu datang untuk menemanimu
walau hanya lewat angin
tapi aku akan selalu menyejukanmu
aku akan datang
saat kau bermimpi
melamunkan semua tentang cinta di malam ini
cinta yang selalu datang dalam setiap nafas
ya itu cinta dirimu potry
malam yang gelap ini
aku selalu mengirim sesuatu yang indah untukmu
walau kau tak melihat tapi selalu ada disampingmu
hanya bisa kau rasakan
dan memberikan kenyamanan dalam tidurmu malam ini
poteri dalam indahnya malam ini
aku datang lewat mimpimu
dan aku keluar lewat keindahan yang kau rasakan
terlelaplah wahai poetri indahku
aku selalu datang untuk menemanimu
walau hanya lewat angin
tapi aku akan selalu menyejukanmu
aku akan datang
saat kau bermimpi
Aku Ingin Memiliki
Aku disini selalu menunggumu
meski kau selalu menyakiti
aku disini selalu mengharapmu
mengharap cinta yang telah kau tolak
aku tetap mengharapmu
meski kau membenciku
wahai dambaan hatiku
cintaku memang sebelah tangan
tapi hatiku selalu yakin padamu
aku menunggumu walau kau tak pernah tahu
aku sungguh mencintaimu
wahai angin penyejuk hatiku
kau selalu menolak apa yang ku katakan
tapi tak tahu hati ini selalu tersenyum
dan maju saat kau tersenyum bahagia
aku sayang padamu
sayang akan semua tentangmu
maafkan aku
jika aku terlalu berharap
maafkan aku
jika aku terlalu meminta
aku datang mengganggumu
hanya ingin melihat mu tersenyum
dan berharap aku memilikimu
aku yang tak pernah kau harapkan
meski kau selalu menyakiti
aku disini selalu mengharapmu
mengharap cinta yang telah kau tolak
aku tetap mengharapmu
meski kau membenciku
wahai dambaan hatiku
cintaku memang sebelah tangan
tapi hatiku selalu yakin padamu
aku menunggumu walau kau tak pernah tahu
aku sungguh mencintaimu
wahai angin penyejuk hatiku
kau selalu menolak apa yang ku katakan
tapi tak tahu hati ini selalu tersenyum
dan maju saat kau tersenyum bahagia
aku sayang padamu
sayang akan semua tentangmu
maafkan aku
jika aku terlalu berharap
maafkan aku
jika aku terlalu meminta
aku datang mengganggumu
hanya ingin melihat mu tersenyum
dan berharap aku memilikimu
aku yang tak pernah kau harapkan
Keindahan Menjadi Seorang Ibu
Saat saat menantikan sikecil
saat itu juga di butuhkan kesabaran
karena setelah itu
kebahagiaan menjadi seorang ibu
telah di depan mata
ketika pertama kali mendengar tangisannya
kau akan merasa tak percaya
kini aku telah menjadi seorang ibu
yang setiap malam meredam tangisannya
dengan penuh cinta dan kasih sayang
meski sangat melelahkan
melihat dirinya, kelelahan itu sirna sudah
mendengar tangisnya,senyum dan semua suara tentangnya
aku lebih semangat akan hidup yang ku jalani
terimakasih Ya Allah akan semua karunia dan anugrahmu
semoga aku selalu menjadi orang yang selalu bersyukur padamu
dan anakku menjadi anak yang salehah
Amin Ya Robbal Allamin
saat itu juga di butuhkan kesabaran
karena setelah itu
kebahagiaan menjadi seorang ibu
telah di depan mata
ketika pertama kali mendengar tangisannya
kau akan merasa tak percaya
kini aku telah menjadi seorang ibu
yang setiap malam meredam tangisannya
dengan penuh cinta dan kasih sayang
meski sangat melelahkan
melihat dirinya, kelelahan itu sirna sudah
mendengar tangisnya,senyum dan semua suara tentangnya
aku lebih semangat akan hidup yang ku jalani
terimakasih Ya Allah akan semua karunia dan anugrahmu
semoga aku selalu menjadi orang yang selalu bersyukur padamu
dan anakku menjadi anak yang salehah
Amin Ya Robbal Allamin
Untukmu Ibu
Selama sembilan bulan engkau mengandungku
engkau memberikan cintamu padaku
berjuang menghalau derita kehidupan ini
demi aku anak yang engkau kasihi
ketika engkau melahirkanku
aku hanya dapat tertegun dan menunduk
arti sesuatu belum aku ketahui
behkan dunia belum dapat aku lihat
Ibu perjuanganmu sangat berat
diantara hidup dan mati engkau bergerak
cucuran daerah yang engkau keluarkan
seakan tiada lagi harapan hidup
ibu aku hadir di dunia ini karenamu
aku melakukan sesuatu karena cintamu
aku berlari itu karena ajaranmu
aku berharap kasihmu padaku selamanya
kini aku tidak tau untuk berbuat apa
aku tidak tau untuk membalas budimu
aku sedih mengingatnya
bahkan aku menangis untuk berharap kehadiranmu
saat ini engkau telah pergi
pergi meninggalkanku untuk selamanya
tiada ucapan kata yang engkau berikan
harapanmu menjadikanku kuat sampai saat ini.
ibu aku berjanji dalam hidupku
aku akan melakukan yang terbaik untukmu
menjadikanmu pedoman dalam hidupku
berharap engkau tenang dialammu
ibu perjuanganmu sungguh besar
harapanmu sungguh bermakna di hidupku
kisahmu menuntunku pada indahnya kehidupan
trimakasih Ibu
engkau memberikan cintamu padaku
berjuang menghalau derita kehidupan ini
demi aku anak yang engkau kasihi
ketika engkau melahirkanku
aku hanya dapat tertegun dan menunduk
arti sesuatu belum aku ketahui
behkan dunia belum dapat aku lihat
Ibu perjuanganmu sangat berat
diantara hidup dan mati engkau bergerak
cucuran daerah yang engkau keluarkan
seakan tiada lagi harapan hidup
ibu aku hadir di dunia ini karenamu
aku melakukan sesuatu karena cintamu
aku berlari itu karena ajaranmu
aku berharap kasihmu padaku selamanya
kini aku tidak tau untuk berbuat apa
aku tidak tau untuk membalas budimu
aku sedih mengingatnya
bahkan aku menangis untuk berharap kehadiranmu
saat ini engkau telah pergi
pergi meninggalkanku untuk selamanya
tiada ucapan kata yang engkau berikan
harapanmu menjadikanku kuat sampai saat ini.
ibu aku berjanji dalam hidupku
aku akan melakukan yang terbaik untukmu
menjadikanmu pedoman dalam hidupku
berharap engkau tenang dialammu
ibu perjuanganmu sungguh besar
harapanmu sungguh bermakna di hidupku
kisahmu menuntunku pada indahnya kehidupan
trimakasih Ibu
Puisi Kehilangan - Seandainya Besok Aku Mati
Seandainya Besok Aku Mati
Oleh NN
Seandainya besok aku mati
Seandainya besok aku tak bisa lagi menggenggam tanganmu
Seandainya besok aku tak bisa lagi memeluk tubuhmu
Seandainya besok aku tak bisa lagi membahagiakanmu
Akan ku ceritakan semua keburukan kusembunyikan
Akan ku bongkar seluruh aib yang kusimpan
Akan ku buka segala dosaku yang kurahasiakan
Akan ku buat kau membenciku
Agar saat aku mati besok
Kau takkan kehilanganku
Kau takkan merindukanku
Dan kau takkan menangis untuk................
Oleh NN
Seandainya besok aku mati
Seandainya besok aku tak bisa lagi menggenggam tanganmu
Seandainya besok aku tak bisa lagi memeluk tubuhmu
Seandainya besok aku tak bisa lagi membahagiakanmu
Akan ku ceritakan semua keburukan kusembunyikan
Akan ku bongkar seluruh aib yang kusimpan
Akan ku buka segala dosaku yang kurahasiakan
Akan ku buat kau membenciku
Agar saat aku mati besok
Kau takkan kehilanganku
Kau takkan merindukanku
Dan kau takkan menangis untuk................
Puisi Perjuangan - Lebih Baik Bodoh
Lebih Baik Bodoh
Oleh NN
Tangaisan- tangisan di pinggir jalan..
tertawa riang di istana….
tak penting semua derita,
yang penting penguasa berjaya….
tak ada guna rakyat sejahtera ,…
asal koruptor merdeka.
dan hukumku,hanya ladang usaha
Indonesia ini kah dirimu?
inikah garudaku
dan ini pula kah arti sang pancasilaku?
kalu begitu inginku kembali di masa lalu,
masa dimana kebodohan berimbang dengan kejujuran….
tak seperti sekarang pandai dan kepalsuan telah jadi satu?
merdeka
merdeka……
untuk para koruptorku?
Oleh NN
Tangaisan- tangisan di pinggir jalan..
tertawa riang di istana….
tak penting semua derita,
yang penting penguasa berjaya….
tak ada guna rakyat sejahtera ,…
asal koruptor merdeka.
dan hukumku,hanya ladang usaha
Indonesia ini kah dirimu?
inikah garudaku
dan ini pula kah arti sang pancasilaku?
kalu begitu inginku kembali di masa lalu,
masa dimana kebodohan berimbang dengan kejujuran….
tak seperti sekarang pandai dan kepalsuan telah jadi satu?
merdeka
merdeka……
untuk para koruptorku?
Puisi Ibu - Kerinduan Ibu
Kerinduan Ibu
Oleh NN
Ibu aku hanya sesekali melihatmu yang jauh disana,
betapa kejamnya aku terhadapmu…
ketika ku kecil tak sedikitpun kau menolehkan pandanagnmu terhadapku
diwaktu aku tidur
diwaktu aku bermain,
kini ketika ku besar apa yang telah ku perbuat terhadapmu
aku jauh darimu
sibuk dengan pekerjaanku
sibuk dengan kesenanagan pribadiku
sementara kau disana hanya menatap jauh-jauh berharap sang anak kembali dan memelukmu
Oleh NN
Ibu aku hanya sesekali melihatmu yang jauh disana,
betapa kejamnya aku terhadapmu…
ketika ku kecil tak sedikitpun kau menolehkan pandanagnmu terhadapku
diwaktu aku tidur
diwaktu aku bermain,
kini ketika ku besar apa yang telah ku perbuat terhadapmu
aku jauh darimu
sibuk dengan pekerjaanku
sibuk dengan kesenanagan pribadiku
sementara kau disana hanya menatap jauh-jauh berharap sang anak kembali dan memelukmu
Puisi Ibu - Mamah
Mamah
Oleh Nur Iftitah Rini
Kutau ada sejuta keraguan dihatimu
Saat harus melepasku pergi jauh darimu
Belaimu ajarkanku untuk tetap berpijak dibumi
Pelukmu yakinkanku untuk raih segala yang ku impikan
Marahmu isyaratkan kasih sayang yang tak bertepi
Tatapmu…seolah ingin bertanya…
…..Mapukah ku hidup tanpamu???
Jawabnya “Tidak Mah”…aku tak bisa…
Mama…cintamu yang terabadi untukku
Kupernah bersemayam ditubuhmu
Menyatu dengan jiwamu hingga ku terlahir
Tapi ku sering melupakan itu…
Ku pernah membuatmu kecewa, sakit hati dan menangis
“TUHAN”…anak macam apa aku ini
Sedangkan ku tau bahwa perbuatan itu adalah dosa besar
Tapi kau tak pernah menyesali kelahiranku
Mama…izinkan kureguk walau hanya sedetik
Surga ditelapak kakimu…
Oleh Nur Iftitah Rini
Kutau ada sejuta keraguan dihatimu
Saat harus melepasku pergi jauh darimu
Belaimu ajarkanku untuk tetap berpijak dibumi
Pelukmu yakinkanku untuk raih segala yang ku impikan
Marahmu isyaratkan kasih sayang yang tak bertepi
Tatapmu…seolah ingin bertanya…
…..Mapukah ku hidup tanpamu???
Jawabnya “Tidak Mah”…aku tak bisa…
Mama…cintamu yang terabadi untukku
Kupernah bersemayam ditubuhmu
Menyatu dengan jiwamu hingga ku terlahir
Tapi ku sering melupakan itu…
Ku pernah membuatmu kecewa, sakit hati dan menangis
“TUHAN”…anak macam apa aku ini
Sedangkan ku tau bahwa perbuatan itu adalah dosa besar
Tapi kau tak pernah menyesali kelahiranku
Mama…izinkan kureguk walau hanya sedetik
Surga ditelapak kakimu…
Puisi Ulang Tahun - Hari Bahagiamu
Hari Bahagiamu
Oleh Indri Airlangga
Di sepanjang waktu semua jalan hidupmu
Banyak kerikil tajam sulit ‘tuk ditempuh
Pandangmu pun sering tersaput kabut
Namun hidupmu terus melangkah maju
Tiada kata berhenti hanya terus melaju
Ada banyak waktu terlewat
Begitu banyak momen yang tak sempat
Dan segala hati yang tak kau dapat
Tapi ingatlah walau kadang jiwa terbunuh
Jangan kau simpan benci di relung kalbu
Dan harimu ini pastilah jadi lebih indah
Karena rasa hatimu seringan awan
Dan impianmu pun ‘kan jadi nyata
Jalani sisa hidupmu penuh semangat
Dan persembahkan cintamu pada hati yang tepat
Di saat tiba hari bahagiamu
Maafkan aku yang tak mampu beri apapun
Tapi izinkan kupersembahkan sesuatu
Walau hanya doa yang tulus di dalam kalbu
Yang terlantun indah ubtuk kebahagiaanmu
Oleh Indri Airlangga
Di sepanjang waktu semua jalan hidupmu
Banyak kerikil tajam sulit ‘tuk ditempuh
Pandangmu pun sering tersaput kabut
Namun hidupmu terus melangkah maju
Tiada kata berhenti hanya terus melaju
Ada banyak waktu terlewat
Begitu banyak momen yang tak sempat
Dan segala hati yang tak kau dapat
Tapi ingatlah walau kadang jiwa terbunuh
Jangan kau simpan benci di relung kalbu
Dan harimu ini pastilah jadi lebih indah
Karena rasa hatimu seringan awan
Dan impianmu pun ‘kan jadi nyata
Jalani sisa hidupmu penuh semangat
Dan persembahkan cintamu pada hati yang tepat
Di saat tiba hari bahagiamu
Maafkan aku yang tak mampu beri apapun
Tapi izinkan kupersembahkan sesuatu
Walau hanya doa yang tulus di dalam kalbu
Yang terlantun indah ubtuk kebahagiaanmu
Kesempurnaanmu
Kau begitu sempurna di mataku
hatiku mulai tenang bila kau ada di sampingku
hatiku mulai rapuh bila kau tak ada di sampingku
apa yang harus aku lakukan tanpa dirimu
canda dan tawa mu begitu terngiang dalam lubuk hatiku
teringat saat-saat kau ada di samping ku
kau menemani ku dengan penuh ke hangatan
menghilang rasa sedih dan sepi yang kurasakan
menghilangkan kegelisahann yang selalu menyelimuti hatiku
tapi kini kau telah pergi,entah apa yang bisa aku lakukan tanpamu
kau begitu indah,dan mungkin akan tetap indah selamanya.
aku akan setia menunggu mu di sini
hingga waktu yang akan mempertemuankan aku dan kamu
aku berdoa tak hentinya ku curah kan untukmu
agar kau bahagia di surga.....
walaupun air mata tak terhentikan ku teteskan untukmu
tapi ku yakin air mata ini air mata ketegaran
jangan pergi kekasih ku teriakan yang begitu hebat dalam hatiku.
meski kau tak ada tapi kenangan mu akan tetap ada
di lubuk hatiku selamanya
'' Andika Saputra ''
hatiku mulai tenang bila kau ada di sampingku
hatiku mulai rapuh bila kau tak ada di sampingku
apa yang harus aku lakukan tanpa dirimu
canda dan tawa mu begitu terngiang dalam lubuk hatiku
teringat saat-saat kau ada di samping ku
kau menemani ku dengan penuh ke hangatan
menghilang rasa sedih dan sepi yang kurasakan
menghilangkan kegelisahann yang selalu menyelimuti hatiku
tapi kini kau telah pergi,entah apa yang bisa aku lakukan tanpamu
kau begitu indah,dan mungkin akan tetap indah selamanya.
aku akan setia menunggu mu di sini
hingga waktu yang akan mempertemuankan aku dan kamu
aku berdoa tak hentinya ku curah kan untukmu
agar kau bahagia di surga.....
walaupun air mata tak terhentikan ku teteskan untukmu
tapi ku yakin air mata ini air mata ketegaran
jangan pergi kekasih ku teriakan yang begitu hebat dalam hatiku.
meski kau tak ada tapi kenangan mu akan tetap ada
di lubuk hatiku selamanya
'' Andika Saputra ''
Jangan Ganggu Kesetiaanku
Jangan hunuskan senyum manismu untkku.
sebab kutahu itu hanya bernilai semu.
Jangan hujamkan lirikan mata elangmu pdku.
Sebab kutau itu jg bernilai palsu.
Jangan pula kau lebarkan tawamu untkku.
Sba kutahu itu jg hanya basa basimu.
Jngn kawan,jangan tawarkn apApn pdku.
Sbb itu hnya kan sakiti org trkasihku.
Sedang aku,jikapun yg kau tawarkan brasal dr hatimu.
Maka tetap saja tak akan mau aku mnjdkan khdpan kasihku.
atas dirimu berlalulah dan biarkan
peradaban waktu menjawab semua maumu.
sebab kutahu itu hanya bernilai semu.
Jangan hujamkan lirikan mata elangmu pdku.
Sebab kutau itu jg bernilai palsu.
Jangan pula kau lebarkan tawamu untkku.
Sba kutahu itu jg hanya basa basimu.
Jngn kawan,jangan tawarkn apApn pdku.
Sbb itu hnya kan sakiti org trkasihku.
Sedang aku,jikapun yg kau tawarkan brasal dr hatimu.
Maka tetap saja tak akan mau aku mnjdkan khdpan kasihku.
atas dirimu berlalulah dan biarkan
peradaban waktu menjawab semua maumu.
Sebelum Aku Tertidur
harapan tentang Raisha…
saat mata ini akan aku pejamkan
aku akan mengingat senyummu
aku akan menyebut namamu
aku akan berdoa kepada Tuhan
semoga esok mata ini masih bisa terbuka
untuk menatap senyum indahmu
dan aku tak akan bicara kepadamu
tentang semua rasa ini
biarlah tetap aku jaga dalam hatiku
karena itu akan lebih baik
untuk senyum indahmu dan untuk mataku
saat aku telah memejamkan mataku
aku tetap mengingat senyummu
aku tetap menyebut namamu
aku tetap berdoa kepada Tuhan
semoga esok mata ini masih terbuka
untuk menatap senyum indahmu
dan aku tak akan bicara kepadamu
tentang semua cinta ini
biarlah tetap aku jaga dengan bisu bibirku
karena itu akan lebih baik
saat aku telah membuka mataku kembali
aku masih mengingat senyummu
aku masih menyebut namamu
aku masih berdoa kepada Tuhan
semoga esok saat mata ini terpejam untuk selamanya
aku akan tetap mengingat senyummu
aku akan tetap menyebut namamu
dan aku tak akan bicara kepadamu
tentang semua kegilaan ini
karena itu akan lebih baik
untuk menjaga rasa cinta ini
kepadamu…
KPC
saat mata ini akan aku pejamkan
aku akan mengingat senyummu
aku akan menyebut namamu
aku akan berdoa kepada Tuhan
semoga esok mata ini masih bisa terbuka
untuk menatap senyum indahmu
dan aku tak akan bicara kepadamu
tentang semua rasa ini
biarlah tetap aku jaga dalam hatiku
karena itu akan lebih baik
untuk senyum indahmu dan untuk mataku
saat aku telah memejamkan mataku
aku tetap mengingat senyummu
aku tetap menyebut namamu
aku tetap berdoa kepada Tuhan
semoga esok mata ini masih terbuka
untuk menatap senyum indahmu
dan aku tak akan bicara kepadamu
tentang semua cinta ini
biarlah tetap aku jaga dengan bisu bibirku
karena itu akan lebih baik
saat aku telah membuka mataku kembali
aku masih mengingat senyummu
aku masih menyebut namamu
aku masih berdoa kepada Tuhan
semoga esok saat mata ini terpejam untuk selamanya
aku akan tetap mengingat senyummu
aku akan tetap menyebut namamu
dan aku tak akan bicara kepadamu
tentang semua kegilaan ini
karena itu akan lebih baik
untuk menjaga rasa cinta ini
kepadamu…
KPC
Tentang Aku Kamu & Dia
Saat kututup mataku,
Terbersit keinginan untuk bawa kamu,
Jauh kedalam kehidupanku,
Saat kuyakinkan hati ini bahwa kamu mampu,
Bertahan dengan semua keadaanku saat ini,
Selalu ada sesuatu yang memaksa aku berfikir kembali,
Untuk melangkah lebih jauh sampai di Titik ini,
Aku harus menjawab…
Mengapa hatiku sering bimbang,
Jujur…
Dari dalam lubuk hatiku yang paling dalam aku katakan,
Aku sayang kamu...
Aku cinta Kamu...
Aku akan selalu rindu padamu,
Dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada padamu
Hingga buatlah kamu benci padaku
Karena perasaanku ini
Sosok Sahabat
Sahabat,
tak semua yang dekat bisa berlabelkannya sahabat,
ada kerinduan untuk selalu dapat bertemu dengan sosok sepertinya
Pernahkah kau temukan seseorang yang
senantiasa setia di sisimu
kala kau jatuh dan hilang asa.
Pernahkah kau dapati sesosok makhluk
yang selalu tahan mendengar kisahmu
kala angin membawa berita-berita busuk tentangmu.
Pernahkah handphone berdering di tengah malam,
hanya untuk sebuah kalimat pendek
“Apa Kabar Imanmu Malam ini ?”
Pernahkah kau tangkap butiran air mata
yang disembunyikan, sehabis doa panjang
yang padanya terselip namamu.
yaaaaaaaaaa....
Dialah sosok sahabat, dialah teman sejatimu...
tak semua yang dekat bisa berlabelkannya sahabat,
ada kerinduan untuk selalu dapat bertemu dengan sosok sepertinya
Pernahkah kau temukan seseorang yang
senantiasa setia di sisimu
kala kau jatuh dan hilang asa.
Pernahkah kau dapati sesosok makhluk
yang selalu tahan mendengar kisahmu
kala angin membawa berita-berita busuk tentangmu.
Pernahkah handphone berdering di tengah malam,
hanya untuk sebuah kalimat pendek
“Apa Kabar Imanmu Malam ini ?”
Pernahkah kau tangkap butiran air mata
yang disembunyikan, sehabis doa panjang
yang padanya terselip namamu.
yaaaaaaaaaa....
Dialah sosok sahabat, dialah teman sejatimu...
Sebelum Aku Tidur
harapan tentang Raisha…
saat mata ini akan aku pejamkan
aku akan mengingat senyummu
aku akan menyebut namamu
aku akan berdoa kepada Tuhan
semoga esok mata ini masih bisa terbuka
untuk menatap senyum indahmu
dan aku tak akan bicara kepadamu
tentang semua rasa ini
biarlah tetap aku jaga dalam hatiku
karena itu akan lebih baik
untuk senyum indahmu dan untuk mataku
saat aku telah memejamkan mataku
aku tetap mengingat senyummu
aku tetap menyebut namamu
aku tetap berdoa kepada Tuhan
semoga esok mata ini masih terbuka
untuk menatap senyum indahmu
dan aku tak akan bicara kepadamu
tentang semua cinta ini
biarlah tetap aku jaga dengan bisu bibirku
karena itu akan lebih baik
saat aku telah membuka mataku kembali
aku masih mengingat senyummu
aku masih menyebut namamu
aku masih berdoa kepada Tuhan
semoga esok saat mata ini terpejam untuk selamanya
aku akan tetap mengingat senyummu
aku akan tetap menyebut namamu
dan aku tak akan bicara kepadamu
tentang semua kegilaan ini
karena itu akan lebih baik
untuk menjaga rasa cinta ini
kepadamu…
saat mata ini akan aku pejamkan
aku akan mengingat senyummu
aku akan menyebut namamu
aku akan berdoa kepada Tuhan
semoga esok mata ini masih bisa terbuka
untuk menatap senyum indahmu
dan aku tak akan bicara kepadamu
tentang semua rasa ini
biarlah tetap aku jaga dalam hatiku
karena itu akan lebih baik
untuk senyum indahmu dan untuk mataku
saat aku telah memejamkan mataku
aku tetap mengingat senyummu
aku tetap menyebut namamu
aku tetap berdoa kepada Tuhan
semoga esok mata ini masih terbuka
untuk menatap senyum indahmu
dan aku tak akan bicara kepadamu
tentang semua cinta ini
biarlah tetap aku jaga dengan bisu bibirku
karena itu akan lebih baik
saat aku telah membuka mataku kembali
aku masih mengingat senyummu
aku masih menyebut namamu
aku masih berdoa kepada Tuhan
semoga esok saat mata ini terpejam untuk selamanya
aku akan tetap mengingat senyummu
aku akan tetap menyebut namamu
dan aku tak akan bicara kepadamu
tentang semua kegilaan ini
karena itu akan lebih baik
untuk menjaga rasa cinta ini
kepadamu…
Ajari Aku Cinta Untuk Tak Mengenalmu
Tolong jangan hukum aku cinta,
Aku sedang tak ingin mengenalmu,
Hatiku terluka karenamu,
Jiwa ini tercabik oleh rasamu,
Jauhi aku cinta...
Berilah ruang yang luas dalam jiwa,
Berilah sedikit celah-celah di balik rerimbunan semerbak bunga,
Aku ingin melihat di balik sana,
Ada apa lagi.. ada cerita yang bagaimana lagi,
Aku bahkan sangat lelah untuk terus mengenalnya,
Ajari aku cinta untuk mengenalmu bukan dari mata,
Ajari aku untuk mengenalmu dari jiwa,
Ajari aku mengenalmu atas seizin Allah maha kuasa,
Dan ajarilah aku cinta...
Bagaimana hati ini dapat memilihnya,
Pilihan Allah yang belum tentu indah di mata manusia,
Bayu: KPC
Aku sedang tak ingin mengenalmu,
Hatiku terluka karenamu,
Jiwa ini tercabik oleh rasamu,
Jauhi aku cinta...
Berilah ruang yang luas dalam jiwa,
Berilah sedikit celah-celah di balik rerimbunan semerbak bunga,
Aku ingin melihat di balik sana,
Ada apa lagi.. ada cerita yang bagaimana lagi,
Aku bahkan sangat lelah untuk terus mengenalnya,
Ajari aku cinta untuk mengenalmu bukan dari mata,
Ajari aku untuk mengenalmu dari jiwa,
Ajari aku mengenalmu atas seizin Allah maha kuasa,
Dan ajarilah aku cinta...
Bagaimana hati ini dapat memilihnya,
Pilihan Allah yang belum tentu indah di mata manusia,
Bayu: KPC
Puisi Garam Geram
Geram garamku terguyur hujan
Kencang angin tak imbang mentari bersinar
Geram garamku kosong airku
"Jarangan" penuh tak pernah mengalir
Tak ada air "Jokan"
Apalagi "Snitan"
Geram garamku gemuruh terus menggelegar
"Glinding" menganggur
"Kerokan" manyun
Tak ada yang perlu berputar
Air Tua dibalas Air Muda
Tak perlu "Meleram"
"Ngeleb" apalagi...
Geram garamku diamkan saja
Tak ada Air 20
Pun jua 25
Geram garamku
Aku pun geram...
Tak perlu mengutuk gelap sore langit
Tak Perlu mengutuk Tuhan
"Kumbang" dulu romantis
"Laut" pun selalu senyum manis
Kini...
"Barat" menyeringai
Aku tak perlu lagi geram
Geram garamku kian musnah di naungan Allahumma
Berharap kemarau datang sebelum imsak tahun depan
Agar kami masih bisa makan
Minum
Tidur
Bernaung
Berkumpul
Layaknya manusia
28 Oktober 2011
Aku tak perlu geram.....
Meski aku perlu garam.
Ali Amrullah
Kencang angin tak imbang mentari bersinar
Geram garamku kosong airku
"Jarangan" penuh tak pernah mengalir
Tak ada air "Jokan"
Apalagi "Snitan"
Geram garamku gemuruh terus menggelegar
"Glinding" menganggur
"Kerokan" manyun
Tak ada yang perlu berputar
Air Tua dibalas Air Muda
Tak perlu "Meleram"
"Ngeleb" apalagi...
Geram garamku diamkan saja
Tak ada Air 20
Pun jua 25
Geram garamku
Aku pun geram...
Tak perlu mengutuk gelap sore langit
Tak Perlu mengutuk Tuhan
"Kumbang" dulu romantis
"Laut" pun selalu senyum manis
Kini...
"Barat" menyeringai
Aku tak perlu lagi geram
Geram garamku kian musnah di naungan Allahumma
Berharap kemarau datang sebelum imsak tahun depan
Agar kami masih bisa makan
Minum
Tidur
Bernaung
Berkumpul
Layaknya manusia
28 Oktober 2011
Aku tak perlu geram.....
Meski aku perlu garam.
Ali Amrullah
Lelaki Dengan Sebatang Rokok
Dia sulut lagi sebatang,
entah sudah habis berapa batang yang ia bakar hari ini
setelah puas dgn sebatang, ia lanjutkan dengan batang baru
entah apa yang sedang ia tunggu
hidupnya layak nya tanpa tujuan
Setiap datang sang mentari,
ia sambut dengan sebatang.
pada sang rembulan
ia juga beri salam dengan sebatang
mungkin kalau paru-parunya bisa teriak
dia akan memaki sang tuan
sesak dengan kepulan asap
tapi dia hanya diam,
tatapanya sayup kedepan
harapannya seperti pudar
hidupnya seperti mati
LaLu,
Kenapa dia masih bertahan?
mungkinkah ada sepercik harapan
ato sepenggal keyakinan?
ya......
keyakinan,
mungkin itu yang ia punya
dalam karamnya mimpi.
semoga saja keyakinan itu benar,
entah sampai kapan TUHAN kan menjawab,
sepenggal keyakinan yang ia pegang
sampai saat ini
hari semakin malam,
purnamapun berselimut kabut
lelaki itu beranjak pergi menuju kegelapan
sosok tubuhnya hilang ditelan pekatnya malam
mungkin,
esok hari ia kan datang lagi
dengan sebatang rokok dimulutnya
seperti hari biasanya,
ia kan tersenyum pada sang mentari
dan akan pergi,
ketika hari semakin gelap.
Lelaki dengan sebatang RoKoK
begitu aku menyebutnya
teruslah bermimpi, dengan keyakinanmu
dan percayalah,
kelak dirimu kan seperti mentari,
meberi hangat kala pagi,
dan juga sang purnama
yang menyibak gelapnya malam
menerangi setiap langkah kaki...
kelak jika waktuku datang
kan kuiringi langkahmu...
entah sudah habis berapa batang yang ia bakar hari ini
setelah puas dgn sebatang, ia lanjutkan dengan batang baru
entah apa yang sedang ia tunggu
hidupnya layak nya tanpa tujuan
Setiap datang sang mentari,
ia sambut dengan sebatang.
pada sang rembulan
ia juga beri salam dengan sebatang
mungkin kalau paru-parunya bisa teriak
dia akan memaki sang tuan
sesak dengan kepulan asap
tapi dia hanya diam,
tatapanya sayup kedepan
harapannya seperti pudar
hidupnya seperti mati
LaLu,
Kenapa dia masih bertahan?
mungkinkah ada sepercik harapan
ato sepenggal keyakinan?
ya......
keyakinan,
mungkin itu yang ia punya
dalam karamnya mimpi.
semoga saja keyakinan itu benar,
entah sampai kapan TUHAN kan menjawab,
sepenggal keyakinan yang ia pegang
sampai saat ini
hari semakin malam,
purnamapun berselimut kabut
lelaki itu beranjak pergi menuju kegelapan
sosok tubuhnya hilang ditelan pekatnya malam
mungkin,
esok hari ia kan datang lagi
dengan sebatang rokok dimulutnya
seperti hari biasanya,
ia kan tersenyum pada sang mentari
dan akan pergi,
ketika hari semakin gelap.
Lelaki dengan sebatang RoKoK
begitu aku menyebutnya
teruslah bermimpi, dengan keyakinanmu
dan percayalah,
kelak dirimu kan seperti mentari,
meberi hangat kala pagi,
dan juga sang purnama
yang menyibak gelapnya malam
menerangi setiap langkah kaki...
kelak jika waktuku datang
kan kuiringi langkahmu...
Puisi Kehilangan - Air Mata
ku tel***angi hati yang nista ini
belenggu yang sangat kuat
mengikat erat,
ku coba tuk melepas belenggu itu,
tapi tiadalah suatu daya bagi ku
aq hanyalah jiwa yang lemah
aq ingin kembali,
tapi dari mana tempat ku berasal
terkadang tiada juga aku mengerti
Air Mata,
kenapa harus menetes?
apakah ada kesedihan?
dibalik manis senyum ini?
aku tak perlu menangis,
aku tak perlu bersedih,
karena,
aku dicipta bukan tuk menangis
ataupun bersedih
tetapi,
untuk ditempa,
pande dunia yang keras
disini aku bicara,
dengan hati tel***ang,
telah ku lepas semua,
hingga tiada sisa jerat
kan kusimpan Rinduku,
hingga menjadi samudra,
agar tak usai mimpi panjang ini
entah sampai kapan ku temukan tepi
ku kotori lagi lembar putih itu
dengan coretan SyaiR BerdaraH
entah berapa lama aku kan bertahan
bukan soal tuk dibicarakan,
tetapi,
tetesan Air Mata itu
tiada berhenti.
walau lelah,
jangan kau bosan tuk menyeka
ku panggil jiwa ku kembali
menyatu dan mengukir mimpi
karna selama ini
aku rasa hidup tanpa jiwa,
bagai binatang dalam rimba
gini pikiran ku kedodoran
dipermainkan rimbanya nafsu
bhatin ku capek,
melihat pertarunga nafsu
sejenak jangan kau pergi
temanilah aku disini
mengurai mimpi yang tiada pasti
menapaki jalan yang terjal mendaki
jadilah kamu senyum mentariku
jadilah kamu gemerlip Bintangku
dan
jadilah kamu purnama
dalam gelap malamku
agar tak usai mimpi panjang ini
"Air Mata......"
belenggu yang sangat kuat
mengikat erat,
ku coba tuk melepas belenggu itu,
tapi tiadalah suatu daya bagi ku
aq hanyalah jiwa yang lemah
aq ingin kembali,
tapi dari mana tempat ku berasal
terkadang tiada juga aku mengerti
Air Mata,
kenapa harus menetes?
apakah ada kesedihan?
dibalik manis senyum ini?
aku tak perlu menangis,
aku tak perlu bersedih,
karena,
aku dicipta bukan tuk menangis
ataupun bersedih
tetapi,
untuk ditempa,
pande dunia yang keras
disini aku bicara,
dengan hati tel***ang,
telah ku lepas semua,
hingga tiada sisa jerat
kan kusimpan Rinduku,
hingga menjadi samudra,
agar tak usai mimpi panjang ini
entah sampai kapan ku temukan tepi
ku kotori lagi lembar putih itu
dengan coretan SyaiR BerdaraH
entah berapa lama aku kan bertahan
bukan soal tuk dibicarakan,
tetapi,
tetesan Air Mata itu
tiada berhenti.
walau lelah,
jangan kau bosan tuk menyeka
ku panggil jiwa ku kembali
menyatu dan mengukir mimpi
karna selama ini
aku rasa hidup tanpa jiwa,
bagai binatang dalam rimba
gini pikiran ku kedodoran
dipermainkan rimbanya nafsu
bhatin ku capek,
melihat pertarunga nafsu
sejenak jangan kau pergi
temanilah aku disini
mengurai mimpi yang tiada pasti
menapaki jalan yang terjal mendaki
jadilah kamu senyum mentariku
jadilah kamu gemerlip Bintangku
dan
jadilah kamu purnama
dalam gelap malamku
agar tak usai mimpi panjang ini
"Air Mata......"
Marijuana
Marijuana
aku gulung kau
hingga terwujud "Mariyuana"
Marijuana,
Aku sulutkan api diujungmu
ku hisap perlahan
hingga datang nikmat
tak tertahankan
Marijuana,
Kau tangguhkan beban hidup
dalam buaian canda dan tawa
Marijuana,
Buailah aku dalam nikmatmu
Hapuslah dia dari hidupku
Marijuana,
Berilah kebebasan dalam hidup kaummu
Marijuana,
maafkanlah mereka yang tak tau apa
memfitnahmu, sekejam mereka mencabik ku
sedang yang ku tau,
dirimu tenang dalam
bara api kebisuan
Marijuana,
Datanglah kemari, dekaplah disisi
Bawa aku terbang kembali
melukis indah pelangi
dalam kubangan canda dan tawa
Marijuana,
kini batang-batang mu sudah sedia
menungguku tuk membakarnya kembali
Dalam Sebatang Marijuana
Telah ku rengguk kenikmatan
dalam lantangnya Canda
Dalam Sebatang Marijuana,
Ku tangguhkan beban hiDup
Dalam Sebatang Marijuana,
Ku ukir tawa yang LanTang
Dalam Sebatang Marijuana,
RasTa HiduPpun ku TerJang
Dalam Sebatang Marijuana,
Dalam Sebatang "GanJa"
aku gulung kau
hingga terwujud "Mariyuana"
Marijuana,
Aku sulutkan api diujungmu
ku hisap perlahan
hingga datang nikmat
tak tertahankan
Marijuana,
Kau tangguhkan beban hidup
dalam buaian canda dan tawa
Marijuana,
Buailah aku dalam nikmatmu
Hapuslah dia dari hidupku
Marijuana,
Berilah kebebasan dalam hidup kaummu
Marijuana,
maafkanlah mereka yang tak tau apa
memfitnahmu, sekejam mereka mencabik ku
sedang yang ku tau,
dirimu tenang dalam
bara api kebisuan
Marijuana,
Datanglah kemari, dekaplah disisi
Bawa aku terbang kembali
melukis indah pelangi
dalam kubangan canda dan tawa
Marijuana,
kini batang-batang mu sudah sedia
menungguku tuk membakarnya kembali
Dalam Sebatang Marijuana
Telah ku rengguk kenikmatan
dalam lantangnya Canda
Dalam Sebatang Marijuana,
Ku tangguhkan beban hiDup
Dalam Sebatang Marijuana,
Ku ukir tawa yang LanTang
Dalam Sebatang Marijuana,
RasTa HiduPpun ku TerJang
Dalam Sebatang Marijuana,
Dalam Sebatang "GanJa"
Puisi Jatuh Cinta - Cinta Tanpa Rencana
Saat aku ada di dekatmu
Rasa nyaman hinggap di benakku
Saat aku sendiri dan butuh teman berbagi
Sosok dirimu yang kucari
Pertamanya ku tak menyangka
Ku anggap dirimu hanya teman saja
Kupikir rasa ini hanya sekedar kekaguman sosokmu semata
Ternyata semua ini adalah cinta
Terbersit gundah saat kusadari
Bahwa semua rasa ini tak biasa
Ingin kumenyatakannya
Namun kutakut merusak rasa yang sudah terbiasa ada
Bukan di diriku… Tapi di dirimu…
Rasa nyaman hinggap di benakku
Saat aku sendiri dan butuh teman berbagi
Sosok dirimu yang kucari
Pertamanya ku tak menyangka
Ku anggap dirimu hanya teman saja
Kupikir rasa ini hanya sekedar kekaguman sosokmu semata
Ternyata semua ini adalah cinta
Terbersit gundah saat kusadari
Bahwa semua rasa ini tak biasa
Ingin kumenyatakannya
Namun kutakut merusak rasa yang sudah terbiasa ada
Bukan di diriku… Tapi di dirimu…
Puisi Jatuh Cinta - Aku Memilihmu
Aku memilihmu…
Untuk menemani di kala siang tak bermentari
Saat malam tak berbintang
Agar dapat terangiku dengan senyuman
Aku memilihmu…
Saat terik sinar menyengat dan membakar
Ketika bulan sabit atau purnama
Untuk temaniku menyusuri dunia
Aku memilihmu…
Dengan hati yang tak memilih waktu
Sepenuh cinta tanpa masa
Semenjak harap masih mendengung hampa
Untuk menemani di kala siang tak bermentari
Saat malam tak berbintang
Agar dapat terangiku dengan senyuman
Aku memilihmu…
Saat terik sinar menyengat dan membakar
Ketika bulan sabit atau purnama
Untuk temaniku menyusuri dunia
Aku memilihmu…
Dengan hati yang tak memilih waktu
Sepenuh cinta tanpa masa
Semenjak harap masih mendengung hampa
Puisi Jatuh Cinta - Aku Kini dan Jika
seperti apa yang telah hujan janjikan padaku.
seperti apa yang telah awan simpankan untukku.
seperti apa yang telah gugusan gunung jagakan untukku.
kini kudapati sebuah jiwa yang dulu tak pernah bernyawa.
kini kudekap sebentuk hati yang dulu hampa.
aku mencintainya bukan dengan separuh asaku.
melainkan dengan separuh nyawaku.
aku menyayanginya bukan dengan separuh rinduku.
melainkan dengan separuh otakku.
aku menyanjungnya bukan dengan separuh naluriku.
melainkan dengan separuh ragaku.
dan kini.
jikalau ia akan berlari jauh.
jikalau ia telah penat dengan segala yang ia berikan padaku.
ia curahkan untukku.
mungkin ia akan membawa.
separuh nyawaku.
separuh otakku.
dan, separuh ragaku.
dan jika ia telah benar-benar menghilang.
ia akan menjadi dongeng yang akan kuceritakan.
pada bintang yang selalu gantikan ia menjagaku terlelap.
pada angin yang gantikan ia membelaiku dimalam.
dan pada gugusan gunung yang selalu tegap berdiri.
melihatku dan nya mengukir senyum.
merajut sayang.
menggumpal cinta.
dihadapnya.
didepannya.
seperti apa yang telah awan simpankan untukku.
seperti apa yang telah gugusan gunung jagakan untukku.
kini kudapati sebuah jiwa yang dulu tak pernah bernyawa.
kini kudekap sebentuk hati yang dulu hampa.
aku mencintainya bukan dengan separuh asaku.
melainkan dengan separuh nyawaku.
aku menyayanginya bukan dengan separuh rinduku.
melainkan dengan separuh otakku.
aku menyanjungnya bukan dengan separuh naluriku.
melainkan dengan separuh ragaku.
dan kini.
jikalau ia akan berlari jauh.
jikalau ia telah penat dengan segala yang ia berikan padaku.
ia curahkan untukku.
mungkin ia akan membawa.
separuh nyawaku.
separuh otakku.
dan, separuh ragaku.
dan jika ia telah benar-benar menghilang.
ia akan menjadi dongeng yang akan kuceritakan.
pada bintang yang selalu gantikan ia menjagaku terlelap.
pada angin yang gantikan ia membelaiku dimalam.
dan pada gugusan gunung yang selalu tegap berdiri.
melihatku dan nya mengukir senyum.
merajut sayang.
menggumpal cinta.
dihadapnya.
didepannya.
Puisi Patah Hati - Rasa ini Tak Pernah Mati
Hati yang pernah singgah
Rasa cinta yang dulu pernah ada
Mungkin takkan bisa hilang
Hingga terkubur jauh direlung jiwa
Rasa sakit inipun takkan pernah mati
Karna kalian tega mengkhianati
Kasih yang slama ini aku beri
Bahkan oleh kakakku sendiri
Mulai kini putus sudah ikatan kita
Takkan lagi ada rangkaian cerita
Terbersik diri ini ’tuk melihat wajahmu kini tak pernah ada
Karna kalian tlah tega
Menusukku dari belakang hingga tembus tepat didada
Tuhan! Semoga apa yang kurasa mereka juga merasakannya
Lebih dari sakit yang kurasa
Karena mereka tega menyakiti hatiku seperti ini
Luka yang mereka ukir
Tlah menggores luka dihidupku slama ini
Rasa cinta yang dulu pernah ada
Mungkin takkan bisa hilang
Hingga terkubur jauh direlung jiwa
Rasa sakit inipun takkan pernah mati
Karna kalian tega mengkhianati
Kasih yang slama ini aku beri
Bahkan oleh kakakku sendiri
Mulai kini putus sudah ikatan kita
Takkan lagi ada rangkaian cerita
Terbersik diri ini ’tuk melihat wajahmu kini tak pernah ada
Karna kalian tlah tega
Menusukku dari belakang hingga tembus tepat didada
Tuhan! Semoga apa yang kurasa mereka juga merasakannya
Lebih dari sakit yang kurasa
Karena mereka tega menyakiti hatiku seperti ini
Luka yang mereka ukir
Tlah menggores luka dihidupku slama ini